Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Koriomeningitis Limfositik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Koriomeningitis Limfositik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Koriomeningitis Limfositik merupakan penyakit infeksi virus yang disebarkan melalui binatang pengerat (rodent) dan menyebabkan peradangan pada selaput otak, otak, atau keduanya.


Penyebab Koriomeningitis limfositik

Penyebabnya adalah virus koriomeningitis limfositik (LCMV-Lymphocytic Choriomeningitis Virus), yang merupakan golongan Arenavirus.

Virus ini biasa ditemukan pada binatang pengerat, seperti tupai, hamster, dan terutama tikus rumah. Binatang ini biasanya terinfeksi virus selama hidupnya dan akan mengeluarkan virus dalam air kemih, tinja, dan air liurnya. Infeksi pada manusia biasanya terjadi karena paparan debu atau makanan yang terkontaminasi. Penyakit ini biasanya timbul pada musim dingin dimana tikus liar bersembunyi di dalam rumah.


Gejala Koriomeningitis limfositik

Dalam waktu 1-3 minggu setelah terinfeksi, penderita bisa mengalami demam, mungkin disertai menggigil. Selain itu, timbul rasa tidak enak badan, mual, lemah, nyeri otot, sakit kepala di belakang mata yang bertambah bila melihat cahaya terang dan penurunan nafsu makan. Penderita juga bisa mengalami nyeri tenggorokan, nyeri sendi, dan muntah-muntah. Penyakit ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pada sendi-sendi jari tangan, peradangan pada buah zakar, dan kerontokan rambut kepala.

Penyakit ini sering terjadi dalam 2 (dua) fase :

  • Peradangan selaput otak, yang terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah gejala-gejala yang menyerupai flu. Penderita meningitis mengalami sakit kepala dan kaku leher (kaku kuduk).
  • Peradangan otak, dimana timbul sakit kepala dan rasa mengantuk. Bisa juga terjadi kerusakan saraf yang menetap, walaupun jarang.

Diagnosis Koriomeningitis limfositik

Selama minggu pertama, gejala-gejala yang timbul mirip dengan gejala flu atau infeksi virus lainnya, sehingga biasanya belum dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya peradangan paru-paru.

Bila gejalanya mengarah ke meningitis, maka dilakukan pemeriksaan terhadap cairan serebrospinal. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya virus dalam cairan serebrospinal atau kenaikan kadar antibodi di dalam darah.


Penanganan Koriomeningitis limfositik

Tidak ada pengobatan yang khusus. Biasanya diberikan obat-obatan yang akan membantu meringankan gejala-gejala sampai infeksi sembuh.

Meningitis, ensefalitis, atau meningoensefalitis memerlukan perawatan di rumah sakit dan terapi penunjang berdasarkan tingkat keparahannya.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Infeksi virus penyebabnya dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tikus rumah dan melakukan tindakan pencegahan saat menangani hewan pengerat (misalnya tikus, hamster, atau marmut).

Meskipun jarang, hewan pengerat peliharaan dapat terinfeksi virus dari hewan pengerat liar. Orang-orang yang memelihara hewan pengerat atau bekerja di tempat peternakan hewan dan toko hewan perlu melakukan tindakan pencegahan terhadap adanya hewan pengerat liar, sehingga tidak kontak dengan hewan pengerat peliharaan.

Cuci tangan dengan sabun dan air (atau cairan pembersih tangan dengan bahan dasar alkohol jika tidak terdapat sabun) setelah memegang hewan pengerat atau kandangnya.


Referensi

- Centers for Disease Control and Prevention. Lymphocytic Choriomeningitis. 2012.