Trombosis Vena Renalis
Trombosis vena renalis merupakan suatu penyumbatan yang disebabkan oleh bekuan darah pada vena renalis, yaitu pembuluh darah balik yang mengangkut darah dari ginjal.
Penyebab Trombosis vena renalis
Penyebab Trombosis Vena Renalis
Pada orang dewasa, trombosis vena renalis biasanya terjadi bersama dengan gangguan ginjal lainnya yang menyebabkan sindroma nefrotik, dimana protein dalam jumlah besar keluar melalui air kemih. Selain itu, trombosis vena renalis juga bisa disebabkan oleh:
- Kanker ginjal atau berbagai kondisi yang memberikan tekanan pada vena ginjal
- Gangguan pembekuan darah, dimana darah mudah membeku
- Vaskulitis
- Penyakit sel sabit
- Dehidrasi (terutama pada bayi)
- Diabetes yang menyebabkan gangguan pada ginjal
- Pemakaian obat kontrasepsi oral
- Kehamilan
- Trauma pada punggung atau perut
- Penyalahgunaan kokain
- Tromboflebitis migrans, yaitu kondisi di mana bekuan darah terbentuk di vena-vena lain di seluruh tubuh
Penyebab paling sering terjadinya trombosis vena renalis pada orang dewasa adalah sindroma nefrotik dan penyebab paling sering pada bayi adalah dehidrasi.
Gejala Trombosis vena renalis
Gejala Trombosis Vena Renalis
Trombosis vena renalis paling sering terjadi pada orang dewasa. Pada orang dewasa, onset dan perkembangan penyakit biasanya terjadi secara perlahan dan tanpa gejala. Adakalanya sebagian bekuan darah bisa terlepas dan masuk ke paru-paru dan menyebabkan terjadinya emboli paru. Kondisi ini menyebabkan timbulnya nyeri dada yang mendadak dan bertambah hebat saat bernafas, disertai adanya sesak nafas. Pada beberapa orang, produksi air kemih juga bisa berkurang.
Pada sebagian besar anak kecil dan sejumlah orang dewasa, onset dan perkembangan penyakit biasanya muncul secara tiba-tiba. Pada anak-anak, penyakit biasanya diawali dengan adanya diare dan dehidrasi, sehingga meningkatkan kecenderungan untuk terbentuknya bekuan darah. Gejala awal yang muncul seringkali berupa rasa nyeri yang biasanya terjadi pada punggung di belakang tulang rusuk bagian bawah atau di bagian panggul. Penderita bisa mengalami demam, penurunan jumlah air kemih, dan adanya darah dalam air kemih (hematuria).
Diagnosis Trombosis vena renalis
Diagnosis Trombosis Vena Renalis
Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan:
- Pemeriksaan darah, bisa menunjukkan terjadinya gagal ginjal.
- Pemeriksaan pencitraan, seperti:
- CT angiografi atau MR angiografi
- Ultrasonografi
- Ultrasonografi doppler
- Pemeriksaan foto sinar-X pada vena cava inferior atau vena renalis dengan zat kontras
Penanganan Trombosis vena renalis
Pengobatan Trombosis Vena Renalis
Penanganan primer yang dilakukan adalah mencegah terbentuknya bekuan darah yang baru dan mengurangi risiko terjadinya emboli (misalnya emboli paru). Penderita mungkin akan dianjurkan untuk melakukan tirah baring atau membatasi aktivitas untuk sementara waktu.
Pilihan terapi untuk trombosis vena renalis termasuk antikoagulan heparin, trombolisis, dan trombektomi dengan kateter atau pembedahan. Antikoagulan jangka panjang dengan heparin berat molekular rendah atau warfarin oral harus dimulai segera bila intervensi invasif tidak direncanakan. Antikoagulan mengurangi risiko pembentukan trombus baru, meningkatkan rekanalisasi pembuluh darah, dan memperbaiki fungsi ginjal. Antikoagulan harus dilanjutkan setidaknya selama 6 - 12 bulan dan seterusnya bila ada kelainan hiperkoagulabilitas.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Trombosis Vena Renalis
Tidak ada cara tertentu yang bisa mencegah terjadinya trombosis vena renalis pada sebagian besar orang. Risiko terjadinya trombosis bisa dikurangi dengan cara menjaga cairan tubuh untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Referensi
Referensi:
- D, David C. Renal Vein Thrombosis. Medline Plus. 2011.
- www.msdmanuals.com/professional/genitourinary-disorders/renovascular-disorders/renal-vein-thrombosis