Informasi Penyakit

Refluks Asam Lambung (Refluks Gastroesofageal)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Refluks Asam Lambung (Refluks Gastroesofageal)

Refluks Asam Lambung (Refluks Gastroesofageal)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Refluks asam lambung (refluks gastroesofageal) merupakan suatu keadaan di mana asam lambung dan enzim-enzim yang terdapat di dalam lambung berbalik naik ke esofagus, sehingga menimbulkan peradangan dan rasa nyeri di esofagus.


Penyebab Refluks asam lambung

Penyebab Refluks asam lambung (refluks gastroesofageal)

Permukaan lambung bisa melindungi lambung dari efek cairan asam yang dihasilkannya. Tetapi, esofagus tidak memiliki lapisan pelindung yang sama. Akibatnya, asam lambung dan enzim yang sering berbalik naik ke esofagus menimbulkan gejala dan bisa menyebabkan kerusakan pada esofagus.

Refluks gastroesofageal bisa terjadi jika sfingter esofagus bagian bawah tidak berfungsi dengan baik. Sfingter ini normalnya mencegah isi lambung berbalik ke dalam esofagus.

Beberapa keadaan yang bisa berperan dalam terjadinya refluks:

  • Posisi tubuh. Refluks lebih cenderung terjadi saat penderita berbaring.
  • Setelah makan, dimana volume dan keasaman isi lambung lebih tinggi dan sfingter esofagus cenderung tidak menutup dengan semestinya.
  • Pertambahan berat badan
  • Konsumsi makanan tertentu, seperti makanan berlemak, coklat, kafein, minuman berkarbonasi, dan alkohol.
  • Merokok
  • Pemakaian obat-obat tertentu, yang mengganggu fungsi sfingter esofagus bagian bawah, misalnya obat yang memiliki efek antikolinergik (histamin dan beberapa obat anti-depresan), nitrat, dan obat golongan ca channel blocker.
  • Hambatan pengosongan lambung, misalnya pada diabetes

Gejala Refluks asam lambung

Gejala Refluks asam lambung (refluks gastroesofageal)

Gejala-gejala refluks gastroesofageal antara lain berupa:

  • Heartburn, yaitu rasa terbakar yang muncul di belakang tulang dada, bisa disertai dengan regurgitasi, di mana isi lambung berbalik naik sampai ke mulut.
  • Perdarahan akibat peradangan esofagus (esofagitis). Darah bisa tampak pada muntahan atau pada kotoran saat buang air besar. 
  • Kesulitan menelan, bisa terjadi akibat penyempitan esofagus akibat refluks. Penderita menjadi sulit untuk menelan makanan padat. 
  • Gejala lain yang bisa terjadi : nyeri tenggorokan, serak, banyak ludah, terasa benjolan di tenggorokan (globus sensation), dan peradangan pada sinus.

Iritasi kronis pada esofagus bagian bawah, yang terjadi akibat refluks gastroesofageal berulang, bisa menyebabkan perubahan sel-sel yang melapisi esofagus (Barrett esophagus). Perubahan ini bisa terjadi meskipun tanpa gejala, tetapi perubahan ini bersifat pra-kanker dan bisa menjadi keganasan pada beberapa orang.


Diagnosis Refluks asam lambung

Diagnosis Refluks asam lambung (refluks gastroesofageal)

Dugaan adanya refluks gastroesofageal didasarkan dari gejala-gejala yang ada. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk membantu memastikan diagnosa dan melihat apakah terdapat komplikasi antara lain:

  • Endoskopi
  • Pemeriksaan foto sinar-X dengan barium
  • Pemeriksaan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah (manometri)
  • Pemeriksaan pH (keasaman) esofagus

Penanganan Refluks asam lambung

Penanganan Refluks asam lambung (refluks gastroesofageal)

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi refluks gastroesofageal :

  • Meninggikan bagian kepala sekitar 15 cm pada saat tidur, untuk mencegah asam lambung naik ke esofagus
  • Menghindari makanan dan obat-obat yang merangsang
  • Tidak merokok
  • Menggunakan obat-obatan untuk memperkuat sfingter esofagus dan menurunkan produksi asam lambung, misalnya dari golongan H2 blocker, atau Proton Pump Inhibitor. Antasida bisa dikonsumsi sebelum tidur untuk mengurangi jumlah asam lambung yang sampai ke esofagus.
  • Menghindari minuman dan zat-zat yang bisa menstimulasi produksi asam lambung atau menghambat pengosongan lambung, misalnya kopi, alkohol, minuman asam seperti jus jeruk, dan minuman cola.

Selain itu, bisa juga dilakukan penanganan untuk mengatasi komplikasi yang terjadi:

  • Melebarkan esofagus yang menyempit, misalnya dengan menggunakan balon yang dikembangkan di dalam esofagus atau dilator bougie.
  • Pemeriksaan endoskopi rutin pada orang-orang dengan Barrett esophagus, untuk memastikan bahwa kondisi tersebut tidak berubah menjadi keganasan.
  • Pembedahan, bisa dilakukan jika gejala-gejala tidak berhasil diatasi dengan pemberian obat atau jika terjadi peradangan esofagus menetap.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • C, Sidney. Gastroesophageal Reflux. Merck Manual Home Health Handbook. 2006.
  • www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/acid-reflux-ger-gerd-adults/treatment

(Diperbarui tanggal 21 Agustus 2023)

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa