Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) disebabkan oleh infeksi virus yang muncul dengan gejala-gejala seperti flu serta sesak nafas, yang kadangkala memberat dan bisa berakibat fatal.
Sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pertama kali dideteksi di Guangdong provinsi Cina pada akhir 2002. Virus SARS menjangkiti seluruh dunia, menghasilkan hampir 8.500 kasus di 29 negara. Penyebaran ke beberapa negara disebabkan oleh perjalanan internasional. Secara keseluruhan, sekitar 10% orang penderita SARS meninggal dunia, meskipun resiko kematian bervariasi sesuai dengan usia dan akses ke perawatan medis tingkat lanjut.
Penyebab Severe acute respiratory syndrome
Penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari coronavirus. Coronavirus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang. SARS menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan dengan menghirup tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Penyakit juga bisa menyebar akibat terkena ludah orang yang terkena dan kemudian memegang hidung, mulut, atau mata. Kebanyakan yang tertular adalah orang yang berhubungan dekat dengan orang yang terkena, misalnya : perawat kesehatan, anggota keluarga, atau orang yang berada di sekitar penderita ketika duduk di pesawat atau tempat tidur di rumah sakit.
Meskipun begitu, beberapa orang yang menderita SARS bisa belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular, dan banyak orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular tidak terkena. Virus juga terdapat di tinja, dan beberapa orang tampak telah tertular setelah terkena langsung dengan persediaan air yang tercemari oleh kotoran.
Gejala Severe acute respiratory syndrome
Gejala Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Gejala-gejala dimulai sekitar 2 sampai 10 hari setelah terkena virus. Gejala bisa berupa demam, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, hidung meler dan sakit tenggorokan yang tidak biasa. Sekitar 3 sampai 7 hari kemudian, bisa muncul batuk kering dan sesak nafas.
Kebanyakan penderita sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Meskipun begitu, sekitar 10-20% penderita mengalami sesak nafas akut, hingga menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah. Sekitar setengah penderita membutuhkan alat bantu nafas dan sekitar 10% orang yang tertular akan meninggal. Kematian disebabkan oleh adanya kesulitan bernafas.
Diagnosis Severe acute respiratory syndrome
Diagnosis Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
SARS dicurigai hanya jika orang yang sudah terpapar dengan orang yang tertular mengalami demam disertai batuk atau sesak nafas. Orang bisa terkena jika dalam 10 hari ke belakang, mereka melakukan perjalanan ke daerah dimana SARS akhir-akhir ini dilaporkan atau telah berhubungan tatap muka dengan orang yang menderita SARS.
Jika seorang dokter mencurigai SARS, biasanya dilakukan pemeriksaan foto sinar-X dada. Contoh sekret hidung dan tenggorokan, serta dahak penderita diambil untuk memeriksa penyebabnya. Selain itu dilakukan pemeriksaan darah terhadap infeksi SARS ketika infeksi pertama kali dikenali dan diulang lagi setelah 3 minggu kemudian. Karena SARS adalah penyakit menular yang baru dikenali, maka departemen kesehatan harus diberitahu jika kemungkinan terdapat kasus.
Penanganan Severe acute respiratory syndrome
Pengobatan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Pengobatan SARS dilakukan dengan pemberian obat-obat anti virus. Meskipun, pengobatan ini belum cukup bukti untuk mengatasi penyakit ini. Virus dapat hilang dengan cepat.
Pada penderita yang mengalami gejala ringan tidak memerlukan pengobatan khusus. Pemberian oksigen tambahan tergantung dari ringan beratnya keluhan yang dialami penderita. Jika mengalami sesak nafas yang ringan, dapat diberikan oksigen melalui selang atau sungkup, tetapi jika mengalami sesak yang berat oksigen diberikan melalui ventilasi mekanik menggunakan alat yaitu ventilator.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Penggunaan masker dianjurkan untuk orang yang berhubungan langsung dengan orang yang menderita SARS. Orang yang terpapar penderita SARS (misalnya anggota keluarga, staff penerbangan, atau perawat kesehatan) harus waspada terhadap gejala-gejala infeksi. Jika tidak terdapat gejala, mereka bisa melakukan pekerjaan, sekolah, dan kegiatan lainnya seperti biasa. Tetapi, jika muncul demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, atau kesulitan bernafas, mereka harus menghindari kontak dengan orang lain dan segera memeriksakan diri.
Jika seseorang diduga menderita SARS, maka orang tersebut harus diisolasi di ruangan dengan sistem ventilasi yang dapat membatasi penyebaran mikroorganisme di udara. Jika setelah 72 jam isolasi tidak ditemukan peningkatan gejala yang menunjukkan SARS, maka orang tersebut biasanya dapat bebas melanjutkan aktifitas seperti biasa.
Pekerja kesehatan harus menggunakan masker, kacamata, jubah, dan sarung tangan khusus untuk memantau seseorang yang menderita SARS.
Referensi
Referensi
- U, Marguerite A. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Merck Manual. 2009.
Diperbarui 5 September 2023