Informasi Penyakit

Stenosis Katup Mitral

VIDYA HARTIANSYAH
9 Februari 2024
Stenosis Katup Mitral

Stenosis Katup Mitral

VIDYA HARTIANSYAH
9 Februari 2024

Stenosis katup mitral merupakan penyempitan katup mitral pada saat membuka, sehingga menghambat aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri


Penyebab Stenosis katup mitral

Penyebab Stenosis Katup Mitral

Beberapa penyebab stenosis katup mitral diantaranya:

  • Demam rematik. Komplikasi dari infeksi streptokokus ini merupakan penyebab stenosis katup mitral yang paling sering. Gejala penyakit katup jantung dapat tidak tampak hingga beberapa tahun setelah demam rematik.
  • Penumpukan kalsium. Seiring dengan bertambahnya usia, penumpukan kalsium terjadi di sekitar katup mitral, yang menyebabkan penyempitan struktur yang menopang katup. Kondisi ini sulit diatasi bahkan dengan pembedahan.
  • Terapi radiasi. Terapi radiasi untuk kanker di daerah dada terkadang dapat menyebabkan katup mitral menebal dan mengeras. kerusakan katup jantung biasanya terjadi 20 - 30 tahun setelah terapi radiasi.
  • Penyakit jantung bawaam (penyakit jantung kongenital). Terkadang, bayi terlahir dengan katup mitral yang menyempit yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
  • Kondisi kesehatan lainnya. Lupus dan penyakit autoimun lainnya terkadang dapat menyebabkan stenosis katup mitral meskipun jarang.

Gejala Stenosis katup mitral

Gejala Stenosis Katup Mitral

Stenosis katup mitral yang ringan biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada akhirnya gangguan akan semakin memberat dan bisa timbul gejala-gejala seperti:

  1. Mudah lelah.
  2. Sesak napas, bahkan bisa terjadi pada saat istirahat. 
  3. Berdebar-debar.
  4. Warna merah keunguan seperti plum pada pipi akibat kadar oksigen yang rendah di dalam darah dan tekanan darah yang tinggi di paru-paru
  5. Batuk darah, jika tekanan yang tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah di paru-paru.
  6. Suara serak. Salah satu saraf yang mengontrol pita suara berada dekat jantung. Peningkatan tekanan di jantung bagian atas dapat menekan saraf tersebut.
  7. Pembengkakan di perut, pergelangan kaki atau kaki. Hal ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif, sehingga cairan menumpuk.
  8. Bronkitis. Penderita stenosis katup mitral dapat sering mengalami infeksi ini.
  9. Stroke. Ketika jantung tidak memompa darah ke ruang jantung atas dengan efektif, bekuan darah dapat terbentuk karena berkurangnya lairan darah. Bekuan darah ini dapat terbawa aliran darah dan menuju ke otak, yang bila memasuki pembuluh darah kecil dapat menyebabkan stroke.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri Anda ke dokter bila ada gejala nyeri dada, jantung berdebar-debar dengan cepat, atau sesak napas saat beraktivitas. Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis jantung untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Bila Anda telah terdiagnosis mengalami stenosis katup mitral tetapi tidak bergejala, pastikan Anda rajin memeriksakan diri sesuai dengan anjuran dokter.


Diagnosis Stenosis katup mitral

Diagnosis Stenosis Katup Mitral

Dokter akan melakukan satu atau beberapa pemeriksaan berikut untuk mendiagnosis kondisi Anda dan menentukan seberapa berat penyakit yang Anda alami:

  • Echokardiogram. Pemeriksaan ini paling sering digunakan untuk mendiagnosis stenosis katup mitral.
  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan EKG dapat mendeteksi gangguan irama jantung yang berkaitan dengan stenosis katup mitral.
  • Rontgen dada. Rontgen dada dapat menunjukkan perubahan pada bentuk atau struktur jantung yang disebabkan karena stenosis katup mitral.
  • Kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan tekanan dalam jantung dan menentukan apakah pasien menderita stenosis katup jantung.

Penanganan Stenosis katup mitral

Penanganan Stenosis Katup Mitral

Penanganan untuk stenosis mitral terdiri dari penggunaan obat-obatan, valvuloplasti mitral perkutan, dan pembedahan.

Hingga saat ini, tidak ada obat-obatan yang dapat memperbaiki sumbatan katup mitral. Obat-obatan fokus pada pencegahan endokarditis, mengurangi kasus demam rematik baru, memperbaiki gejala, dan mengurangi risiko pembekuan darah.

Percutaneous mitral balloon valvuloplasty (PMBV) adalah proseudr invasif  untuk menangani stenosis mitral. PMBV memperbaiki gejala dengan meningkatkan area katup mitral dan mengurangi gradien katup mitral. PMBV diindikasikan untuk pasien yang bergejala (kelas NYHA >II) atau pasien yang tidak bergejala dengan hipertensi paru dengan stenosis sedang atau berat dan marofologi katup yang menguntungkan, tanpa adanya bekuan pada atrium kiri, atau regurgitasi mitral sedang hingga berat.

Penggantian katup mitral dengan pembedahan diindikasikan pada pasien dengan stenosis mitral sedang hingga berat yang bergejala, ketika PMBV dikontraindikasikan atau dengan morfologi katup yang tidak menguntungkan.


Komplikasi Stenosis Katup Mitral

Stenosis katup mitral yang tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi seperti:

  • Denyut jantung tidak teratur. Stenosis katup mitral dapat menyebabkan irama jantung yang tidak teratur yang disebut dengan fibrilasi atrium. Risikonya meningkat dengan pertambahan usia dan pada stenosis yang lebih berat.
  • Bekuan darah. Irama jantung yang berkaitan dengan stenosis katup mitral dapat menyebabkan bekuan darah terbentuk dalam jantung. Bil abekuan ini terbawa aliran darah dan menuju ke otak, dapat terjadi stroke.
  • Tekanan darah tinggi di pembuluh darah arteri paru. Kondisi ini disebut dengan hipertensi pulmonal. Hal ini terjadi bila katup mitral yang menyempit memperlambat atau menghambat aliran darah. Penurunan aliran darah akan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah arteri. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru.
  • Gagal jantung kanan. Perubahan dalam aliran darah dan tekanan yang tinggi di pembuluh darah arteri paru menyebabkan beban pada jantung. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke sisi kanan ruang jantung. Upaya berlebihan ini akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah dan dapat terjadi kegagalan jantung.

Prognosis Stenosis Katup Mitral

Diperlukan waktu yang cukup lama (beberapa tahun hingga puluhan tahun) sampai gejala akibat stenosis katup mitral  muncul, terutama bila penyebabnya adalah demam rematik. Banyak pasien yang tidak mengalami stenosis katup mitral 20 hingga 40 tahun setelah terkena demam rematik pertama.

Ketika gejala muncul, perburukan penyakit dapat terjadi dengan cepat. Prognosis akan bergantung pada seberapa aktif Anda. Pasien dengan gejala yang lebih berat, misalnya sesak napas, memiliki prognosis yang lebih buruk dibandigkan dengan pasien yang tidak sesak napas. Pasien dengan tekanan darah tinggi di paru karena stenosis katup mitral memiliki harapan hidup sekitar tiga tahun. Gagal jantung sering terjadi pada kasus lanjut.

Anak-anak yang terlahir dengan kondisi ini prognosisnya bergantung pada berat-ringannya penyakit. Banyak anak dengan stenosis mitral memerlukan skrining teratur selama hidupnya.

Prognosis yang baik dapat dicapai dengan deteksi dini dan pengobatan tepat waktu. Karena pada stenosis katup mitral biasanya menyebabkan murmur jantung, dokter dapat mengenalinya saat melakukan pemeriksaan fisik dan penanganan dapat dilakukan lebih cepat sebelum menjadi lebih berat.


Dokter Spesialis


Pencegahan Stenosis Katup Mitral

Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi streptokokus pada tenggorokan) yang tidak diobati.

Stenosis akibat proses penuaan tidak dapat dicegah. Akan tetapi dapat diperlambat dengan olahraga teratur, menjaga berat badan sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, dan melakukan pemeriksaan kesehatan dengan teratur setiap tahun.


Referensi

Referensi:

  • A, Guy P. Mitral Stenosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/21903-mitral-valve-stenosis. 2023.
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mitral-valve-stenosis/symptoms-causes/syc-20353159. 2022.
  • www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430742/#_article-25199_s8_ 2023

Diperbarui 9 Februari 2024

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa