Kanker Leher Rahim (Serviks) adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim (serviks) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina). Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi 95% kasus ditemukan HPV (Human Pappiloma Virus) positif. Kanker Leher Rahim merupakan penyebab terbanyak dari semua jenis kanker.
Pap Smear adalah sebuah langkah pengujian medis untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan pada leher rahim, biasa berkaitan perihal kanker serviks pada wanita. Adapun wilayah kewanitaan yang diperiksa meliputi sel-sel dari leher rahim hingga panggul.
Penularan virus HPV yang diklaim sebagai penyebab utama kanker serviks bisa disebabkan faktor hubungan seksual dengan banyak pasangan.
Faktor risiko penyebab Kanker Leher Rahim
- Wanita yang sudah melakukan hubungan seksual pada usia muda (< 17 tahun)
- Sering berganti-ganti pasangan seksual dan berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan seksual
- Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin
- Wanita yang sering melahirkan
- Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok
Siapa saja yang perlu melakukan pap smear
Pada umumnya seorang wanita disarankan untuk melakukan pap smear untuk pertama kali kira-kira 3 tahun setelah melakukan hubungan seksual yang pertama kali. American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan pap smear dilakukan setiap tahun bagi wanita yang berumur 21-29 tahun,
Setiap 2-3 tahun sekali bagi wanita yang berumur lebih dari 30 tahun dengan catatan hasil pap testnya negatif 3 kali berturut-turut. Namun apabila seorang wanita mempunyai faktor resiko terkena kanker leher rahim (misalnya : hasil pap smear menunjukkan prekanker, terkena infeksi HIV, atau pada saat hamil ibu mengkonsumsi diethylstilbestrol (DES)) maka pap smear dilakukan setiap tahun tanpa memandang umur.
Batasan seorang wanita untuk berhenti melakukan pap smear menurut American Cancer Society (ACS) adalah apabila sudah berumur 70 tahun dan hasil pap smear negatif 3 kali berturut-turut selama 10 tahun.
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pap smear antara lain :
- Hindari melakukan hubungan seksual, gurah vagina, penggunaan kream dan jelly 2 hari sebelum pap smear karena dapat menyamarkan hasil pemeriksaan.
- Meskipun pap smear ini dapat dilakukan pada saat menstruasi, namun disarankan untuk melakukannya pada saat tidak menstruasi, karena akan menyulitkan pameriksaan.
Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dilakukan di atas kursi pemeriksaan khusus ginekologis, Anda akan diminta berbaring dengan posisi membuka kedua lutut dan paha. Sampel sel-sel diambil dari luar serviks dan dari liang serviks dengan melakukan usapan dengan spatula yang terbuat dari bahan kayu atau plastik. Setelah usapan dilakukan, sebuah cytobrush (sikat kecil berbulu halus, untuk mengambil sel-sel serviks) dimasukkan untuk melakukan usapan dalam kanal serviks. Setelah itu, sel-sel diletakkan dalam object glass (kaca objek) dan disemprot dengan zat untuk memfiksasi, atau diletakkan dalam botol yang mengandung zat pengawet, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Sumber : www.womenshealth.gov
Hasil Pemeriksaan pap smear
Hasil pap smear normal menunjukkan hasil negatif, yaitu tidak adanya sel-sel serviks yang abnormal. maka tidak diperlukan terapi sampai jadwal pap smear yang berikutnya
Sedangkan hasil pap smear abnormal dibagi menjadi 3 hasil utama :
- Bukan kanker
Kebanyakan hasilnya adalah infeksi kemudian pasien diminta untuk berobat dan melakukan kontrol ulang dalam 4-6 bulan untuk mengulang pap smear.
- Prekanker
Menunjukkan beberapa perubahan sel abnormal, biasanya dilaporkan sebagai “sel atipik” atau displasia serviks. Apabila ditemukan displasia atau prekanker dokter akan melakukan kolposkopi menggunakan mikroskop untuk memeriksa area leher rahim dan melakukan biopsi. Apabila hasil biopsi juga menunjukkan displasia maka dokter kandungan akan melakukan cryosurgery atau cone biopsi sebagai terapi terhadap displasia tersebut.
Biopsi Serviks
Sumber : www.nlm.nih.gov
Pemeriksaan Dengan Kolposkopi
Sumber : www.drbasinski.com
- Ganas ( kanker)
Pasien langsung diminta berobat ke dokter untuk di lakukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan stadium dari keganasan tersebut dan akan melakukan terapi sesuai stadium yang ditemukan.
Sumber : www.womens-health-advice.com
Pencegahan dari kanker serviks
1. Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV adalah salah satu cara untuk menghindari terkena virus tersebut. Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui dua jenis vaksin HPV yaitu Cervarix dan Gardasil untuk melindungi wanita terhadap jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Sedangkan Gardasil dapat melindungi dari penyakit kutil kelamin. Ada baiknya Anda segera melakukan vaksin sebelum aktif berhubungan intim.
2. Setia pada satu pasangan
Strategi lain untuk mencegah virus HPV adalah setia pada satu pasangan saja. Pasalnya, jika Anda memiliki pasangan lebih dari satu atau banyak, maka risiko terkena HPV pun semakin besar.
3. Gunakan alat kontrasepsi
Jika Anda aktif berhubungan intim, gunakan ‘pengaman’ pada saat berhubungan intim. Hal tersebut dapat menurunkan risiko penularan HPV. Anda pun harus memakai ‘pengaman’ dari awal hingga selesai berhubungan intim, pasalnya virus HPV dapat menular dengan cara oral, maupun kontak kulit.
4. Sirkumsisi/Khitan
Penelitian menunjukan bahwa risiko tertular virus HPV bisa menurun jika disunat.
5. Pap smear
Pap smear adalah tes yang memeriksa kelainan pada sel-sel yang melapisi leher rahim. Pap smear merupakan cara terbaik mendeteksi kanker leher rahim sebab pap smear yang dilakukan secara rutin dapat mencari dan menemukan sel kanker serviks lebih awal, sehingga memudahkan saat melakukan pengobatan terhadap kanker.
6. Tidak melakukan hubungan intim di usia muda
Risiko terinfeksi virus HPV akan semakin tinggi jika Anda melakukan hubungan intim lebih awal atau terlalu muda.
7. Gaya hidup sehat
Cara ini merupakan cara yang paling handal untuk menghindari
tertular atau terkena HPV. Pasalnya, melakukan gaya hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan yang sehat dan rendah lemak, olahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak minum alkohol secara berlebihan akan menghindari anda terkena HPV.
Gaya hidup sehat juga akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh di mana tubuh yang sehat mampu melawan infeksi dan virus dalam tubuh.