Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Pada Saluran Cerna

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Pada Saluran Cerna

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Pada Saluran Cerna

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023

(Sumber gambar cover: www.hopkinsmedicine.org)

Berdasarkan temuan-temuan dari pemeriksaan sebelumnya (riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan mungkin evaluasi psikologis), maka dokter kadang bisa melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu memastikan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang diagnostik pada saluran cerna bisa digunakan untuk membantu memastikan penyakit atau gangguan pada saluran cerna. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain: endoskopi, foto sinar-X, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan kimia tertentu.

Pemeriksaan penunjang diagnostik bisa dilakukan untuk membantu menentukan diagnosis, lokasi gangguan, dan terkadang bahkan bisa digunakan untuk mengatasi gangguan yang ada.

Beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik pada saluran cerna membutuhkan persiapan, seperti puasa 8-12 jam atau mengosongkan usus besar dengan diet cair dan pemakaian obat laksatif, tetapi ada juga pemeriksaan yang tidak membutuhkan persiapan apapun.

Meskipun pemeriksaan penunjang diagnostik bisa sangat membantu, tapi ada pemeriksaan yang pada kasus tertentu bisa menimbulkan komplikasi, seperti cedera atau perdarahan.

Beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik saluran cerna yang bisa dilakukan antara lain:

  • Endoskopi

yaitu pemeriksaan untuk melihat bagian dalam saluran cerna dengan alat yang disebut endoskop. Alat ini bisa dimasukkan melalui mulut untuk melihat saluran cerna bagian atas (esofagus, lambung, dan sebagian usus halus), atau bisa juga melalui anus untuk melihat rektum dan usus besar.

Dengan pemeriksaan endoskopi, dokter bisa melihat apakah terdapat gangguan pada saluran cerna, seperti iritasi, ulkus, peradangan, atau pertumbuhan jaringan yang abnormal.

Pada kasus tertentu, tindakan endoskopi juga bisa digunakan sebagai terapi, yaitu dengan memasukan instrumen lain melalui saluran kecil pada alat endoskop, misalnya untuk mengangkat pertumbuhan jaringan yang kecil, menghancurkan jaringan yang abnormal, atau menghentikan perdarahan dengan menyumbat pembuluh darah.

  • Laparoskopi

merupakan salah satu jenis pemeriksaan endoskopi untuk melihat rongga perut. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum (bius total). Setelah seseorang dianestesi, dibuat sayatan kecil di bagian perut, kemudian alat endoskopi dimasukkan ke dalam rongga perut.

Pemeriksaan laparoskopi bisa dilakukan untuk melihat apakah terdapat kelainan di dalam rongga perut, misalnya tumor atau kelainan lainnya, serta memeriksa organ-organ di dalam perut. Tindakan ini juga bisa digunakan untuk mengambil contoh jaringan atau bahkan pembedahan.

  • Pemeriksaan Foto Sinar-X

Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa pemberian zat kontras, misalnya barium, antara lain untuk :

  • melihat adanya sumbatan atau paralisis saluran cerna
  • melihat adanya pola udara yang abnormal di rongga perut
  • melihat pembesaran hati, ginjal, dan limpa

Pemeriksaan sinar-X dengan barium seringkali memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan foto polos biasa. Larutan barum yang diminum akan tampak putih pada foto sinar-X dan melapisi saluran cerna, sehingga kontur dan permukaan esofagus, lambung, dan usus halus bisa tampak lebih jelas. Barium akan terkumpul pada daerah yang abnormal, sehingga bisa menunjukkan adanya gangguan, seperti ulkus, tumor, sumbatan, atau erosi.

  • Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran organ-organ tubuh bagian dalam. Pemeriksaan ini bisa menunjukkan ukuran dan bentuk banyak organ, seperti hati dan pankreas, serta menunjukkan daerah abnormal di dalamnya, seperti kista atau tumor. Pemeriksaan ultrasonografi perut juga bisa menunjukkan adanya cairan di dalam rongga perut (ascites).

  • CT (Computed Tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Kedua pemeriksaan ini merupakan alat bantu yang baik untuk menilai ukuran dan lokasi organ-organ perut. Pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk :

  • Mendeteksi adanya pertumbuhan abnormal baik tumor jinak maupun ganas di dalam perut.
  • Mendeteksi perubahan pembuluh darah
  • Melihat adanya peradangan, misalnya divertikulitis atau appendisitis
  • Memandu dilakukannya tindakan medis tertentu
  • Parasentesis

merupakan tindakan untuk mengambil cairan dari dalam rongga perut menggunakan jarum. Normalnya, rongga perut hanya memiliki sedikit cairan. Namun, pada kasus tertentu cairan bisa terkumpul lebih banyak, misalnya pada gangguan hati, gagal jantung, kanker, pecahnya limpa, atau robekan pada lambung/usus.

Tindakan parasentesis bisa dilakukan untuk mendiagnosa (misalnya dengan mengambil contoh cairan untuk analisa) atau sebagai bagian dari terapi (misalnya dengan mengambil cairan yang berlebihan di dalam perut). Tindakan ini didasarkan dari hasil pemeriksaan fisik, terkadang dipastikan lebih lanjut dengan pemeriksaan ultrasonografi. Komplikasi yang bisa terjadi pada tindakan parasentesis antara lain perdarahan dan perforasi saluran cerna.

  • Tes Darah Samar

Perdarahan pada saluran cerna bisa disebabkan oleh sesuatu yang tidak signifikan, seperti iritasi ringan, atau bisa juga sesuatu yang serius, seperti kanker. Perdarahan yang sangat sedikit bisa menjadi tidak tampak dengan jelas dan tidak menimbulkan perubahan pada kotoran (tinja) yang keluar. Oleh karena itu, bisa dilakukan pemeriksaan tes darah samar. Hasil tes yang positif bisa memberikan petunjuk awal akan adanya gangguan, seperti ulkus, kanker, atau gagguan lainnya.

  • Intubasi Saluran Cerna

Intubasi saluran cerna merupakan suatu tindakan memasukan selang plastik kecil yang fleksibel melalui hidung atau mulut ke dalam lambung atau usus halus. Tindakan ini bisa digunakan untuk keperluan diagnostik atau terapi.

Intubasi bisa digunakan untuk mengambil contoh cairan lambung. Selang biasanya dimasukkan melalui hidung dibandingkan melalui mulut, karena lebih mudah masuk ke dalam esofagus, tidak terlalu mengiritasi, dan lebih sedikit memicu terjadinya batuk. Hasil sampel cairan lambung kemudian dianalisa, misalnya untuk melihat apakah mengandung darah, bagaimana tingkat keasaman, enzim, dan karakteristik lainnya. Pada kasus keracunan, contoh cairan lambung bisa digunakan untuk mengidentifikasi racun penyebabnya.

Intubasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi tertentu, misalnya:

  • Mengeluarkan racun atau menetralisir racun dengan memberikan bahan tertentu
  • Memberikan makanan cair pada orang-orang yang tidak bisa menelan
  • Mengeluarkan isi lambung untuk beberapa waktu. Cara ini membantu mengurangi tekanan di dalam perut jika terjadi sumbatan pada saluran cerna atau jika saluran cerna tidak berfungsi dengan normal. Selang tetap dipasang sampai saluran cerna kembali berfungsi dengan normal.
  • Manometri

Manometri merupakan sebuah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah kontraksi esofagus bisa mendorong makanan dengan normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasang sebuah alat seperti selang yang bisa mengukur tekanan ke dalam esofagus.


Referensi

- S, Nicholas J. Diagnosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007