Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Pemberian Susu Formula

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Pemberian Susu Formula

Pemberian Susu Formula

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Meskipun ASI (Air Susu Ibu) adalah pilihan nutrisi yang paling baik untuk bayi, tetapi tidak semua ibu dapat menyusui. Keputusan untuk memberikan ASI atau susu formula bergantung pada banyak hal, antara lain kondisi medis tertentu yang dimiliki ibu dan atau bayinya, tingkat kenyamanan atau gaya hidup.

Untuk ibu yang tidak bisa atau tidak mau menyusui bayinya, maka pemberian susu formula dapat dipertimbangkan. Susu formula biasanya terbuat dari susu sapi, tetapi ada juga susu formula yang khusus dibuat untuk anak yang tidak dapat mentoleransi susu sapi.

Susu formula mengandung nutrisi, kalori, dan vitamin yang seimbang. Ada susu formula yang juga mengandung tambahan zat besi, tetapi ada juga yang tidak. Namun, sebagian besar dokter menganjurkan pemakaian susu formula yang mengandung zat besi.

Ada beberapa alasan seseorang memilih untuk menggunakan susu formula:

  • Membagi tugas pemberian susu untuk bayi dengan orang lain, misalnya ayah. (hal ini juga bisa dilakukan dengan pemberian ASI melalui botol)
  • Ibu tidak repot memompa ASI atau harus meninggalkan pekerjaan atau kegiatan lainnya saat jadwal pemberian makan bayi. Dengan susu formula, ibu dapat menitipkan bayinya dengan keluarga atau pengasuhnya, tanpa perlu merasa khawatir bayinya tidak mendapatkan asupan makan yang cukup.
  • Ibu juga tidak memerlukan ruangan khusus di sarana publik untuk menyusui bayinya. Namun, jika ibu hendak pergi keluar dengan bayinya, maka ia perlu membawa peralatan untuk membuat susu.
  • Karena susu formula lebih sulit dicerna dibandingkan ASI (Air Susu Ibu), bayi-bayi yang mendapatkan susu formula biasanya memiliki frekuensi menyusu yang lebih jarang dibandingkan dengan bayi-bayi yang mendapatkan ASI.
  • Ibu yang tidak menyusui tidak perlu merasa khawatir tentang makanan yang dimakan olehnya, karena tidak akan mempengaruhi bayinya.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang pemberian susu formula pada bayi:

  • Tidak ada satupun antibodi pada ASI (Air Susu Ibu) yang terdapat di dalam susu formula. Dengan demikian, susu formula tidak memberikan kekebalan tambahan pada bayi terhadap infeksi dan penyakit seperti yang didapatkan dari ASI.
  • Susu formula bisa memiliki harga yang cukup mahal.
  • Buang air besar (BAB) bisa menjadi lebih keras dibandingkan BAB pada bayi-bayi yang mendapatkan ASI.
  • Susu formula belum dapat menggantikan kompleksitas kandungan pada ASI.

Cara untuk menyiapkan susu formula:

  • Cucilah tangan dengan baik sebelum menyiapkan susu bayi.
  • Cucilah botol susu setiap kali hendak digunakan dengan menggunakan sabun dan air panas. 
  • Untuk meminimalkan paparan mikroorganisme pada bayi, maka susu formula harus diberikan dalam botol susu yang steril. Botol susu dan dot di botol susu harus disterilkan di dalam mesin atau direndam di dalam air mendidih selama 5 menit. Jauhkan anak dari air mendidih tersebut. Biarkan peralatan tersebut sampai mendingin dan dapat disentuh.
Sumber : www.honestdocs.id
  • Gunakan air yang bersih untuk membuat susu bayi. Jika merasa kurang yakin dengan air yang digunakan, maka air dapat dimasak terlebih dahulu sampai mendidih selama 5 menit.
  • Campur susu bubuk formula bayi dengan air dalam jumlah yang sesuai. Susu formula harus digunakan secara hati-hati mengikuti petunjuk yang ada pada kemasan.
  • Kocok botol susu bayi hingga susu bubuk bercampur dengan air.
  • Sebelum diberikan, susu formula harus dihangatkan terlebih dahulu hingga mencapai suhu tubuh. Untuk itu botol susu yang telah berisi susu formula dapat diletakkan di dalam air hangat. Pemakaian oven microvawe tidak dianjurkan untuk memanaskan susu atau makanan bayi, karena bisa membuatnya menjadi terlalu panas dan membahayakan bayi.
  • Bayi bisa mengalami luka bakar serius jika susu yang diberikan terlalu panas. Oleh karena itu, sebelum botol susu diberikan, periksalah terlebih dahulu suhu cairan di dalamnya dengan meneteskan susu ke atas pergelangan tangan. Jika susu terasa menyengat di kulit, maka suhunya masih terlalu panas. Susu formula yang baik harus tidak terlalu panas atau dingin saat disentuh.
  • Sesudah siap, susu formula dapat langsung diberikan pada bayi. Jika susu yang telah siap dibiarkan pada suhu ruangan selama lebih dari 1 jam, maka susu tersebut harus dibuang. Selain itu, jika bayi tidak menghabiskan semua susu di dalam botol, maka susu sisanya harus dibuang, jangan disimpan untuk diberikan kemudian. Susu formula yang telah siap harus segera dikonsumsi oleh bayi atau dapat disimpan di lemari es selama 1 jam.
  • Saat hendak bepergian, simpan botol susu yang berisi air yang telah dididihkan di dalam tas yang dapat menjaga air tetap panas dan disertai dengan pendingin (cool pack). Tempatkan susu bubuk formula dalam jumlah yang telah diukur secara terpisah. Campur susu bubuk dengan air saat dibutuhkan

Ukuran dari lubang dot pada botol susu sangat penting. Umumnya, susu formula harus menetes keluar secara perlahan saat botol susu dibalikkan. Namun, bayi-bayi yang lebih besar bisa mentoleransi lubang dot yang lebih besar karena membutuhkan jumlah cairan yang lebih banyak

Orang tua sebaiknya tidak memaksa bayi baru lahir untuk menghabiskan susu di dalam botol, tetapi bolehkan mereka minum sebanyak yang mereka inginkan setiap kali mereka merasa lapar. Dengan semakin besarnya bayi, maka bayi akan minum dalam jumlah yang lebih banyak.

Posisi yang tepat untuk bayi yang minum dari botol susu adalah setengah duduk atau duduk tegak. Bayi tidak boleh minum dalam posisi berbaring terlentang karena susu bisa masuk ke dalam saluran napas.

Bayi yang lebih besar yang sudah mampu untuk memegang botolnya sendiri jangan diperbolehkan untuk tidur sambil memegang botol susunya, karena paparan terhadap susu atau jus yang lama bisa merusak gigi dan menyebabkan timbulnya lubang pada gigi.

 


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • D, Joseph. D, Karin Y. Breastfeeding vs Formula Feeding. Kids Health. 2012.
  • L, Ruth A. Feeding of Newborns and Infants. Merck Manual Handbook. 2006.

DIperbarui 28 Agustus 2023