Gangguan Pendengaran pada Anak
Gangguan pendengaran relatif sering terjadi pada anak-anak.
- Sekitar 1 dari 1000 anak mengalami gangguan pendengaran yang berat saat lahir
- Sekitar 4 dari 1000 anak dengan pendengaran yang normal saat lahir mengalami gangguan pendengaran sebelum mencapai usia dewasa
- Sekitar 55 dari 1000 anak mengalami gangguan pendengaran (ringan, sedang, atau berat) pada salah satu telinga
Jika gangguan pendengaran pada anak tidak dikenali dan segera diatasi, maka keadaan dapat mengganggu kemampuan anak dalam berbicara dan berkomunikasi. Gangguan ini bisa menyebabkan anak mendapat kesulitan di sekolah, ejekan dari teman-teman, isolasi sosial, dan gangguan emosi.
Penyebab Gangguan pendengaran pada anak
Penyebab Gangguan Pendengaran pada Anak
Faktor genetik adalah penyebab paling sering terjadinya gangguan pendengaran pada bayi baru lahir. Infeksi telinga dan penumpukan kotoran telinga adalah penyebab paling sering gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak yang lebih besar.
Anak-anak yang lebih besar juga bisa mengalami gangguan pendengaran akibat:
- Cedera kepala, misalnya luka berat pada kepala dengan retak pada tulang kepala atau hilang kesadaran
- Kebiasaan mendengar suara keras (termasuk musik keras)
- Penggunaan obat-obat tertentu, seperi antibiotik golongan aminoglikosida (misalnya gentamisin) dan diuretik thiazid
- Infeksi virus tertentu (misalnya mumps)
- Tumor atau cedera yang merusak saraf pendengaran
- Lubang pada gendang telinga akibat infeksi atau trauma, misalnya oleh benda asing yang masuk jauh ke dalam telinga
- Gangguan autoimun (jarang)
Faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran pada bayi baru lahir:
- Berat badan lahir rendah (terutama kurang dari 1.5kg)
- Angka APGAR yang rendah (<5 pada menit pertama atau <7 pada menit ke-5)
- Kadar oksigen di dalam darah yang rendah atau kejang akibat kesulitan saat melahirkan
- Infeksi rubella, sifilis, herpes, cytomegalovirus, atau toksoplasma sebelum lahir
- Ketidaknormalan tulang kepala atau wajah, khususnya yang berhubungan dengan bagian luar telinga dan saluran telinga
- Tingginya kadar bilirubin di dalam darah
- Meningitis bakteri
- Infeksi pembuluh darah (sepsis)
- Menggunakan ventilator dalam waktu yang terlalu lama
- Obat-obat tertentu, misalnya antibiotik golongan aminoglikosida dan diuretik thiazid
- Riwayat gangguan pendengaran di usia awal pada orangtua atau anggota keluarga lainnya
Gejala Gangguan pendengaran pada anak
Gejala Gangguan Pendengaran pada Anak
Gangguan pendengaran pada anak perlu dicurigai jika anak tidak berespon pada suara atau jika anak mengalami kesulitan dalam berbicara atau terlambat berbicara.
Gangguan pendengaran yang tidak terlalu berat bisa kurang jelas terlihat dan bisa membuat tindakan anak seringkali disalahartikan oleh orang tua atau orang lain di sekitarnya, seperti:
- Mengabaikan orang yang berbicara padanya, tetapi tidak selalu
- Bisa berbicara dan mendengar dengan baik dirumah, tetapi tidak demikian halnya saat di sekolah (ada gangguan pendengaran ringan atau sedang yang bisa menyebabkan masalah hanya saat anak berada ditengah-tengah kebisingan, misalnya saat di ruang kelas)
Umumnya, jika anak bisa beraktivitas dengan baik pada situasi tertentu, tetapi tampak mengalami kesulitan dalam belajar, berbicara, beraktivitas, atau bersosialisasi pada situasi lainnya, maka anak tersebut mungkin perlu diperiksa apakah mengalami gangguan pendengaran.
Diagnosis Gangguan pendengaran pada anak
Diagnosis Gangguan Pendengaran pada Anak
Karena pendengaran memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, maka banyak dokter yang menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap gangguan pendengaran pada semua bayi baru lahir pada usia 3 bulan.
Bayi baru lahir biasanya menjalani pemeriksaan dalam dua tahap.
Tes Pendengaran Bayi
Sumber gambar: parenting.firstcry.com
Pertama, anak diperiksa untuk melihat echo yang dihasilkan oleh telinga sehat sebagai respon terhadap bunyi klik pelan yang dibuat oleh alat (evoked otoacoustic emissions). Jika pemeriksaan ini menghasilkan keraguan pada pendengaran anak, maka perlu dilakukan pemeriksaan kedua untuk mengukur sinyal elektrik dari otak sebagai respon terhadap suara (pemeriksaan ABR - auditory brain stem response). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya dilakukan saat anak sedang tidur.
Pemeriksaan ABR bisa dilakukan pada anak di segala usia. Jika didapatkan hasil pemeriksaan ABR yang abnormal, maka pemeriksaan ini perlu diulang 1 bulan kemudian. Dan jika tetap terdeteksi adanya gangguan pendengaran, maka anak perlu diberikan alat bantu pendengaran dan mungkin lebih baik jika anak ditempatkan pada situasi pendidikan yang memperhatikan anak-anak dengan gangguan pendengaran.
Pada anak-anak yang lebih besar, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan pendengaran:
- memberikan serangkaian pertanyaan pada anak untuk mendeteksi apakah ada keterlambatan perkembangan normal atau untuk menilai perkembangan bahasa dan berbicara anak
- memeriksa apakah terdapat kelainan pada telinga
- untuk anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun, bisa dilakukan pemeriksaan dengan melihat respon anak terhadap berbagai suara
- pemeriksaan respon gendang telinga terhadap berbagai frekuensi suara (timpanometri)
- untuk anak-anak yang berusia 2 tahun ke atas, anak bisa diminta untuk mengikuti perintah-perintah sederhana, yang biasanya bisa menunjukkan apakah anak mendengar dan mengerti apa yang dikatakan atau melihat respons mereka terhadap suara yang diberikan melalui earphone
Penanganan Gangguan pendengaran pada anak
Penanganan Gangguan Pendengaran pada Anak
Beberapa penyebab gangguan pendengaran bisa diobati, sehingga mengembalikan fungsi pendengaran, misalnya kotoran telinga bisa diambil atau dilarutkan dengan obat tetes telinga dan cholesteatoma bisa diangkat melalui pembedahan.
Alat Bantu Dengar untuk Anak dengan Gangguan Pendengaran
Sumber gambar: msdmanuals.com
Pada kebanyakan kasus, gangguan pendengaran pada anak tidak dapat dipulihkan, dan terapi biasanya berupa pemberian alat bantu pendengaran untuk sebisa mungkin mengkompensasi gangguan yang ada.
Anak-anak dengan gangguan pendengaran ringan atau sedang pada satu telinga biasanya membutuhkan sistem radio FM yang mentransmisikan suara langsung ke alat bantu dengar atau pengeras suara.
Implant koklea (alat yang dipasang di telinga bagian dalam untuk menstimulasi saraf pendengaran dengan arus elektrik sebagai respon terhadap suara) digunakan untuk sebagian besar anak dengan gangguan pendengaran yang berat.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- R, Robert J. Hearing Impairment in Children. Merck Manual Handbook. 2009.
Diperbarui 8 September 2023