Insufisiensi adrenal bisa bersifat primer atau sekunder.

Insufisiensi adrenal primer, disebut juga penyakit Addison, terjadi jika kelenjar adrenal rusak sehingga tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup.

Insufisiensi adrenal sekunder terjadi ketika kelenjar hipofisis di otak gagal menghasilkan hormon yang menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon. Insufisiensi adrenal sekunder lebih sering terjadi daripada penyakit Addison.

Gejala-gejala insufisiensi adrenal biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Gejala yang paling sering terjadi adalah rasa lelah yang berat dan kronis, kelemahan otot, hilang nafsu makan, dan penurunan berat badan.

Gejala-gejala lain yang dapat terjadi meliputi:

• mual, muntah, diare
• penurunan tekanan darah terutama ketika penderita berdiri, yang menyebabkan timbul rasa pusing atau pingsan
• depresi
• rasa ingin makan makanan yang asin karena kurangnya natrium dalam tubuh
• hipoglikemia (kadar glukosa darah yang rendah)
• sakit kepala
• berkeringat
• pada wanita dapat terjadi ketidakteraturan periode menstruasi
• kulit menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi)

Pada tahap awal, insufisiensi adrenal bisa sulit untuk didiagnosis. Selain dari riwayat medis dan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya insufisiensi adrenal. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar hormon apakah mencukupi atau tidak serta menentukan penyebabnya. Pemeriksaan radiologis untuk kelenjar adrenal dan hipofisis juga membantu untuk mencari penyebabnya.

Pengobatan insufisiensi adrenal meliputi terapi penggantian hormon yang tidak dihasilkan oleh kelenjar adrenal. 

Referensi:

• Adrenal Insufficiency and Addison's Disease. 2012.
• National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.