Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan menstruasi selama 1 minggu atau lebih, maka mungkin ia hamil. Terkadang wanita bisa menduga bahwa dirinya hamil dengan adanya gejala-gejala yang khas, termasuk:

• Payudara membesar dan lunak
• Mual, kadang disertai muntah
• Sering berkemih
• Merasa lelah yang tidak biasa
• Perubahan nafsu makan

Ketika periode menstruasi terlambat, seorang wanita dapat menggunakan tes kehamilan di rumah untuk menentukan apakah ia hamil. Tes kehamilan ini mendeteksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta di air kencing. Hasil tes kehamilan memiliki keakuratan sekitar 97%. Jika hasilnya negatif, tetapi wanita tetap menduga bahwa dirinya hamil, maka sebaiknya tes kehamilan diulang lagi beberapa hari kemudian. Tes yang pertama mungkin dilakukan terlalu cepat. Jika hasilnya positif, maka wanita hamil perlu memeriksakan diri lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasilnya.

Dokter akan mengambil dan memeriksa contoh darah atau air kencing untuk menentukan apakah benar wanita tersebut hamil. Pemeriksaan ini memiliki keakuratan lebih dari 99%. 

Selama kehamilan, rahim terus membesar. Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar hingga keluar panggul, yaitu ke arah perut dan biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah. Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu.

Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:

1. Mendengarkan denyut jantung janin
   Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
2. Merasakan pergerakan janin
   Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.
   Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
3. Memeriksa rahim dengan USG
   Kehamilan bisa dilihat dengan USG pada usia kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan.

Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu. Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu.

Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi. Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut:

• Tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
• Bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
• Tahun menstruasi terakhir ditambah 1

Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan). Persalinan yang terjadi 3 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah waktu perkiraan persalinan masih dianggap normal.

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:

• Trimester pertama (minggu 1-12)
• Trimester kedua (minggu 13-24)
• Trimester ketiga (minggu 25-persalinan)

Pemeriksaan yang paling akurat untuk menentukan kapan waktu persalinan adalah dengan pemeriksaan ultrasonografi, terutama jika dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu pertama.