Schistosomiasis
Schistosomiasis (bilharziasis) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih, yaitu schistosoma.
Schistosomiasis banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama pada sosial ekonomi rendah yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang bersih dan sanitasi yang memadai.
Diperkirakan setidaknya 90% dari penderita schistosomiasis yang memerlukan pengobatan tinggal di Afrika.
Penyebab Schistosomiasis
Penyebab Schistosomiasis
Schistosomiasis mempengaruhi lebih dari 200 juta orang di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Infeksi ini disebabkan oleh cacing pipih schistosoma.
Schistosomiasis terjadi akibat berenang, mandi, atau menyeberangi air tawar yang terkontaminasi parasit. Schistosoma berkembang biak di dalam keong air tertentu, dan kemudian dilepaskan ke dalam air. Jika schistosoma mengenai kulit seseorang, maka parasit ini akan masuk ke dalam kulit dan bergerak melalui aliran darah menuju ke paru-paru. Parasit ini kemudian akan berkembang menjadi cacing dewasa dan masuk ke aliran darah menuju tempat terakhir, yaitu ke dalam pembuluh darah kecil di kandung kemih atau usus. Beberapa telur cacing bisa ikut keluar bersama kotoran (tinja) atau air kencing. Jika kotoran atau air kencing penderita masuk ke air tawar, maka telur-telur parasit tersebut akan menetas dan memasuki keong air untuk mulai siklusnya kembali.
Semua jenis schistosomiasis juga bisa mempengaruhi organ-organ tubuh lainnya, seperti paru-paru, medula spinalis, dan otak. Telur parasit yang mencapai paru-paru bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan tekanan darah di pembuluh darah arteri di paru-paru (hipertensi pulmoner).
Sumber : https://www.cdc.gov
Gejala Schistosomiasis
Gejala Schistosomiasis
Timbul ruam kulit yang gatal saat pertama kali parasit memasuki kulit. Selanjutnya, bisa terjadi demam, menggigil, nyeri otot, kelemahan, rasa tidak enak badan, mual, dan nyeri perut. Kelenjar getah bening bisa membesar sementara, kemudian normal kembali. Kumpulan gejala akhir ini disebut Demam Katayama.
Gejala-gejala lain yang muncul tergantung dari organ yang terkena :
- Jika infeksi kronis mengenai pembuluh darah usus, maka dapat terjadi rasa nyeri, tidak enak, dan perdarah pada perut (yang terlihat melalui tinja). Perdarahan ini dapat menyebabkan terjadinya anemia.
- Jika infeksi mengenai hati dan terjadi peningkatan tekanan di vena porta, maka dapat terjadi pembesaran hati dan limpa, serta muntah darah.
- Jika infeksi kronis mengenai kandung kemih, maka akan timbul rasa nyeri, keluar air kencing yang berdarah, peningkatan frekuensi berkemih, serta peningkatan risiko terjadi kanker kandung kemih.
- Jika infeksi kronis mengenai saluran kencing, maka akan terjadi peradangan dan pada akhirnya pembentukan jaringan parut yang dapat menyumbat ureter.
- Jika infeksi kronis mengenai otak atau medula spinalis (jarang terjadi), maka dapat terjadi kejang atau kelemahan otot.
Diagnosis Schistosomiasis
Diagnosis Schistosomiasis
Wisatawan dan imigran dari daerah-daerah yang sering ditemukan schistosomiasis harus ditanyakan apakah mereka pernah berenang atau menyeberang di air tawar. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan analasis tinja dan urinalisa ditemukan adanya telur parasit. Biasanya, diperlukan beberapa contoh sediaan untuk pemeriksaan ini.
Adakalanya, dilakukan pemeriksaan biopsi usus atau kandung kemih untuk menilai secara mikroskopis apakah ditemukannya telur dari parasit ini. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untuk menentukan apakah seseorang telah terinfeksi. USG dapat dilakukan untuk memantau tingkat keparahan penyakit pada saluran kemih atau hati.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah non-endemik atau dengan tingkat penularan rendah, pemeriksaan serologis dan imunologi mungkin berguna untuk menilai apakah terpapar terhadap infeksi dan perlunya pemeriksaan menyeluruh .
Penanganan Schistosomiasis
Pengobatan Schistosomiasis
Pengobatan yang dianjurkan untuk schistosomiasis adalah praziquantel anthelmintik
Regimen dosis bervariasi, 40 mg/kg diberikan sebagai dosis tunggal atau 20 mg/kg setiap 4-6 jam untuk tiga dosis Praziquantel
Dalam dosis ini efektif membunuh cacing dewasa dan mencegah pelepasan telur dan berkembangnya lesi urogenital baru. Karena obat ini efektif melawan cacing dewasa, pengobatan paling baik dimulai setidaknya 4-6 minggu setelah paparan
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Schistosomiasis
Schistosomiasis paling baik dicegah dengan cara tidak berenang, mandi, atau menyebrang di air tawar pada daerah-daerah endemis schistosoma.
Referensi
Referensi
- P, Richard D. Schistosomiasis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
- www.who.int
- www.ncbi.nlm.nih.gov
]DIperbarui 6 September 2023