Inkontinensia Uri
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih (tidak dapat menahan kencing).
Penyebab Inkontinensia uri
Penyebab Inkontinensia Urin
Inkontinensia uri bisa terjadi akibat:
- Iritasi kandung kemih, misalnya akibat infeksi, minuman bersoda, teh, kopi, pemanis buatan, makanan pedas atau asam
- Efek samping obat tertentu, misalnya obat penenang atau relaksan otot
- Asupan minum yang mengandung kafein atau alkohol berlebihan
- Minum terlalu banyak, terutama dalam waktu singkat, sehingga meningkatkan produksi air kemih
- Penyakit yang mempengaruhi otak atau saraf pada kandung kemih
- Perubahan pada kandung kemih atau saluran kemih (uretra), terutama pada usia lanjut dan wanita pasca menopause. Proses penuaan pada otot kandung kemih membuat penurunan kapasitas kandung kemih dalam menyimpan air kemih.
Gejala Inkontinensia uri
Gejala Inkontinensia Urin
Pembagian Inkontinensia Uri Berdasarkan Pola Gejalanya
Jenis | Definisi | Penyebab |
Inkontinensia desakan |
Ketidakmampuan untuk menunda pengeluaran air kemih lebih dari beberapa menit setelah penderita merasa kandung kemihnya penuh |
|
Inkontinensia karena tekanan |
Kebocoran air kemih, biasanya berupa pancaran kecil, yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam perut. Kondisi ini terjadi saat penderita batuk, tertawa, mengedan, bersin atau mengangkat benda berat. |
|
Inkontinensia aliran berlebih |
Penimbunan air kemih dalam kandung kemih yang terlalu banyak sehingga sfingter tidak mampu menahannya dan terjadi kebocoran yang hilang-timbul, seringkali tanpa sensasi kandung kemih. |
|
Inkontinensia total |
Kebocoran berkesinambungan karena sfingter tidak menutup |
|
Inkontinensia psikogenik |
Hilangnya pengendalian karena kelainan psikis |
Gangguan emosional (misalnya depresi) |
Inkontinensia campuran |
Gabungan dari berbagai keadaan di atas |
Gabungan dari berbagai penyebab di atas |
Diagnosis Inkontinensia uri
Diagnosis Inkontinensia Urin
Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:
- Analisis air kemih, untuk menentukan apakah terdapat infeksi atau tidak.
- Pengukuran jumlah air kemih yang tersisa di dalam kandung kemih melalui pemeriksaan USG atau kateterisasi. Sisa air kemih yang banyak menunjukkan adanya sumbatan atau kelainan pada saraf atau otot kandung kemih.
- Penilaian urodinamik untuk mengukur tekanan kandung kemih pada saat kosong dan pada saat terisi. Pemeriksaan ini terutama efektif dilakukan pada inkontinensia menahun.
Pada inkontinensia uri karena tekanan dilakukan pemeriksaan vagina dan pemeriksaan panggul (untuk mengetahui apakah lapisan uretra atau vagina mengalami penipisan akibat kekurangan estrogen).
Gejala Inkontinensia Uri; tidak dapat menahan kencing
Penanganan Inkontinensia uri
Penanganan Inkontinensia Urin
Beberapa penanganan sederhana bisa dilakukan:
- Membiasakan diri untuk buang air kecil setiap 2-3 jam untuk menjaga agar kandung kemih relatif kosong.
- Menghindari minuman yang bisa menyebabkan iritasi kandung kemih, misalnya minuman yang mengandung kafein.
- Minum sebanyak 6-8 gelas/hari untuk mencegah pemekatan air kemih, karena air kemih yang terlalu pekat bisa menyebabkan iritasi pada kandung kemih.
- Menghentikan pemakaian obat-obatan yang bisa menimbulkan efek samping pada kandung kemih.
- Melakukan latihan penguatan otot panggul (Kegel)
- Menggunakan pembalut untuk membantu menyerap air kemih yang biasanya keluar
Pengobatan bisa diberikan untuk merelaksasi kandung kemih, memperkuat kontraksi kandung kemih (jika terjadi kelemahan), atau membantu memperkuat sfingter uretra.
Obat-obatan yang sering digunakan untuk mengatasi inkontinensia uri yaitu:
- Antikolinergik. Obat golongan ini dapat menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif. Contohnya adalah oxybutynin, tolterodine.
- Mirabegron. Obat ini merelaksasi otot kandung kemih dan dapat meningkatkan volume urin yang dapat ditampung oleh kandung kemih. Obat ini juga dapat meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan saat buang air kecil dan membantu mengosongkan kandung kemih.
- Alpha blockers. Pada pria yang mengalami inkontinensia mendesak atau inkontinensia aliran berlebih, obat-obatan ini merelaksasi otot leher kandung kemih dan serat otot di prostat dan memudahkan pengosongan kandung kemih. Obat golongan ini misalnya tamsulosin, alfuzosin, silodosin, dan doxazosin.
- Estrogen topikal. Estrogen dosis rendah dalam sediaan krim vaginal, cincin, atau patch, dapat membantu menguatkan dan meremajakan jaringan di area uretra dan vagina.
Pembedahan bisa dilakukan pada kasus yang berat, yang tidak merespons pengobatan, misalnya untuk memperkuat uretra atau untuk mengatasi penyebab tertentu jika ada, misalnya mengatasi sumbatan atau mengatasi pembesaran prostat.
Untuk inkontinensia psikogenik bisa dilakukan psikoterapi dan pemakaian alat yang bisa membangunkan ketika mulai mengompol. Selain itu, bisa dilihat apakah terdapat gangguan psikologis tertentu pada penderita, misalnya depresi.
Informasi Produk Terkait Inkontinensia Uri
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Inkontinensia Urin
Inkontinensia uri tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya inkontinensia uri, antara lain:
- Menjaga berat badan ideal yang sehat. Kurangi berat badan jika mengalami kegemukan.
- Tidak merokok
- Lakukan senam Kegel
- Hindari makanan atau minuman yang bisa menyebabkan iritasi pada kandung kemih, misalnya kopi.
- Makan makanan berserat lebih banyak, sehingga bisa membantu mencegah konstipasi, yang merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia uri.
- Olahraga. Aktivitas fisik mengurangi risiko terjadinya inkontinensia.
Referensi
Referensi:
- Mayo Clinic. Urinary Incontinence. 2023
Diperbarui tanggal 23 Agustus 2023