Informasi Penyakit

Kardiomiopati Kongestif (Kardiomiopati Dilatasi)

VIDYA HARTIANSYAH
29 Januari 2024
Kardiomiopati Kongestif (Kardiomiopati Dilatasi)

Kardiomiopati Kongestif (Kardiomiopati Dilatasi)

VIDYA HARTIANSYAH
29 Januari 2024

Kardiomiopati kongestif, atau disebut juga kardiomiopati dilatasi, merupakan penyakit otot jantung yang menyebabkan ruang ventrikel jantung menipis, meregang, dan bertambah besar. Hal ini biasanya dimulai di ventrikel kiri jantung.

Kondisi ini menyebabkan jantung sulit memompa darah ke seluruh tubuh.


Penyebab Kardiomiopati kongestif

Penyebab Kardiomiopati Kongestif

Penyebab kardiomiopati dilatasi bisa berupa:

- Penyakit arteri koroner yang luas, dimana pasokan darah ke otot jantung tidak memadai. Akibatnya, terjadi kerusakan dan kematian jaringan otot yang menetap, yang membuat jantung tidak dapat memompa darah dengan kuat.

- Peradangan otot jantung akut akibat infeksi virus, atau adakalanya akibat infeksi bakteri. 

- Penyebab lainnya, seperti:

  1. Gangguan hormonal kronis tertentu, misalnya diabetes yang tidak terkontrol
  2. Tekanan darah tinggi
  3. Kegemukan
  4. Detak jantung yang cepat dan menetap
  5. Pemakaian zat atau obat tertentu, misalnya alkohol (terutama pada peminum alkohol yang berat dan disertai malnutrisi), kokain, dan obat kemoterapi.
  6. Kehamilan
  7. Kelebihan zat besi
  8. Penyakit jaringan ikat, misalnya artritis reumatoid

Gejala Kardiomiopati kongestif

Gejala Kardiomiopati Kongestif

Gejala awal kardiomiopati dilatasi biasanya berupa sesak napas saat beraktivitas dan mudah lelah. Kondisi ini terjadi akibat melemahnya jantung dalam memompa darah (gagal jantung).

Jika kardiomiopati disebabkan oleh infeksi, maka gejala awal bisa berupa timbulnya demam mendadak dan gejala-gejala lain yang mirip dengan gejala-gejala flu. Namun, apapun penyebabnya, jika kerusakan jantung cukup berat, maka pada akhirnya akan terjadi:

- peningkatan kecepatan denyut jantung
- penimbunan cairan di tungkai dan perut
- penimbunan cairan di paru-paru

Pembesaran jantung juga bisa membuat katup jantung tidak dapat menutup dengan normal, sehingga seringkali menyebabkan kebocoran. Selain itu, kerusakan dan peregangan pada otot jantung bisa menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia), dimana bisa terasa adanya detak jantung yang tidak teratur atau bahkan kematian.

Darah bisa terbendung di dalam jantung yang membesar, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah di dinding jantung. Bekuan darah ini bisa pecah, terlepas, terbawa aliran darah ke bagian tubuh lainnya, dan menyebabkan sumbatan pembuluh darah (menjadi emboli), sehingga terjadi kerusakan organ yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut. Jika sumbatan terjadi pada pembuluh darah otak, maka bisa terjadi stroke.


Kapan Harus ke Dokter?

Bila Anda mengalami sesak napas, atau ada gejala kardiomiopati lainnya, segera periksakan diri ke dokter. Hubungi rumah sakit terdekat bila ada nyeri dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau sangat sulit bernapas.

Bila ada anggota keluarga yang mengalami kardiomiopati dilatasi, periksakan diri Anda ke dokter, karena sebagian jenis kardiomiopati bersifat menurun dalam keluarga.


Diagnosis Kardiomiopati kongestif

Diagnosis Kardiomiopati Kongestif

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti:

  1. EKG (Elektrokardiografi), yang bisa mendeteksi kelainan aktivitas listrik jantung. 
  2. Ekokardiografi, untuk menghasilkan gambaran jantung dengan menggunakan gelombang suara, sehingga bisa diketahui ukuran jantung dan kemampuan jantung dalam memompa darah.
  3. MRI Jantung, untuk melihat gambaran jantung secara lebih mendetail. Pemeriksaan ini lebih sering digunakan untuk memastikan diagnosa, dan terkadang untuk mengidentifikasi penyebabnya.
  4. Kateterisasi jantung, bisa dilakukan jika diagnosis masih belum dapat dipastikan. Sebuah kateter halus dimasukkan melalui pembuluh darah perifer ke dalam jantung. Tindakan ini bisa digunakan untuk mengukur tekanan di dalam jantung dan menentukan tingkat keparahan penyakit arteri koroner. Selama kateterisasi, terkadang contoh jaringan diambil untuk diperiksa secara mikroskopik (biopsi). Pemeriksaan ini terkadang bisa mengidentifikasi perubahan mikroskopik yang khas pada beberapa gangguan yang menyebabkan kardiomiopati dilatasi (misalnya infeksi virus yang baru terjadi).

Penanganan Kardiomiopati kongestif

Penanganan Kardiomiopati Kongestif

Sejumlah penanganan untuk kardiomiopati kongestif atau dilatasi mungkin diperlukan. Penanganan dapat dimulai dengan obat-obatan untuk memperbaiki fungsi jantung, diantaranya:

  • beta bloker
  • ACE inhibitor
  • penghambat reseptor aldosteron
  • diuretik
  • anti-aritmia
  • pengencer darah
  • angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNi)

Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dapat membantu memperbaiki efektivitas obat dan kemungkinan dapat membantu menunda atau menghindari dilakukannya prosedur pada jantung.

Prosedur untuk Kardiomiopati Kongestif (Dilatasi)

Bila Anda mengalami kardiomiopati dilatasi tahap lanjut, fungsi jantung dapat sangat terganggu. Anda mungkin akan memerlukan prosedur, seperti:

  • pemasangan implan (misalnya alat pacu jantung biventricular, implantable cardioverter defibrillator)
  • prosedur pembedahan lainnya (misalnya pembedahan gagal jantung untuk memperbaiki fungsi jantung, atau transplantasi jantung)

Komplikasi Kardiomiopati Kongestif

Komplikasi dari kardiomiopati kongestif atau dilatasi antara lain:

  • Gagal jantung. Kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Gagal jantung yang tidak diobati dapat mengancam nyawa.
  • Kebocoran katup jantung (regurgitasi jantung). Kondisi kardiomiopati menyebabkan katup jantung sulit menutup sehingga terjadi kebocoran darah kembali melalui katup jantung.
  • Aritmia (denyut jantung tidak teratur). Perubahan pada ukuran dan bentuk jantung dapat mengganggu irama jantung.
  • Henti jantung tiba-tiba. Kardiomiopati dilatasi dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak tiba-tiba.
  • Bekuan darah. Penumpukan darah pada ruang jantung kiri bawah dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah. Bila bekuan darah ini masuk ke aliran darah, dapat menyumbat aliran darah ke berbagai organ, misalnya otak dan jantung. Bekuan darah dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau kerusakan organ lainnya. Aritmia juga dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah.

Prognosis Kardiomiopati Kongestif

Prognosis bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit. Banyak penderita kembali bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari setelah mendapatkan pengobatan.

Kardiomiopati kongestif tingkat lanjut atau komplikasinya dapat membuat penderitanya sakit berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit sampai gejala membaik.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Kardiomiopati Kongestif

Kondisi ini tidak selalu dapat dicegah, terutama bila diturunkan dalam keluarga, atau merupakan efek samping dari sebuah perawatan untuk menyelamatkan nyawa, misalnya kemoterapi.

Meskipun begitu, penyebab tertentu dapat dikendalikan, Anda dapat mencegah kardiomiopati kongestif dengan:

  • menghindari alkohol dan kokain
  • menangani kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
  • menjaga kesehatan jantung
  • menjalani gaya hidup sehat dengan tidak merokok, mengurangi konsumsi garam, tidur cukup, olahraga teratur, dan menjaga berat badan sehat

Referensi

Referensi:

  • A, J. Malcolm O. Dilated Cardiomyopathy. Merck Manual Handbook. 2013.
  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/16932-dilated-cardiomyopathy. 2022
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dilated-cardiomyopathy/symptoms-causes/syc-20353149. 2022.

Diperbarui 29 Januari 2024

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa