Akrosianosis
Akrosianosis merupakan suatu keadaan di mana terjadi perubahan warna pada kedua tangan dan kedua kaki (lebih jarang) menjadi kebiruan, tanpa disertai rasa nyeri, dan bersifat menetap.
Semua orang dapat mengalami akrosianosis, misalnya saat kedinginan setelah mandi air dingin atau bermain salju tanpa menggunakan sarung tangan.
Pada sebagian besar kasus, akrosianosis tidak berbahaya dan akan menghilang setelah tubuh kembali hangat. Akan tetapi pada sebagian kasus lainnya, akrosianosis dapat menjadi tanda kondisi yang lebih serius.
Ada dua jenis akrosianosis:
-
Akrosianosis primer
Akrosianosis primer adalah penyakit arteri perifer fungsional. Kata fungsional berarti tidak ada kerusakan pada pembuluh darah. Pembuluh darah melebar dan menyempit sebagai respons terhadap berbagai perubahan, misalnya suhu, dan bahkan stress emosional. Kata perifer mengacu pada area yang "menjauhi bagian tengah" tubuh, misalnya tangan dan kaki.
Semua orang dapat terkena akrosianosis, tetapi kondisi ini paling sering dialami bayi baru lahir, remaja, dan orang berusia 20 tahun-an. Akrosianosis primer biasanya mengenai kedua sisi tubuh (misalnya kedua tangan atau kedua kaki). Akrosianosis primer tidak menyebabkan gejala nyeri.
-
Akrosianosis sekunder
Akrosianosis sekunder biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit lainnya. Gambarannya bervariasi bergantung pada penyakit yang mendasari. Tidak seperti akrosianosis primer, akrosianosis sekunder biasanya terjadi pada satu sisi tubuh, menimbulkan gejala nyeri, terjadi kerusakan jaringan, dan diperlukan terapi lanjutan.
Penyebab Akrosianosis
Penyebab Akrosianosis
Penyebab akrosianosis bergantung pada jenisnya.
-
Akrosianosis Primer
Para ahli masih meneliti penyebab akrosianosis primer. Akrosianosis primer terjadi ketika pembuluh darah menyempit (konstriksi). Kemungkinan penyebabnya antara lain:
- Paparan udara dingin
- Predisposisi genetik (pembuluh darah lebih rentan mengalami konstriksi)
- Tinggal di dataran tinggi dengan suhu dingin dan tekanan oksigen rendah
-
Akrosianosis Primer pada Bayi Baru Lahir
-
Sumber gambar: www.saintlukeskc.org
Banyak bayi baru lahir mengalami akrosianosis beberapa jam setelah lahir. Hal ini normal terjadi dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Akrosianosis pada bayi baru lahir terjadi karena darah membawa oksigen ke organ-organ vital terlebih dahulu, seperti paru-paru, ginjal, dan otal. Ketika tubuh bayi sudah menyesuaikan diri dengan pola sirkulasi, akrosianosis akan menghilang. Warna kebiruan atau putih dapat kembali muncul ketika bayi kedinginan. Hal ini juga normal dan dapat menghilang dengan sendirinya.
-
Akrosianosis Sekunder
Akrosianosis sekunder terjadi karena ada penyakit yang mendasari. Terkadang akrosianosis merupakan gejala awal dari suatu penyakit, pada kasus lainnya, akrosianosis terjadi pada penyakit lanjut.
Beberapa kondisi penyebab akrosianosis sekunder misalnya:
- sindroma Raynaud
- gangguan makan atau malnutrisi
- kadar oksigen rendah (hipoksemia)
- infeksi
- penyakit genetik
- penyakit darah
- kanker
- obat-obatan tertentu
Gejala Akrosianosis
Gejala Akrosianosis
Akrosianosis biasanya lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Gejala-gejala akrosianosis yang bisa ditemukan:
- Jari-jari tangan dan tangan atau jari-jari kaki dan kaki pada kedua sisi terasa dingin dan berwarna kebiruan.
- Terkadang banyak keringat dan bisa terjadi pembengkakan
- Paparan terhadap udara dingin biasanya membuat warna kulit menjadi lebih membiru. Perubahan warna ini akan berkurang jika dihangatkan.
- Tidak ditemukan adanya rasa nyeri
- Tidak terdapat kerusakan pada kulit
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan diri Anda ke dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala akrosianosis, terutama bila tidak segera menghilang, atau Anda menderita penyakit lainnya yang serius.
Diagnosis Akrosianosis
Diagnosis Akrosianosis
Diagnosis didasarkan pada gejala-gejala yang ada, di mana gejala terbatas pada kedua tangan atau kaki dan bersifat menetap. Selain itu, pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi yang normal pada tangan dan kaki karena tidak ada sumbatan pada arteri yang lebih besar.
Bergantung pada kondisi setiap pasien, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Oksimetri untuk mengukur kadar oksigen darah
- Pemeriksaan darah
- Urinalisis
- Pemeriksaan fungsi liver
- Pemeriksaan fungsi ginjal
- Pengukuran gas darah arteri
- Rontgen dada
- Biopsi kulit
Penanganan Akrosianosis
Penanganan Akrosianosis
Pemberian terapi biasanya tidak diperlukan. Adanya perubahan warna kulit menjadi kebiruan perlu dipastikan bahwa tidak terdapat gangguan lain yang bersifat serius.
Pada kasus yang tertentu, bisa dilakukan pemotongan saraf simpatik (simpatektomi) melalui pembedahan untuk merelaksasi pembuluh darah yang mengalami spasme menetap. Namun, tindakan ini jarang dan biasanya tidak perlu dilakukan.
Komplikasi Akrosianosis
Akrosianosis primer adalah kondisi yang ringan dengan prognosis baik, Beberapa penanganan dapat dilakukan untuk mengurangi gejala pada kasus yang berat.
Akrosianosis sekunder dapat menjadi serius bila tidak ditangani, bergantung pada penyakit yang mendasarinya.
Prognosis Akrosianosis
Akrosianosis primer adalah kondisi yang tidak berbahaya yang dapat menghilang dengan sendirinya, sedangkan akrosianosis sekunder bergantung pada penyakit yang mendasarinya.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Akrosianosis
Kondisi ini tidak selalu dapat dicegah, terutama akrosianosis sekunder yang terjadi akibat penyakit yang mendasari yang tidak dapat Anda kendalikan.
Risiko akrosianosis primer dapat dikurangi dengan menggunakan pakaian yang hangat (sarung tangan dan kaus kaki bila diperlukan). Bayi baru lahir perlu dipakaikan pakaian yang membuat mereka hangat. Gunakan air hangat ketika memandikan bayi, dan segera keringkan badan bayi dengan handuk.
Karena penyakit ini berhubungan dengan pembuluh darah, maka kemungkinan yang berpengaruh langsung harus dihindari, seperti:
- Makanan yang memiliki efek buruk pada pembuluh darah harus dihindari oleh penderita, seperti makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
- Menghindari paparan suhu dingin, karena akan memperburuk sianosis.
Referensi
Referensi:
- H, John W. Functional Peripheral Arterial Disease. Merck Manual Handbook. 2008.
- my.clevelandclinic.org/health/diseases/acrocyanosis. 2023.
- www.healthline.com/health/acrocyanosis. 2023.
Diperbarui 15 Februari 2024