Sindroma Distress Pernapasan (Penyakit Membran Hialin)
Sindroma Gawat Pernapasan (dulu disebut juga sebagai Penyakit Membran Hialin) adalah suatu keadaan dimana kantung-kantung udara (alveoli) di dalam paru-paru bayi tidak dapat tetap terbuka karena tingginya tegangan permukaan akibat kekurangan atau tidak adanya surfaktan.
Penyebab Sindroma distress pernapasan
Surfaktan merupakan suatu bahan yang melapisi alveoli di dalam paru-paru, yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam alveoli. Surfaktan berfungsi untuk menjaga agar alveoli dapat tetap terbuka sepanjang siklus pernapasan agar bayi bisa bernapas dengan bebas. Surfaktan biasanya mulai dihasilkan saat usia kehamilan sekitar 32 minggu.
Semakin prematur bayi yang dilahirkan, maka semakin sedikit surfaktan yang ada, sehingga semakin besar risiko terjadinya sindroma gawat pernapasan pada bayi setelah dilahirkan.
Sindroma gawat pernapasan hampir selalu terjadi pada bayi baru lahir yang prematur, dan lebih sering terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan diabetes. Pada kasus yang jarang, sindroma ini bersifat diturunkan dalam keluarga.
Pada sebagian bayi yang sangat prematur, paru-paru bisa menjadi sangat kaku, sehingga bayi tidak mampu untuk mulai bernapas saat dilahirkan. Namun, lebih sering terjadi, bayi baru lahir mencoba bernapas, tetapi karena paru-paru sangat kaku maka terjadi kesulitan bernapas yang hebat.
Gejala Sindroma distress pernapasan
Gejala-gejala sindroma gawat napas pada bayi baru lahir antara lain berupa:
- pernapasan yang cepat
- tertariknya otot dinding dada saat menghirup napas
- cuping hidung mengembang saat menarik napas
- napas pendek dan bisa terjadi henti napas (apnea)
- warna kulit dan selaput lendir membiru karena kadar oksigen yang rendah di dalam darah
Selama beberapa jam kemudian, kesulitan bernapas pada bayi cenderung menjadi semakin berat karena adanya kelelahan dari otot-otot yang digunakan untuk upaya bernapas, sedikit surfaktan di dalam paru-paru telah terpakai, dan semakin banyak alveolus yang kolaps. Pada akhirnya, jika tidak ditangani, bayi baru lahir bisa mengalami kerusakan pada otak dan organ-organ tubuh lainnya karena kekurangan oksigen atau bahkan bisa meninggal.
Diagnosis Sindroma distress pernapasan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Gejala-gejala yang ada
- Hasil pemeriksaan fisik
- Hasil analisa gas darah
- Rontgen dada yang abnormal
Penanganan Sindroma distress pernapasan
Setelah dilahirkan, bayi baru lahir dengan sindroma gawat napas yang ringan mungkin hanya membutuhkan pemberian oksigen tambahan. Namun, bayi baru lahir yang mengalami sindroma gawat napas yang berat mungkin membutuhkan alat bantu napas, seperti CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), di mana bayi dapat bernapas dengan sendirinya saat diberikan oksigen atau udara yang sedikit bertekanan pada hidungnya, atau bisa juga dibantu dengan ventilator.
Pemberian surfaktan bisa merupakan tindakan yang menyelamatkan nyawa dan mengurangi komplikasi, misalnya pneumotoraks. Surfaktan buatan yang diberikan bekerja dengan cara yang sama seperti surfaktan yang asli.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Risiko terjadinya sindroma gawat napas pada bayi baru lahir bisa sangat diturunkan jika persalinan ditunda hingga paru-paru janin telah menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang cukup. Jika persalinan prematur tidak dapat dihindari, maka saat bayi masih berada dalam kandungan, bisa dilakukan uji kematangan paru.
Referensi
Referensi:
- K, Anand D. M, John T. Respiratory Distress Syndrome. The Merck Manual. 2012.
- K, Arthur E. Respiratory Distress Syndrome. Merck Manual Handbook. 2009.