Leukemia Limfositik Akut
Leukemia Limfositik Akut (acute lymphocytic leukemia, ALL) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, di mana sel-sel yang pada keadaan normal berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang.
ALL merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak. Leukemia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak-anak di bawah umur 15 tahun. Paling sering terjadi pada anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang terjadi pada usia remaja dan dewasa.
Penyebab Leukemia limfositik akut
Penyebab Leukemia Limfositik Akut
Sebagian besar kasus tampaknya tidak memiliki penyebab yang pasti. Paparan radiasi, bahan toksik (misalnya benzena) dan beberapa obat kemoterapi diduga berperan dalam terjadinya leukemia. Selain itu, kelainan kromosom juga berperan dalam terjadinya leukemia akut.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena leukemia limfositik akut yaitu:
- Pengobatan kanker sebelumnya. Anak-anak dan orang dewasa yang pernah mendapatkan terapi radiasi dan kemoterapi untuk kanker jenis lainnya lebih berisiko menderita leukemia limfositik akut.
- Terpapar radiasi. Paparan radiasi yang tinggi berisiko tinggi menyebabkan leukemia limfositik akut.
- Kelainan genetik. Kondisi genetik tertentu, misalnya sindroma Down, dikaitkan dengan peningkatan risiko leukemia limfositik akut.
Gejala Leukemia limfositik akut
Gejala Leukemia Limfositik Akut
Gejala awal biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa:
- lemah dan sesak napas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit)
- infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih
- perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit
Pada beberapa penderita, gejala awal leukemia yang ditemukan adalah adanya infeksi berat; sedangkan pada penderita lain gejalanya bisa lebih ringan, berupa lemah, lelah dan tampak pucat.
Perdarahan yang terjadi bisa berupa perdarahan hidung, perdarahan gusi, mudah memar dan bercak-bercak keunguan di kulit. Sel-sel leukemia pada otak bisa menyebabkan sakit kepala, muntah dan gelisah; sedangkan di dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri tulang dan sendi.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan dengan dokter apabila ada tanda atau gejala yang curiga mengarah ke penyakit ini, atau bila ada gejala-gejala yang mengkhawatirkan. Banyak tanda dan gejala leukemia limfositik akut menyerupai flu. Perbedaannya adalah gejala flu akan membaik seiring waktu, sedangkan gejala leukemia tidak justru semakin memburuk.
Diagnosis Leukemia limfositik akut
Diagnosis Leukemia Limfositik Akut
Pemeriksaan darah bisa memastikan seseorang menderita leukemia. Jumlah total sel darah putih bisa berkurang, normal ataupun bertambah; tetapi jumlah sel darah merah dan trombosit hampir selalu berkurang.
Sel darah putih yang belum matang terlihat dalam contoh darah yang diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan menentukan jenis leukemia.
Penanganan Leukemia limfositik akut
Pengobatan Leukemia Limfositik Akut
Pengobatan leukemia dapat berupa kemoterapim terapi target, imunoterapi atau transplantasi sel punca (sumsum tulang). Pengobatan dapat berbeda-beda diantara masing-masing pasien.
Kemoterapi
Kemoterapi digunakan sebagai terapi awal atau pertama pada ALL. Kemoterapi diberikan dalam empat fase dengan tujuan mencapai remisi komplit (yaitu tidak ada gejala dan hasil pemeriksaan menunjukkan bebas kanker). Kemoterapi untuk leukemia limfositik akut terdiri dari:
- Terapi induksi remisi, yang menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel leukemia. Biasanya penderita akan dirawat di rumah sakit selama terapi ini. Terapi ini memerlukan waktu empat hingga enam minggu. Penelitian menunjukkan lebih dari 95% anak, dan 75-80% orang dewasa penderita ALL mengalami remisi komplit setelah terapi induksi ini.
- Terapi central nervous system-directed dilakukan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam sistem saraf pusat dan mencegah ALL menyebar ke cairan spinal.
- Terapi konsolidasi dimulai setelah ALL dalam masa remisi. Pengobatan ini bertujuan menghancurkan sisa-sisa sel kanker sebanyak mungkin. Terapi konsolidasi dilakukan di rumah sakit selama beberapa bulan (penderita diberikan obat kemoterapi dosis tinggi setiap minggu).
- Terapi berkelanjutan atau pemeliharaan adalah terapi jangka panjang yang dapat berlangsung selama dua hingga tiga tahun.
Terapi Target
Terapi ini fokus pada perubahan genetik spesifik. Sekitar 25% orang dewasa dan sebagian anak penderita ALL memiliki mutasi kromosom. Dokter saat ini menggunakan terapi tyrosine kinase (TKI) untuk mengobati ALL pada anak dan dewasa dengan mutasi spesifik yang disebut dengan Philadelphia chromosome atau t(9;22). Terapi TKI therapy menghambat enzim penting untuk pertumbuhan ALL. Terapi TKI membunuh sel ALL sehingga tubuh kembali memproduksi sel darah normal.
Imunoterapi
Imunoterapi membantu sistem imun tubuh untuk menyerang sel kanker. Imunoterapi untuk ALL diantaranya CAR_T cell therapy atau terapi antibodi monoklonal.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi mungkin akan direkomendasikan untuk ALL yang kambuh atau yang tidak merespons kemoterapi. Saat ini terapi radiasi digunakan untuk mengobati ALL yang menyebar ke otak atau cairan spinal.
Transplantasi sel punca (sumsum tulang belakang) allogenik
Bila terapi lainnya tidak menyembuhkan ALL, dokter mungkin akan merekomendasikan transplantasi sel punca (sumsum tulang belakang) allogenik untuk mengobati orang dewasa yang menderita ALL.
Komplikasi Leukemia Limfositik Akut
ALL yang menyebar ke otak dan tulang belakang dapat menyebabkan komplikasi seperti berikut ini:
- Gangguan keseimbangan
- Penglihatan kabur
- Kelemahan otot muka atau baal
- Sakit kepala
- Mual muntah
- Kejang
- Pembesaran liver
- Pembesaran limpa
- Sindroma vena cava superior
Prognosis Leukemia Limfositik Akut
Prognosis adalah hasil yang diharapkan setelah menjalani pengobatan. Penderita ALL seringkali mengalami remisi komplit setelah kemoterapi yang membunuh sel-sel kanker.
Secara umum, anak-anak dan dewasa muda memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan orang berusia 20 tahun ke atas. Angka harapan hidup penderita ALL bervariasi berdasarkan usia, misalnya penelitian menunjukkan:
- Lebih dari 90% anak baru lahir hingga usia 14 tahun, masih hidup dalam lima tahun setelah terdiagnosis.
- Lebih dari 70% anak usia 15 hingga 19 tahun, masih hidup dalam lima tahun setelah terdiagnosis.
- Lebih dari 30% penderita berusia 20 tahun ke atas masih hidup dalam lima tahun setelah terdiagnosis.
Anak-anak atau orang dewasa dengan jumlah sel darah putih awalnya <25.000/μL darah cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada penderita dengan sel darah putih yang lebih banyak.
Pada sebagian kasus ALL dapat disembuhkan. Anak-anak penderita ALL yang tetap dalam status remisi setelah lima tahun dianggap telah sembuh, karena ALL jarang kambuh setelah lima tahun. Anak-anak yang berusia lebih tua dan orang dewasa penderita ALL, kemungkinan sembuhnya lebih kecil.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Leukemia Limfositik Akut
ALL tidak dapat dicegah. ALL berkembang karena perubahan genetik yang terjadi sebelum mereka lahir. Akan tetapi orang dewasa dengan ALL dapat mengurangi risiko terkena kondisi ini dengan menghindari karsinogen, termasuk tembakau dan bahan kimia.
Referensi
- my.clevelandclinic.org. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). 2023.
- www.mayoclinic.org. Acute lymphocytic leukemia. 2024.