Mikosis Fungoides
Mikosis Fungoides adalah suatu jenis limfoma non-Hodgkin yang jarang terjadi, sifatnya menetap dan berkembang dengan lambat, berasal dari limfosit T yang matang dan menyerang kulit; bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan organ dalam.
Penyebab Mikosis fungoides
Sumsum tulang belakang membentuk sel-sel darah induk (stem cell) yang kemudian berkembang menjadi sel-sel darah yang matur. Pada mikosis fungoides, limfosit T berubah menjadi ganas dan menyerang kulit.
Sumber : www.cancer.gov
Gejala Mikosis fungoides
Mikosis fingoides dimulai sangat ringan dan berkembang lambat sehingga pada mulanya tidak diperhatikan. Pada kulit akan ditemukan lesi yang terdiri dari sel-sel limfosit. Lesi kulit dapat mengenai area mana saja pada tubuh, seringkali tersebar secara asimetris misalnya pada panggul, bokong, kemaluan, tungkai bawah, ketiak, dan payudara. Jika mengenai kulit kepala seringkali menyebabkan kebotakan.
Pada tahap awal, mikosis fungoides mirip dengan kelainan kulit yang ringan. Kelainan pada kulit dimulai dari bercak datar kemerahan yang gatal, kemudian berkembang menjadi plak yang cenderung agak menonjol, kemerahan, bersisik halus, berbatas tegas dan tepi yang tidak rata (irregular). Tahap akhir kelainan pada kulit berupa ulkus atau tumor, dan menyebar secara perlahan mengenai kelenjar getah bening. Kelainan ini dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh, meliputi sistem pencernaan, hati, limpa, atau otak.
Mikosis fungoides (Sumber : www.internetmedicin.se)
Pada beberapa penderita, mikosis fungoides berkembang menjadi sindroma Sezary, dimana limfosit yang abnormal selain mengenai kulit juga ditemukan dalam aliran darah. Pada kulit juga ditemukan plak atau benjolan yang gatal, kering, kemerahan dan mengelupas. Namun, belum diketahui secara pasti apakah sindroma Sezary merupakan bentuk lebih lanjut dari mycosis fungoides atau merupakan penyakit yang berbeda.
Diagnosis Mikosis fungoides
Diagnosis penyakit ini pada stadium awal agak sulit, walaupun telah dilakukan biopsi. Biasanya butuh waktu beberapa tahun sebelum diagnosis mikosis fungoides dapat dibuat. Sebagian besar penderita bahkan telah berusia diatas 50 tahun ketika penyakitnya terdiagnosis. Pada saat itu, lesi pada kulit sudah tidak memiliki bentuk yang spesifik. Biopsi kulit biasanya diperlukan untuk menegakkan diagnosa. Pada stadium lanjut, biopsi bisa menunjukkan adanya sel limfoma di dalam kulit. Pemeriksaan darah pada mikosis fungoides biasanya memiliki hasil yang normal.
Penanganan Mikosis fungoides
Pengobatan mikosis fungoides tidak menjanjikan bahwa penyakit akan sembuh sempurna. Pengobatan biasanya akan membawa penyakit ke bentuk remisi. Bahkan setelah pengobatan yang adekuat, penyakit ini bisa tetap berlanjut sampai bertahun-tahun kemudian.
Pengobatan lokal pada kulit yang terkena adalah pengobatan yang diperlukan untuk mikosis fungoides tahap awal, misalnya dengan merawat kulit dengan pelembab untuk membantu mencegah kulit kering dan iritasi. Pengobatan lain diberikan jika penyakit telah menyebar atau gejala tidak terkontrol, misalnya fototerapi atau radioterapi.
Pada kasus tertentu yang sangat berat, pemberian retinoid, imunoterapi, atau kemoterapi dianjurkan. Namun pengobatan jenis ini jarang dilakukan. Kemoterapi diperlukan jika penyakit telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lainnya.
Tanpa pengobatan, harapan hidup penderita mencapai 7-10 tahun.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
- National Cancer Institute. Mycosis Fungoides and the Sezary Syndrome. 2012.
- T, Colin. Mycosis Fungoides & Cutaneous T-cell Lymphomas. 2009. www.patient.co.uk
- The British Association of Dermatologists. Mycosis Fungoides. 2012.