Trauma Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan suatu organ berongga yang berbentuk seperti balon. Organ ini berfungsi untuk menampung air kemih yang dihasilkan oleh ginjal.
Trauma kandung kemih adalah kerusakan fisik atau perlukaan kandung kemih yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Kejadian trauma kandung kemih lebih sedikit dibandingkan dengan trauma ginjal karena lokasinya yang terlindungi di dalam tulang panggul.
Trauma kandung kemih dapat diklasifikasikan menurut lokasi cederanya, yaitu:
- Intraperitoneal
- Ekstraperitoneal
- Kombinasi antara Intraperitoneal dan Ekstraperitoneal
Selain berdasarkan lokasi cederanya, trauma kandung kemih juga dapat dikategorikan berdasarkan etiologinya, yaitu:
- Non-iatrogenik (tumpul dan tajam)
- Iatrogenik (eksternal dan internal)
Sumber : https://www.sciencedirect.com
Penyebab Trauma kandung kemih
Penyebab Trauma Kandung Kemih
Trauma kandung kemih bisa disebabkan oleh trauma tumpul ataupun trauma tajam pada perut bagian bawah, panggul, atau perineum. Trauma tumpul merupakan penyebab yang lebih sering terjadi, misalnya akibat terjadinya deselerasi secara tiba-tiba, seperti pada kasus tabrakan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, atau akibat trauma tumpul yang langsung mengenai perut bagian bawah.
Trauma tajam pada kandung kemih paling sering terjadi akibat luka tembak, atau bisa juga terjadi akibat adanya luka tusuk.
Kandung kemih juga merupakan organ yang paling sering mengalami cedera saat dilakukan pembedahan pada rongga panggul, misalnya:
- Pembedahan untuk memotong usus besar
- Tindakan ginekologis, misalnya operasi cesar, histerektomi (pengangkatan rahim), atau eksisi massa di rongga panggul
Gejala Trauma kandung kemih
Gejala Trauma Kandung Kemih
Gejala-gejala yang muncul bisa berupa:
- Adanya darah pada air kemih. Orang-orang yang mengalami trauma tumpul pada kandung kemih biasanya akan melihat adanya darah dalam air kemih. Namun, tidak demikian untuk orang-orang dengan trauma tembus.
- Nyeri di perut bagian bawah, panggul, atau atas tulang kemaluan
- Tidak bisa buang air kecil. Jika terdapat robekan pada kandung kemih dan air kemih keluar ke dalam rongga perut, maka penderita tidak dapat mengeluarkan air kemih.
- Distensi kandung kemih
- Syok hipovolemik akibat adanya perdarahan
- Tanda-tanda peritonitis, jika terjadi robekan kandung kemih ke dalam peritoneum
- Kesulitan untuk mulai berkemih
- Pancaran air kemih yang lemah
- Nyeri saat berkemih
- Demam
- Nyeri punggung hebat
Diagnosis Trauma kandung kemih
Diagnosis Trauma Kandung Kemih
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Tanda khas (cardinal sign) dari trauma kandung kemih adalah hematuria makroskopik (air seni kemerahan). Selain itu, tanda-tanda lain yang dapat ditemukan pada kasus trauma kandung kemih yakni nyeri perut, anuria, disuria, retensi urine, memar di daerah suprapubik, dan adanya kebocoran urine. Fraktur pelvis juga sering dikaitkan dengan kejadian trauma kandung kemih.
Pemeriksaan fisik terkait trauma kandung kemih yang dapat ditemukan antara lain:
- Nyeri tekan abdomen
- Nyeri tekan suprapubik,
- Hematom pada daerah abdomen bawah
- Distensi abdomen bawah
- Darah pada meatus uretra
- Hematuria
- Edema atau ekimosis pada genital eksterna dan perineum
Pemeriksaan Diagnostik
- USG atau Focused Assessment with Sonography for Trauma (FAST)
FAST membantu dalam mendeteksi cairan intraperitoneal atau ekstraperitoneal sebagai tanda adanya perforasi kandung kemih.
- Sistografi
Sistografi adalah modalitas pencitraan yang direkomendasikan pada kasus cedera kandung kemih non-iatrogenik dan kecurigaan adanya trauma kandung kemih iatrogenik pasca operasi
- CT sistografi
Dapat dikerjakan dengan mengisi kontras secara retrograd ke dalam kandung kemih hingga kandung kemih terdistensi optimal. Hal ini dilakukan agar diskontinuitas dinding kandung kemih yang berukuran kecil dapat teridentifikasi.
Penanganan Trauma kandung kemih
Pengobatan Trauma Kandung Kemih
Penanganan yang diberikan tergantung dari cedera yang terjadi:
- Kontusio, bisa diatasi dengan cara memasang kateter ke dalam kandung kemih sampai hematuria menghilang dan air kemih berwarna jernih kembali.
- Ruptur kandung kemih. Trauma yang menyebabkan robekan kandung kemih ke dalam rongga perut perlu diatasi melalui pembedahan. Tetapi, ruptur kandung kemih yang tidak masuk ke rongga perut bisa diatasi dengan memasang kateter ke dalam kandung kemih, sehingga air kemih dan darah bisa terus keluar dan menjaga kandung kemih tetap kosong. Biasanya dibutuhkan waktu sedikitnya selama 10 hari hingga kandung kemih bisa pulih dengan sendirinya. Namun, jika tidak bekerja dengan baik, maka perlu dilakukan pembedahan.
- Trauma tembus. Luka tembus akibat benda tajam biasanya membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki cedera yang ada, termasuk perbaikan organ-organ lain yang juga mungkin terkena. Selain itu, kateter juga perlu dipasang untuk mengeluarkan air kemih dan darah dari dalam kandung kemih.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- A, Noel A. Bladder Trauma. The Merck Manual. 2013.
- Trauma Urogenital Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) 2022
- V, Linda J. Traumatic Injury of The Bladder and Urethra. Medline Plus. 2012.
DIperbarui 1 September 2023