Informasi Penyakit

Purpura Alergika

dr. VIDYA HARTIANSYAH
27 Maret 2025
Purpura Alergika

Purpura Alergika

dr. VIDYA HARTIANSYAH
27 Maret 2025

Purpura Alergika (purpura Henoch-Schonlein) adalah suatu peradangan pada pembuluh darah yang mungkin disebabkan oleh suatu reaksi autoimun yang abnormal. Purpura alergika mengenai pembuluh darah kecil (kapiler darah) pada kulit dan sering pada ginjal. Purpura alergika tampak sebagai bercak keunguan pada kulit (paling jelas terlihat di bokong dan tungkai bawah bagian belakang). Peradangan kapiler darah ini berhubungan dengan peradangan sendi (arthritis) dan kadang juga disertai rasa kram pada perut. Pada purpura alergika, kapiler darah di kulit, sendi, saluran pencernaan atau ginjal mengalami peradangan dan kebocoran.


Penyebab Purpura alergika

Penyebab pasti purpura alergika masih belum diketahui. Purpura alergika (Purpura Henoch Schonlein) kemungkinan diakibatkan oleh adanya respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Purpura alergika biasanya terjadi di musim semi dan seringkali terjadi setelah penderita mengalami infeksi tenggorokan atau saluran napas. Purpura alergika mungkin terjadi akibat adanya respons abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi ini (baik virus atau bakteri). Selain itu, penyakit ini juga dapat dipicu karena pemakaian obat-obat tertentu.

Purpura alergika terutama menyerang anak-anak kecil, tetapi juga bisa terjadi pada segala usia, termasuk orang dewasa. 


Gejala Purpura alergika

Purpura alergika (purpura Henoch Schonlein) bisa terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung sebentar atau timbul secara perlahan dan berlangsung lama.

Penyakit ini berawal sebagai bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh kapiler yang mengalami peradangan sehingga sejumlah kecil darah terkumpul pada jaringan sekitar. Dengan berjalanya waktu, bintik merah ini akan berubah warna menjadi keunguan dan dapat bertahan hingga 5 hari (purpura). Purpura dapat muncul berulang dan ditemukan pada tubuh, namun paling sering ditemukan di daerah kaki, tungkai, lengan dan bokong, dan dapat terasa gatal. 

Selain lesi kulit, gejala purpura alergika juga dapat mengenai persendian, saluran cerna, dan ginjal. Peradangan pada sendi paling sering mengenai lutut dan pergelangan kaki, terjadi pada dua per tiga penderita anak-anak. Persendian menjadi bengkak dan nyeri terutama jika digerakkan, dan bisa disertai demam. Peradangan sendi biasanya membaik tanpa kerusakan sendi yang menetap. Pada saluran cerna, adanya perdarahan bisa menyebabkan kram perut. Dan hampir separuh penderita mengalami hematuria (air kemihnya mengandung darah). 

Penyembuhan sempurna terjadi pada sebagian besar penderita dalam waktu 1 bulan, tetapi gejala-gejalanya bisa hilang-timbul sebanyak beberapa kali.
Kadang terjadi kerusakan ginjal yang menetap. 

Anak-anak penderita purpura alergika yang berusia kurang dari tiga tahun memiliki onset penyakit yang lebih singkat dan lebih ringan, serta lebih sedikit mengalami kekambuhan. Pada anak-anak yang lebih tua, biasanya memiliki gejala yang lebih serius. Komplikasi yang bisa terjadi meliputi nyeri perut yang hebat akibat perdarahan saluran cerna serta gangguan ginjal berat, yang juga dapat terjadi pada penderita dewasa. 


Kapan Harus ke Dokter?

Periksakan diri ke dokter apabila ada gejala bintik-bintik ungu kemerahan di kulit atau gejala lainnya, terutama bila terjadi setelah infeksi pernapasan.

Periksakan diri juga apabila Anda mengalami:

  • Pembengkakan yang tidak normal
  • Nyeri berat dan rasa tidak nyaman
  • Gejala yang berlangsung lebih dari 21 minggu
  • Gejala yang hilang kemudian muncul kembali
  • Gejala yang semakin memburuk

Diagnosis Purpura alergika

Diagnosis purpura alergika biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang ada. Pemeriksaan kultur swab tenggorokan, pemeriksaan air kemih, dan pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk melihat adanya peradangan dan fungsi ginjal. Biopsi kulit dan juga terkadang biopsi ginjal dapat dilakukan untuk melihat adanya peradangan pada pembuluh darah.

Biopsi ginjal biasanya dilakukan jika ditemukan gejala kelainan pada ginjal, dan hasil pemeriksaan darah atau air kemih menunjukkan adanya perubahan di dalam fungsi ginjal. Contoh jaringan ginjal akan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop, guna menentukan luasnya kerusakan dan meyakinkan bahwa penyebabnya adalah purpura alergika.


Penanganan Purpura alergika

Purpura alergika umumnya bersifat ringan dan sembuh spontan. Namun penyakit ini juga dapat menimbulkan masalah serius pada ginjal dan saluran cerna. Selain itu, bercak pada kulit dapat menjadi sangat jelas terutama pada tungkai bawah.

Pengobatan purpura alergika diberikan sesuai dengan area yang terkena. Purpura alergika yang mengenai sendi, bisa diberikan obat anti peradangan (seperti ibuprofen) untuk membantu mengatasi rasa nyeri. Beberapa penderita bisa mendapatkan pengobatan untuk menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan), terutama mereka yang sampai mengalami nyeri perut hebat atau kerusakan ginjal.

Jika diduga penyebabnya adalah pemakaian obat, maka sebaiknya pemakaian obat segera dihentikan.


Komplikasi Purpura Alergika

Pada sebagian besar orang, gejala membaik dalam satu bulan dan tidak meninggalkan masalah, tetapi kekambuhan sering terjadi. Komplikasi berkaitan dengan purpura alergika diantaranya:

  • Kerusakan ginjal. Komplikasi paling serius adalah kerusakan ginjal. Risikonya lebih besar pada orang dewasa dibandingkan anak-anak. Terkadang kerusakan sangat berat sehingga diperlukan cuci darah atau transplantasi ginjal.
  • Sumbatan usus. Pada kasus yang jarang, penyakit ini dapat menyebabkan intususepsi, yaitu sebuah kondisi di mana satu bagian usus melipat ke dalam usus itu sendiri, sehingga sisa-sisa makanan sulit untuk bergerak dalam usus.

Prognosis Purpura Alergika

Mayoritas kasus akan sembuh dalam satu bulan.  Prognosis bervariasi bergantung pada luasnya gejala dan lokasi pembuluh darah yang mengalami peradangan. Kerusakan ginjal jangka panjang dapat terjadi meskipun jarang. Anak-anak dengan kondisi ini tidak perlu dibatasi dalam aktivitas sehari-hari mereka. Setelah gejala menghilang, penderita dapat kembali bersekolah dan beraktivitas seperti biasa.

Saat ini belum ada pengobatan untuk kondisi ini.


Dokter Spesialis


Pencegahan Purpura Alergika

Belum diketahui cara untuk mencegah penyakit ini.


Referensi

Referensi:

 

Copyright 2025 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2025 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa