Dracunculiasis
Dracunculiasis juga dikenal sebagai penyakit cacing Guinea adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang Dracunculus medinensis. Penyakit ini menyebabkan luka pada kulit yang meradang dan terasa sakit, serta peradangan sendi.
Dracunculiasis disebabkan nematoda Dracunculus Medinensis. Infeksi ditularkan ke manusia melalui air minum yang terkontaminasi kopepoda krustasea kecil (Cyclops) yang mengandung larva D. Medinensis.
Manusia merupkan host utama dan cyclops menjadi perantara.
Penyebab Dracunculiasis
Penyebab Dracunculiasis
Penyakit menular kemanusia melalui air minum yang terkontaminasi dengan hewan crustacea yang mengandung larca cacing ini. Biasanya hewan air ini terdapat pada air yang tidak mengalir.
Sumber : www.cdc.gov
Setelah menelan air yang terkontaminasi, hewan air tersebut akan mati dan melepaskan larva cacing. Larva cacing kemudian akan menembus dinding usus dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar 1 tahun. Setelah cacing dewasa kawin, cacing betina bergerak melalui jaringan di bawah kulit, biasanya di kaki, dan membuat lubang ke permukaan kulit sehingga mereka dapat mengeluarkan larva cacing ke luar tubuh, sehingga larva kemudian dapat masuk ke air dan menemukan hewan air (crustacea) sebagai host perantaranya. Jika larva cacing tidak mencapai kulit, maka larva ini akan mati dan hancur atau mengeras (kalsifikasi) di bawah kulit.
Gejala Dracunculiasis
Gejala Dracunculiasis
Gejala dimulai ketika cacing mulai keluar melalui kulit. Terbentuk lepuhan pada tempat keluarnya cacing. Daerah di sekitar lepuhan menjadi gatal, terasa seperti terbakar, dan meradang. Cacing juga mengeluarkan zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi, sehingga penderita dapat mengalami sesak nafas, muntah, dan ruam kulit yang gatal. Gejala-gejala ini akan mereda dan lepuhan akan menyembuh setelah cacing dewasa keluar dari tubuh. Pada sekitar 50% penderita, terjadi infeksi bakteri di sekitar lubang tempat keluarnya cacing. Selain itu, terkadang sendi dan tendon di dekat lepuhan juga mengalami gangguan.
Sumber : https://www.idse.net
Diagnosis Dracunculiasis
Diganosis Dracunculiasis
Diagnosis terutama ditegakkan berdasarkan gambaran klinis.
Eosinofilia perifer dapat ditemukan pada pemeriksaan darah. Kadar imunoglobulin G4 mungkin meningkat. Jika cacing mati sebelum keluar dari kulit, cacing tersebut dapat mengalami pengapuran dan dapat terlihat pada rontgen.
Penanganan Dracunculiasis
Pengobatan Dracunculiasis
Agen antiinflamasi seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak. Cetrizine dapat digunakan untuk mengatasi rasa gatal. Krim atau salep antibiotik topikal merupakan salah satu pilihan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder di tempat munculnya cacing. Antibiotik sistemik mungkin diperlukan jika selulitis, sepsis, atau abses berkembang.
Perawatan luka pada penyakit ini sangat penting , berikut langkah-langkah ekstraksi cacing:
-
Memaparkan area tubuh yang terkena dengan air untuk memudahkan migrasi cacing ke kulit.
-
Luka kemudian dibersihkan.
-
Cacing harus ditarik keluar secara perlahan dengan memberikan tarikan lembut pada cacing dan pastikan tidak merusaknya.
-
Cacing tersebut dililitkan pada batang seperti korek api atau kain kasa untuk memberikan tegangan dan mencegahnya masuk kembali ke dalam.
-
Kasa dan perban dioleskan ke tempat yang terkena dan dioleskan salep antibiotik untuk mencegah infeksi.
-
Semua langkah ini diulangi setiap hari dan mungkin memerlukan waktu hingga 8 minggu atau lebih hingga cacing berhasil diekstraksi.
-
Pasien yang terinfeksi harus berhati-hati untuk dalam penggunaan air karena dapat mencemari air dan menyebarkan penyakit.
Tidak ada obat yang efektif melawan penyakit cacing guinea. Tindakan ekstraksi cacing merupakan terapi di daerah yang tersedia fasilitasnya
Informasi Produk Terkait Dracunculiasis
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Dracunculiasis
Menyaring air minum melalui penyaring tipis, merebus air, dan hanya meminum air yang diklorinasi membantu mencegah dracunculiasis.
Referensi
Referensi:
- P, Richard D. Dracunculiasis. Merck manual Home Health Handbook. 2007.
- https://www.cdc.gov
- www.ncbi.nlm.nih.gov
DIperbarui 4 September 2023