Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)

Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Sel punca atau sel induk (Stem cell) adalah sel yang tidak spesifik yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel lainnya dan kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri (regenerasi).

Kemampuan sel untuk berdiferensiasi merupakan potensi sel punca untuk dapat berkembang menjadi sel-sel jenis lainnya, misalnya sel darah, sel kulit, sel saraf, dan sel otot. Regenerasi pada sel punca merupakan suatu kemampuan untuk membelah dan menghasilkan lebih banyak sel-sel punca. Sel-sel ini kemudian akan terus membelah, menjadi sel-sel yang lebih spesifik, sampai akhirnya menjadi sel yang hanya dapat berkembang menjadi satu jenis sel tertentu saja.

Para peneliti berharap dapat menggunakan sel punca untuk memperbaiki atau menggantikan sel-sel atau jaringan yang rusak. Transplantasi sel punca dapat digunakan sebagai pengobatan kelainan darah, misalnya leukemia, anemia aplastik, thalasemia, anemia sel sabit, dan beberapa kelainan imunodefisiensi. Sel punca jenis tertentu juga dapat digunakan untuk transplantasi pada orang-orang dengan kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker. Transplantasi sel punca diharapkan suatu hari nanti akan berguna untuk mengobati berbagai penyakit, seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, dimana sel-sel punca yang ditransplantasi dapat menjadi sel-sel otak.

Sel punca dapat berasal dari sel orang itu sendiri atau dari donor. Jika sel punca diambil dari orang itu sendiri, maka sel-sel tersebut harus diambil sebelum dilakukan kemoterapi atau terapi radiasi karena tindakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada sel punca. Sel punca akan dimasukkan kembali pada tubuh orang tersebut setelah pengobatan selesai.

Sel punca untuk sel darah bisa diperoleh dari sumsum tulang atau dari darah. Pencangkokkan sumsum tulang adalah salah satu jenis pencangkokkan sel punca, karena sumsum tulang mengandung sel punca yang menghasilkan lebih banyak sel darah.

Untuk transplantasi sumsum tulang, pendonor akan diberikan anestesi (bius) umum terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan sumsum tulang dari tulang pinggul donor.  

Terkadang sel punca orang dewasa diambil dari dalam darah. Pertama-tama seorang donor akan diberikan obat yang membuat sumsum tulang melepaskan sel-sel punca lebih banyak ke dalam aliran darah. Kemudian darah akan diambil dan dialirkan ke sebuah mesin yang akan memisahkan sel-sel punca. Biasanya diperlukan 6 kali 2-4 jam pertemuan dengan periode 1-2 minggu untuk mendapatkan sel punca yang cukup. Sel-sel tersebut kemudian dapat disimpan dengan dibekukan untuk dipakai jika diperlukan kemudian.

Sel punca yang diperoleh kemudian disuntikkan ke pembuluh darah resipien (penerima). Sel-sel punca yang telah masuk ke tubuh resipien akan bermigrasi dan mulai bermultiplikasi pada tulang dan menghasilkan sel-sel darah.

Transplantasi sel punca pada pasien-pasien post kemoterapi atau terapi radiasi memiliki risiko untuk terjadinya infeksi. Hal ini disebabkan oleh sel-sel darah putih yang rusak atau berkurang jumlahnya akibat kemoterapi atau terapi radiasi. Dengan demikian, risiko terjadinya infeksi sangat tinggi, terutama pada 2-3 minggu pertama sesudah transplantasi, sampai sel-sel punca yang didonorkan dapat menghasilkan sel-sel darah putih yang cukup untuk mencegah infeksi.

Risiko lain yang dapat terjadi adalah graft versus host disease. Hal ini terjadi karena sumsum tulang baru yang berasal dari donor bisa menghasilkan sel-sel yang dapat menyerang sel-sel resipien.

Risiko terjadinya infeksi dapat dikurangi dengan menempatkan resipien pada ruangan isolasi untuk periode waktu tertentu, sampai sel-sel yang ditransplantasikan dapat menghasilkan sel-sel darah putih. Setiap orang yang akan memasuki ruang isolasi harung menggunakan masker dan baju khusus, serta telah mencuci tangan dengan cermat terlebih dahulu. Antibodi dari darah donor dapat diberikan pada resipien untuk membantu melindungi terhadap infeksi. Faktor-faktor pertumbuhan, yang dapat menstimulasi produksi sel-sel darah, dapat membantu untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi dan graft versus host disease.

Resipien (penerima) transplantasi sel punca biasanya perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama 1-2 bulan, Setelah meninggalkan rumah sakit, resipien juga perlu untuk memeriksakan dirinya secara teratur. Kebanyakan penderita memerlukan waktu minimal 1 tahun untuk dapat pulih kembali.

Apa Itu Sel Punca (Stem Cell)?

Sel punca adalah sel yang belum berdiferensiasi yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi satu dari sekitar 200 jenis sel di dalam tubuh, meliputi sel darah, sel saraf, sel otot, dan sel kulit. Sebagian sel punca dapat dipicu untuk berkembang menjadi sel jenis apa pun di dalam tubuh. Sel-sel punca lainnya telah berdiferensiasi sebagian sehingga hanya dapat berkembang menjadi suatu jenis sel tertentu saja, misalnya sel saraf. Sel-sel punca membelah, menghasilkan lebih banyak sel-sel punca, sampai kemudian sel-sel ini dipicu untuk berkembang menjadi suatu sel yang lebih spesifik. Sel-sel ini akan terus membelah, menjadi semakin spesifik, hingga pada akhirnya sel-sel ini hanya dapat berkembang menjadi satu jenis sel tertentu saja. 

Para peneliti berharap untuk dapat menggunakan sel-sel punca untuk memperbaiki atau menggantikan sel-sel atau jaringan yang rusak atau hancur. Para peneliti juga sejauh ini telah mampu untuk memperoleh sel-sel punca dari berbagai sumber :

Embrio : pada pembuahan in vitro, sperma dan beberapa sel telur ditempatkan pada media kultur. Sperma kemudian membuahi sel telur dan menyebabkan terjadinya pembelahan sel, sehingga terbentuk embrio. Embrio-embrio yang paling baik akan diambil dan ditempatkan pada rahim wanita. Embrio-embrio sisanya akan dibuang atau dibekukan untuk dipakai jika diperlukan kemudian. Sel punca dapat diperoleh dari embrio yang tidak digunakan. Tetapi karena embrio yang tidak digunakan kehilangan kemampuan untuk berkembang menjadi manusia utuh, maka penggunaan sel-sel punca dari embrio masih kontroversial. Para peneliti berpendapat bahwa sel-sel punca ini paling berpotensi untuk menghasilkan berbagai jenis sel dan untuk bertahan setelah dilakukan transplantasi. 

Janin : embrio setelah 8 minggu pembentukan disebut janin. Sel punca bisa diperoleh dari janin yang keguguran atau diaborsi.

Tali pusat : sel punca bisa diperoleh dari darah pada tali pusat atau plasenta setelah seorang bayi dilahirkan. Sel punca ini hanya bisa menghasilkan sel-sel darah dan telah digunakan untuk transplantasi pada beberapa tahun terakhir.

Anak dan dewasa : sumsum tulang dan darah pada anak dan orang dewasa mengandung sel punca. Sel punca ini hanya bisa menghasilkan sel-sel darah. Sel-sel ini paling sering digunakan untuk transplantasi.


Referensi

Referensi:

  • H Martin, et al. Stem Cell Transplantation. Merck Manual. 2008. 
  • Preeti GK. What Are Stem Cells? ProQuest. 2004.

Diperbarui 5 September 2023