Kelemahan Otot
Kelemahan otot merupakan masalah yang sering terjadi, tetapi seringkali memberikan arti yang berbeda pada setiap penderitanya. Beberapa penderita hanya merasa kelelahan. Tetapi pada kelemahan otot yang sebenarnya, kekuatan otot yang normal tidak akan tercapai meskipun sudah berusaha sekuat tenaga. Kelemahan bisa terjadi di seluruh tubuh, atau hanya terbatas di satu lengan, tungkai, tangan atau jari-jari tangan.
Penyebab Kelemahan otot
Penyebab Kelemahan Otot
Kelemahan otot bisa disebebkan oleh kelainan di otot, tendon, tulang atau sendi; tetapi yang paling sering menyebabkan kelemahan otot adalah kelainan pada sistem saraf. Kadang kelemahan otot terjadi setelah sembuh dari suatu penyakit atau seringkali timbul karena proses penuaan.
Penyebab |
Contoh |
Akibat |
Kerusakan otak | Stroke atau tumor otak |
Kelemahan atau kelumpuhan pada sisi yang berlawanan dengan bagian otak yang mengalami kerusakan. |
Kerusakan medula spinalis | Cedera pada leher atau punggung, tumor medula spinalis, penyempitan saluran spinal, multipel sklerosis, myelitis transversus, kekurangan vitamin B12 |
Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai, hilangnya rasa, nyeri punggung |
Kemunduran saraf pada medula spinalis | Sklerosis lateral amiotrofik |
Hilangnya kekuatan otot tanpa disertai oleh hilangnya rasa |
Kerusakan pangkal saraf spinalis | Ruptur diskus di leher atau tulang belakang bagian bawah |
Nyeri leher dan kelemahan atau mati rasa di lengan, nyeri punggung bagian bawah, skiatika dan kelemahan atau mati rasa pada tungkai |
Kerusakan pada 1 saraf (mononeuropati) |
Neuropati diabetik, penekanan lokal |
Kelemahan atau kelumpuhan otot dan hilangnya rasa di daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terkena |
Kerusakan pada beberapa saraf (polineuropati) |
Diabetes, sindroma Guillain-Barre, kekurangan folat, penyakit metabolik lainnya |
Kelemahan atau kelumpuhan otot dan hilangnya sensasi di daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terkena |
Kelainan pada neuromuscular junction | Miastenia gravis, keracunan kurare, sindroma Eaton-Lambert, keracunan insektisida |
Kelumpuhan atau kelemahan pada beberapa otot |
Penyakit otot | Penyakit distrofi muskular Duchenne Infeksi atau peradangan (miositis virus akut, polimiositis) |
Kelemahan otot yang progresif di seluruh tubuh |
Kelainan psikis | Depresi, histeria (reaksi konversi), fibromialgia |
Kelemahan di seluruh tubuh, kelumpuhan tanpa kerusakan saraf |
Gejala Kelemahan otot
Gejala Kelemahan Otot
Atrofi (penciutan otot) bisa terjadi akibat:
- kerusakan otot atau saraf
- jarang digunakan, misalnya karena menjalani tirah baring untuk waktu lama
Dalam keadaan normal, pembesaran otot (hipertrofi) bisa terjadi dengan melakukan olah raga beban. Pada orang sakit, hipertrofi otot terjadi karena otot tersebut bekerja lebih berat untuk mengkompensasi kelemahan otot yang lain. Pembesaran otot juga bisa terjadi jika jaringan otot yang normal digantikan oleh jaringan yang abnormal, seperti yang terjadi pada amiloidosis dan kelainan otot bawaan tertentu (misalnya miotonia kongenital).
Fasikulasi (kedutan otot dibawah kulit yang tidak teratur dan tampak dari luar) biasanya menunjukkan kelainan saraf, meskipun kadang bisa terjadi pada orang yang sehat (terutama jika gugup atau kedinginan).
Membedakan kelemahan otot berdasarkan sumbernya
Kelainan Saraf |
Kelainan Otot |
Otot mengecil tetapi lebih kuat |
Otot lebih lemah |
Terjadi kedutan otot dibawah kulit |
Kedutan otot tidak terjadi |
Refleks menurun atau hilang sama sekali |
Refleks tetap ada meskipun otot sangat lemah |
Hilangnya rasa di seluruh otot yang melemah |
Rasa (sentuh dan hangat) normal tetapi terdapat nyeri tumpul. |
Diagnosis Kelemahan otot
Diagnosis Kelemahan Otot
Pemeriksaan otot dilakukan secara sistematis, mulai dari wajah, leher, lengan dan akhirnya tungkai. Dalam keadaan normal, seseorang dapat merentangkan lengannya selama beberapa menit tanpa gemetar. Ketidakmampuan menahan lengan dengan kokoh bisa merupakan pertanda adanya kelemahan otot. Kekuatan untuk melawan tahanan diuji dengan cara mendorong atau menarik dari arah yang berlawanan.
Tes fungsional bisa dilakukan dengan meminta penderita melakukan hal-hal berikut:
- bangkit dari kursi tanpa bantuan lengan
- berdiri diatas jari kaki dan tumit
- menggenggam benda
Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan neurologis menyeluruh bisa membantu menentukan berbagai kelainan rasa, koordinasi, gerakan motorik dan refleks. Uji kecepatan penghantaran saraf bisa membantu menentukan fungsi saraf. Pemeriksaan elektromiografi bisa dilakukan untuk menentukan kelainan otot. Jika kelainan terletak pada otot, maka bisa dilakukan biopsi otot untuk diperiksa dibawah mikroskop.
Penanganan Kelemahan otot
Penanganan Kelemahan Otot
Penanganan yang diberikan tergantung kepada penyebabnya, misalnya stroke, gangguan saraf akibat diabetes (neuropati), penyakit otot, atau bahkan kelainan psikis.
Terapi fisik terkadang bisa dilakukan untuk memperbaiki fungsi otot dan sendi, di mana penderita bisa belajar untuk belajar berdiri, menjaga keseimbangan, berjalan, dan menaiki tangga dengan lebih baik. Terapi yang dilakukan bisa berupa latihan memperkuat otot, latihan memperluas rentang gerakan, latihan koordinasi dan keseimbangan, latihan berajalan, dan sebagainya. Terapi fisik dilakukan oleh dokter ahli, sesuai dengan gangguan yang dialami oleh masing-masing penderita.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- M, Alex. Physical Therapy. Merck Manual Home Health Handbook. 2014.