Cedera Siku pada Atlet Pelempar
Melempar dengan tangan di atas bahu memberikan tekanan yang tinggi pada siku. Pada pelempar bola dalam olahraga baseball dan atlet yang melakukan pelemparan lainnya, tekanan ini diulang terus menerus dan dapat menimbulkan cedera akibat penggunaan berlebihan yang serius. Cedera akibat penggunaan yang berlebihan terjadi secara perlahan-lahan. Pada banyak kasus, cedera akibat penggunaan yang berlebihan terjadi ketika gerakan atlet diulang selama satu periode permainan, dan ketika periode permainan tersebut menjadi sangat sering sehingga tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan menyembuh.
Walaupun cedera siku akibat melempar paling sering terjadi pada pelempar bola, cedera ini dapat ditemukan juga pada atlet pelempar lainnya.
Anatomi Siku
Sendi siku adalah pertemuan tiga tulang lengan: humerus (tulang lengan atas) dan dua tulang lengan bawah, radius dan ulna. Sendi siku merupakan kombinasi dari sendi engsel dan sendi putar. Bagian engsel dari sendi memungkinkan lengan untuk menekuk dan lurus, bagian sendi putar memungkinkan lengan bawah untuk berotasi.
Pada bagian ujung atas ulna adalah olecranon, titik tulang siku yang dapat diraba dengan mudah di bawah kulit.
Pada bagian sisi luar dan dalam siku, ligamen yang lebih tebal (ligamen kolateral) menahan sendi dan mencegah dislokasi. Ligamen bagian dalam siku adalah ligamen kolateral ulna (ulnar collateral ligament, UCL) yang memanjang dari sisi dalam humerus ke sisi dalam ulna, dan harus menghadapi tekanan berlebihan karena tugasnya menstabilkan siku ketika melempar dengan tangan di atas bahu.
Berbagai otot, saraf, dan tendon melewati siku. Otot fleksor/pronator lengan bawah dan pergelangan tangan dimulai dari siku, dan juga merupakan penstabil yang penting ketika melakukan pelemparan.
Saraf ulnar melewati belakang siku. Saraf tersebut mengontrol tangan dan sensasi pada jari manis dan jari kelingking.
Penyebab Cedera siku pada atlet pelempar
Penyebab Cedera Siku
Cedera siku pada pelempar biasanya akibat penggunaan yang berlebihan dan tekanan tinggi yang berulang. Pada banyak kasus, nyeri akan hilang ketika atlet berhenti melempar. Pada pelempar bola baseball, angka cedera sangat berkaitan dengan jumlah lemparan yang dilakukan, jumlah pertandingan yang diikuti, dan lamanya pertandingan setiap tahun. Semakin tinggi dan berat seorang pelempar, pelempar dengan kecepatan tinggi, semakin tinggi risiko cedera. pelempar yang melempar dengan nyeri lengan atau melempar ketika kelelahan memiliki risiko cedera yang paling tinggi.
Cedera Siku yang Sering Terjadi
Masalah paling sering terjadi di bagian siku dalam karena gaya banyak terkonsentrasi di bagian dalam siku ketika melempar.
Fleksor Tendinitis
Pelemparan berulang dapat mengiritasi dan menimbulkan peradangan pada tendon fleksor/pronator yang melekat pada humerus di sisi dalam siku. Atlet akan merasakan nyeri di sisi dalam siku ketika melempar, dan bila tendinitis berat, nyeri juga akan dirasakan ketika istirahat.
Cedera Ulnar Collateral Ligament (UCL)
Ligamen ini paling sering cedera pada pelempar. Atlet akan merasakan nyeri di sisi dalam siku, dan sering merasakan penurunan kecepatan ketika melempar.
Valgus Extension Overload (VEO)
Pada gerakan melempar, olecranon dan humerus terpuntir dan terdorong ke arah satu sama lainnya. Seiring waktu, hal ini dapat menimbulkan valgus extension overload (VEO), sebuah kondisi di mana tulang rawan pelindung olecranon melemah dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari tulang secara tidak normal — yang disebut dengan bone spur atau osteofit. Atlet dengan VEO akan merasakan nyeri dan bengkak di lokasi kontak maksimal tulang.
Fraktur Tekanan Olecranon
Fraktur akibat tekanan terjadi ketika otot menjadi letih dan tidak mampu menyerap kejutan tambahan. Pada akhirnya, otot yang kelelahan mengirimkan beban tekanan yang berlebihan ke tulang, yang menyebabkan terjadinya pecahan kecil yang disebut dengan fraktur tekanan.
Atlet akan merasa nyeri di permukaan olecranon pada bagian bawah siku.
Neuritis Ulnar
Ketika siku ditekuk, saraf ulnar meregang di sekitar tonjolan tulang pada ujung humerus. Pada atlet pelempar, saraf ulnar diregangkan berulang-ulang dan dapat bergeser dari tempatnya, yang menimbulkan rasa nyeri. Peregangan ini menimbulkan iritasi saraf yang disebut dengan neuritis ulnar.
Atlet lempar yang menderita neuritis ulnar akan merasa nyeri seperti tersengat listrik yang dimulai dari sisi dalam siku dan menjalar sepanjang saraf hingga lengan bawah. Baal (mati rasa), kesemutan atau nyeri pada jari manis dan kelingking dapat terjadi saat atu segera setelah melempar, dan menetap ketika istirahat.
Faktor Risiko Cedera Siku
- Usia – atlet usia muda (9 – 14 tahun) memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami cedera permanen karena sendi, tulang, lempeng pertumbuhan dan ligamen mereka masih tumbuh.
- Penggunaan yang berlebihan – Bila Anda merasakan nyeri ketika sedang bermain, Anda harus segera berhenti dan meminta pertolongan medis bila nyeri tidak membaik atau kembali dirasakan setelah mulai melakukan aktivitas melempar kembali.
- Melempar bola curveballs – Pelempar bola dalam olahraga baseball yang melakukan lemparan 'Curveball and breaking' memberikan tekanan tambahan pada lempeng pertumbuhan dan dapat menimbulkan cedera siku. Jenis lemparan ini harus dihindari terutama pada atlet muda.
- Teknik melempar yang tidak tepat
Gejala Cedera siku pada atlet pelempar
Gejala Cedera Siku
Gejala yang umumnya ditemui pada cedera siku, adalah:
- Pembengkakan pada sekitar siku terutama di bagian tengah siku
- Terbatasnya gerakan pada sendi siku
- Kekakuan pada sendi siku
- Nyeri pada siku
- Berkurangnya tenaga pada saat melakukan aktivitas melempar
Mengenali cedera ini dengan cepat, dapat mencegah terjadinya cedera secara permanen dan disfungsi fungsional pada sendi siku
Diagnosis Cedera siku pada atlet pelempar
Diagnosis Cedera Siku
Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa kisaran gerak, kekuatan, dan stabilitas siku dan membandingkan antara sisi yang sakit dengan sisi yang sehat. Dokter juga akan mengevaluasi bahu.
Dokter akan melakukan tes tekanan valgus. Selama tes ini, dokter memegang lengan dan menekan sisi siku. Bila siku lemah atau timbul rasa nyeri, tes dianggap positif. Pemeriksaan khusus lainnya mungkin diperlukan. Hasil tes ini membantu dokter menentukan apakah pemeriksaan tambahan atau pencitraan diperlukan.
Pemeriksaan Pencitraan
- Rontgen. Pemeriksaan ini memberikan gambaran yang jelas dari struktur padat, seperti tulang. Rontgen biasanya akan menunjukkan fraktur tekanan, spur tulang dan kelainan lainnya.
- Computed tomography (CT) scan. Umumnya tidak sering digunakan.
- Magnetic resonance imaging (MRI) scan. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang paling baik dari jaringan lunak siku, dan dapat membantu dokter membedakan antara kelainan ligamen dan tendon yang sering memberikan gejala dan pemeriksaan fisik yang sama. MRI juga bermanfaat untuk mengidentifikasi fraktur tekanan yang tidak tampak pada pemeriksaan rontgen.
Penanganan Cedera siku pada atlet pelempar
Pentalaksanaan Cedera Siku
-
Non bedah
Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan dimulai dengan istirahat dalam periode singkat.
- Terapi Fisik. Latihan spesifik dapat mengenmbalikan fleksibilitas dan kekuatan. Program rehabilitasi mencakup kembali melempar secara bertahap. Kekuatan dan mobilitas yang diperbaiki akan meningkatkan performa ketika kembali berkompetisi.
- Analisis Cara Melempar. Melempar dengan cara yang salah terus menerus dapat menyebabkan nyeri berulang, meskipun nyeri sudah ditangani. Pelatih atau terapis yang ahli dapat menggunakan video untuk menganalisis cara melempar yang salah dan dapat memberikan saran mengenai teknik yang benar.
- Obat anti inflamasi. Obat-obatan seperti ibuprofen dan naproxen dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan.
- Terapi Injeksi Regeneratif – Terapi ini menggunakan sel punca pasien untuk mendorong penyembuhan jaringan yang rusak. Prosedur ini memerlukan waktu yang lebih sedikit dibandingkan pembedahan, dan dapat sangat efektif.
-
Pembedahan
Bila gejala nyeri tidak hilang dengan metode non pembedahan, dan atlet ingin tetap melanjutkan aktivitas melempar, penatalaksanaan dapat dipertimbangkan.
- Artroskopi. Spur tulang olecranon dan setiap fragmen tulang atau tulang rawan dalam sendi siku dapat dikeluarkan dengan artroskopi. Karena artroskop dan intstrumen pembedahan yang digunakan berukuran kecil, dokter bedah dapat menggunakan insisi yang sangat kecil.
- Rekonstruksi UCL. Atlet yang tidak merespons terhadap penatalaksanaan non bedah atau mengalami robekan UCL atau UCL tidak stabil merupakan kandidat untuk rekonstruksi ligamen. Sebagian besar ligamen tidak dapat dijahit kembali. Untuk memperbaiki UCL dan mengembalikan kekuatan dan stabilitas siku, ligamen harus direkonstruksi. Pada sebagian besar kasus cedera UCL, ligamen dapat direkonstruksi menggunakan salah satu tendon pasien.
- Transposisi anterior saraf ulnar. Pada kasus neuritis ulnar, saraf dapat dipindahkan ke bagian depan siku untuk mencegah peregangan atau robekan.
Masa Penyembuhan
Bila penatalaksanaan non bedah efektif, atlet dapat kembali aktif dalam 6 hingga 9 minggu. Bila diperlukan pembedahan, masa penyembuhan berbeda bergantung pada prosedur yang dilakukan. Bila dilakukan rekonstruksi UCL, diperlukan 6 hingga 9 bulan untuk kembali seperti sebelumnya.
Informasi Produk Terkait Cedera Siku pada Atlet Pelempar
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Cedera Siku
Kondisi, teknik, dan waktu penyembuhan yang tepat dapat membantu mencegah cedera siku pada atlet pelempar.
Pada atlet yang lebih muda, panduan melempar yang berkaitan dengan jumlah lemparan pada tiap permainan dan per minggu, dan jenis lemparan yang dilakukan, telah dikembangkan untuk melindungi anak dari cedera.
Referensi
Referensi:
- orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00644
- www.physio-pedia.com/Javelin_Thrower%27s_Elbow#Signs_and_Symptoms
- www.reboundmd.com/latest-news/pitchers-elbow-symptoms-and-treatments/
Diperbarui 21 Agustus 2023