Informasi Penyakit

Batu Empedu

VIDYA HARTIANSYAH
25 Juni 2024
Batu Empedu

Batu Empedu

VIDYA HARTIANSYAH
25 Juni 2024

Kandung empedu adalah organ kecil berbentuk seperti buah pir yang berada di sisi kanan abdomen, tepat di bawah liver. Kandung empedu mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.

Batu empedu biasanya terbuat dari kolesterol. Pada sebagian besar kasus, batu empedu tidak menimbulkan gejala dan tidak perlu penanganan.

Batu empedu bisa berukuran sebesar sebutir pasir, hingga sebesar bola golf. Ukuran batu bertambah perlahan-lahan. Akan tetapi batu berukuran yang lebih kecil lebih mungkin menyebabkan masalah karena dapat berpindah tempat dan tersangkut di tempat lain dan menyebabkan sumbatan.


Penyebab Batu empedu

Penyebab Batu Empedu

Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor risikonya adalah:

  • usia lanjut
  • kegemukan (obesitas)
  • diet tinggi lemak
  • faktor keturunan.

Batu empedu diperkirakan terbentuk akibat ketidakseimbangan zat-zat kimia yang membentuk cairan empedu.

Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan.

Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu.

Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.


Gejala Batu empedu

Gejala Batu Empedu

Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu). Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.

Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita akan merasakan nyeri. Nyeri timbul secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang secara bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa berlangsung sampai beberapa jam.

Lokasi nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas sebelah kanan dan bisa menjalar ke bahu kanan. Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice).

Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi. Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga infeksi. Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam saluran empedu utama.

 


Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter bila ada tanda atau gejala yang mengkhawatirkan, dan segera ke rumah sakit bila Anda mengalami:

  • nyeri perut yang sangat berat yang menyebabkan Anda tidak dapat duduk atau merasa nyaman
  • kulit dan bagian putih mata berwarna kuning (jaundice)
  • demam tinggi dan menggigil

Diagnosis Batu empedu

Diagnosis Batu Empedu

Pemeriksaan terbaik untuk menemukan batu empedu adalah dengan pemeriksaan USG dan kolesistografi.

Pada kolesistografi, foto rontgen akan menunjukkan jalur dari zat kontras radioopak yang telah ditelan, diserap di usus, dibuang ke dalam empedu dan disimpan di dalam kandung empedu.

Jika kandung empedu tidak berfungsi, zat kontras tidak akan tampak di dalam kandung empedu. Jika kandung empedu berfungsi, maka batas luar dari kandung empedu akan tampak pada foto rontgen.

Diagnosis batu di dalam saluran empedu ditegakkan berdasarkan adanya nyeri perut, jaundice, menggigil dan demam.

Hasil pemeriksaan darah biasanya menunjukkan pola fungsi hati yang abnormal, yang menunjukkan adanya penyumbatan saluran empedu.

Beberapa pemeriksaan lainnya yang bisa memberikan informasi tambahan untuk membuat diagnosis yang pasti adalah:

  • USG
  • CT scan
  • berbagai teknik foto rontgen yang menggunakan zat kontras radio-opak untuk menggambarkan saluran empedu.

batu empedu

Sumber gambar: www.healthline.com


Penanganan Batu empedu

Penanganan Batu Empedu

Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak.

Batu Kandung Empedu

Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi).

Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan.

Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi.

Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut.

Jenis pembedahan ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

  • mengurangi rasa tidak nyaman pasca pembedahan
  • memperpendek masa perawatan di rumah sakit.

Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah: 

  • pelarutan dengan metil-butil-eter
  • pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi)
  • pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol)

Batu Saluran Empedu

Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus dikeluarkan baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP).

Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus. Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter Oddi.

Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus.

ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus.

Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan perut.

Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah: 

  • perdarahan
  • peradangan pankreas (pankreatitis)
  • perforasi atau infeksi saluran empedu.

Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.

Batu kandung empedu tidak dapat diangkat melalui prosedur ERCP.

ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat.

 


Komplikasi Batu Empedu

Komplikasi batu empedu yang dapat terjadi antara lain:

  • radang kandung empedu, yang menyebabkan nyeri berat dan demam
  • sumbatan saluran empedu utama, yang menimbulkan gejala nyeri, kuning, dan infeksi saluran empedu
  • sumbatan saluran pankreas, yang dapat menyebabkan radang pankreas (pankreatitis), dengan gejala nyeri perut intens dan memerlukan perawatan
  • kanker empedu, risikonya meningkat pada orang dengan riwayat batu empedu. Akan tetapi angka kejadian kanker empedu sangat jarang

Prognosis Batu Empedu

Kurang dari 50% penderita yang mempunyai batu empedu akan menimbulkan gejala. Saat ini, mortalitas setelah kolesistektomi laparoskopi kurang dari 1%. Namun, pada kolesistektomi darurat adalah 10% atau lebih.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Batu Empedu

Risiko batu empedu yang sebagian besar terjadi akibat kolesterol dapat dikurangi dengan cara:

  • Membatasi makanan yang digoreng dan makanan cepat saji. Makanan tersebut banyak mengandung lemak tersaturasi yang banyak mengandung kolesterol
  • Banyak makan makanan tinggi serat, untuk membantu membersihkan kelebihan kolesterol dalam tubuh
  • Mengganti daging merah dengan ikan. Daging merah tinggi lemak tersaturasi, sedangkan ikan kaya asam lemak omega 3, yang meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol "baik").
  • Kurangi berat badan secara perlahan. Mengurangi berat badan dapat membantu mengurangi kolesterol dalam darah, tetapi lakukan dengan perlahan karena penurunan berat badan dengan cepat dapat memicu terbentuknya batu empedu

Referensi

Referensi:

  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/7313-gallstones. 2022
  • NCBI. Gallstones. 2023
  • www.mayoclinic.org. Gallstones. 2021
  • www.nhs.uk. Gallstones. 2021
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa