Jenis-jenis Obat Asma dan Kegunaannya

Sebagian besar penderita asma sering mengalami kekambuhan, seperti sesak napas, mengi, dan batuk. Saat gejala tidak kambuh, tidak berarti penyakit sudah sembuh, penyakit masih aktif dan tetap perlu diobati.

Penderita penyakit asma yang tidak mendapatkan pengobatan dengan baik, dapat semakin sering kambuh. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Mencatat gejala dan efek samping, dan menyesuaikan pengobatan berdasarkan perubahan adalah kunci penting dalam menjaga asma tetap terkontrol.

Ikuti petunjuk pengobatan dari dokter, pelajari kapan harus memeriksakan diri untuk menyesuaikan jenis atau dosis obat, dan kapan harus segera ke rumah sakit dalam keadaan darurat.

Jenis-jenis Obat Asma

Ada dua jenis obat asma:

  • Reliever (pereda gejala akut). Obat-obatan dalam kelompok ini dengan cepat membuka saluran napas sehingga gejala akut segera membaik.

Selain digunakan untuk meredakan gejala akut, reliever juga dapat digunakan untuk mencegah serangan asma, misalnya sebelum berolahraga. Pada asma ringan, penggunaan obat reliever seringkali sudah cukup untuk mengontrol asma.

  • Controller (obat pencegah kekambuhan). Obat-obatan yang masuk ke dalam golongan ini bekerja mengurangi peradangan di paru-paru, yang mencegah gejala asma jangka panjang. Biasanya obat golongan ini juga mengandung steroid, dan digunakan setiap hari, meskipun sedang tidak ada gejala akut.

Anda atau anak Anda mungkin memerlukan obat-obatan yang bekerja cepat meredakan gejala, obat pengontrol, atau keduanya, berdasarkan berat-ringannya gejala.

Dosis obat dan cara menggunakannya bergantung pada seberapa berat gejala yang dialami, seberapa sering kambuh, usia, dan efek samping obat.  

Sebagian obat diresepkan dengan dosis yang tetap, sedangkan obat lainnya dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Bentuk Sediaan Obat Asma

jenis-jenis sediaan obat asma

Obat asma ada dalam beberapa bentuk sediaan, seperti inhaler, tablet, dan injeksi.

  1. Inhaler
    1. Reliever

Sebagian besar penderita asma memulai pengobatannya dengan inhaler jenis reliever. Obat ini digunakan saat gejala muncul, dan dapat meredakannya dalam beberapa menit.

Reliever membuat otot saluran napas rileks dan terbuka sehingga penggunanya dapat bernapas lebih mudah.

Inhaler ini memiliki beberapa efek samping, tetapi terkadang menyebabkan efek samping gemetar atau berdebar-debar beberapa menit setelah digunakan.

Bila Anda menggunakan obat jenis ini lebih dari dua hari dalam seminggu, konsultasikan kembali dengan dokter karena mungkin Anda memerlukan penyesuaian obat.

Beberapa contoh inhaler kelompok reliever yaitu:

  • Short-acting beta-agonists. Obat golongan ini merupakan pilihan pertama untuk meredakan gejala asma dengan cepat. Contoh obatnya yaitu albuterol, epinephrine, dan levalbuterol.
  • Antikolinergik. Misalnya ipratropium, selain membuka saluran napas, juga mengurangi lendir. Obat ini memerlukan waktu lebih lama untuk bekerja dibandingkan dengan short-acting beta-agonists.
  • Kombinasi antara short-acting beta-agonist dan antikolinergik.
    1. Controller

Bila Anda sering memerlukan reliever, kemungkinan Anda juga memerlukan controller.

Inhaler jenis ini digunakan setiap hari untuk mengurangi peradangan dan sensitivitas saluran napas, sehingga tidak mudah bereaksi terhadap pencetus asma. Meskipun tidak ada gejala, controller (atau disebut juga dengan preventer) harus tetap digunakan.

Beberapa contoh obat golongan ini yaitu:

  • Kortikosteroid. Kortikosteroid adalah obat pengontrol asma jangka panjang yang paling efektif. Contoh obat ini yaitu beclomethasone, budesonide, ciclesonide, fluticasone, dan mometasone.
  • Long-acting beta-agonists. Obat ini membuka saluran napas dengan merelaksasi otot-otot yang mengelilinya. Obat golongan ini digunakan bersamaan dengan kortikosteroid. Contoh obat ini yaitu formoterol, salmeterol, dan vilanterol.
  • Obat kombinasi. Jenis inhaler ini mengandung kortikosteroid, long-acting beta-agonist, dan terkadang antikolinergik.
  • Cromolyn. Obat ini mencegah pembengkakan saluran napas ketika kontak dengan pencetus asma.
  • Long-acting bronchodilators. Misalnya tiotropium, yang digunakan bersama kortikosteroid, bila Anda tetap mengalami gejala meskipun sudah menggunakan steroid inhalasi setiap hari. Obat golongan ini tidak boleh digunakan sebagai pengobatan tunggal asma jangka panjang.

Obat asma golongan controller yang mengandung steroid memiliki beberapa efek samping, seperti infeksi jamur di mulut dan tenggorokan, suara serak, dan sakit tenggorokan.

spacer inhaler untuk anak

Efek samping ini dapat dicegah dengan menggunakan spacer, yaitu alat tambahan seperti tabung yang disambungkan ke inhaler. Selain itu, berkumur setelah menggunakan inhaler juga dapat membantu menguranig efek samping.

    1. Inhaler kombinasi

Bila penggunaan reliever dan controller tidak dapat mengendalikan gejala asma, Anda mungkin memerlukan kombinasi keduanya.

Inhaler kombinasi digunakan setiap hari untuk mencegah kekambuhan dan memberikan efek pereda dalam waktu lama ketika sedang kambuh.

Meskipun tidak ada gejala, penting untuk menggunakannya dengan teratur.

  1. Nebulizer

Pada anak-anak yang masih terlalu kecil, atau orang dewasa yang kesulitan menggunakan inhaler, dokter mungkin akan merekomendasikan pemakaian nebulizer.

Alat ini mengubah obat asma menjadi uap sehingga memudahkan obat masuk ke paru-paru. Nebulizer dilengkapi dengan mouthpiece atau masker yang memiliki ukuran bahkan untuk bayi.

  1. Tablet

Anda mungkin juga akan memerlukan obat yang diminum bila inhaler saja tidak cukup mengontrol gejala.

  • Leukotriene receptor antagonists (LTRAs)

LTRAs merupakan obat minum pilihan utama untuk asma. Obat ini tersedia dalam bentuk sirup dan bubuk. Obat ini merelaksasi otot polos di sekeliling saluran napas dan mengurangi pembengkakan.

  • Theophylline

Theophylline mungkin juga akan direkomendasikan bila pengobatan lainnya tidak dapat mengontrol gejala. Theophylline merelaksasi otot yang membuat saluran napas menyempit. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup.

  • Steroid

Steroid direkomendasikan bila obat lain tidak membantu mengontrol gejala. Steroid dapat dikonsumsi segera ketika terjadi serangan asma, atau sebagai obat pencegahan yang dikonsumsi setiap hari (hanya bila gejala asma sangat berat dan inhaler tidak lagi dapat mengontrol gejala) selama beberapa minggu.

Sayangnya penggunaan steroid dalam waktu lama dapat memberikan efek samping, misalnya nafsu makan meningkat (sehingga berat badan naik), mudah memar, gangguan mood, tulang rapuh (osteoporosis), dan tekanan darah naik.

  1. Injeksi

Pada sebagian penderita asma yang sangat berat, dokter mungkin akan memberikan obat injeksi yang disebut dengan terapi biologis setiap beberapa minggu untuk membantu mengontrol gejala.

  1. Terapi lainnya

Pembedahan

Selain injeksi, terapi lainnya untuk penderita asma berat yaitu prosedur termoplasti bronkial.

Pada prosedur ini, pasien akan dibius. Keudian alat yang berbentuk seperti kabel akan dimasukkan ke dalam tenggorokan dan menuju paru-paru yang akan memanaskan otot-otot di saluran napas agar tidak menyempit dan menimbulkan gejala.

Prosedur ini bekerja dengan baik dan tidak ada kekhawatiran serius mengenai keamanannya.

Terapi Tambahan

Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa latihan pernapasan dapat membantu memperbaiki gejala dan mengurangi kebutuhan penggunaan obat reliever pada sebagian penderita asma. Akan tetapi latihan pernapasan tidak boleh digunakan sebagai pengganti obat-obatan, Anda tetap harus menggunakan obat asma sesuai dengan petunjuk dokter.

Mencegah Kekambuhan Asma

  1. Menghindari Pencetus Asma

Ada banyak hal berbeda yang dapat mencetuskan asma dan hal ini berbeda-beda pada setiap orang. Dengan mengenali pencetus asma Anda dan menghindarinya, Anda dapat mengurangi kemungkinan kekambuhan.

Beberapa contoh pencetus asma misalnya:

  • Debu, termasuk kutu dalam debu. Untuk menghindarinya:
    • cuci seprai dan sarung bantal dengan air panas
    • rajin mem-vakum kasur dan sofa (gunakan masker saat melakukannya)
    • ganti horden dengan teratur
    • jangan menyimpan buku-buku atau kertas di tempat terbuka (rak tanpa penutup) terutama di kamar, karena dapat menyimpan debu
  • Asap rokok
    • Berhenti merokok bila Anda merokok
    • jangan merokok di dekat keluarga yang menderita asma
    • bersihkan diri (mandi, cuci muka, cuci tangan) dan ganti baju segera ketika masuk rumah
    • jangan merokok di dalam rumah atau dalam mobil
  • Bulu hewan peliharaan
  • Kecoak. Buang sampah terutama sisa makanan di tempat sampah tertutup untuk menghindari mengundang kecoak.
  • Udara dingin. Gunakan jaket, tutup mulut dan hidung saat cuaca dingin, atau berada di ruangan yang dingin.
  • Jamur dalam ruang. Buka jendela, perbaiki ventilasi, perbaiki bila ada pipa yang bocor, bersihkan jamur yang ada dengan menggunakan cairan pemutih.
  1. Membuat Rencana Penanganan

Dengan memiliki rencana penanganan, upaya mengendalikan gejala asma dapat lebih maksimal. Beberapa hal yang harus Anda ketahui:

  • seperti apa gejala yang memburuk
  • obat yang harus digunakan saat tidak ada gejala dan saat gejala memburuk
  • apa yang harus dilakukan disaat ada kegawatan
  • nomor kontak darurat yang harus dihubungi saat ada kegawatan
  • bagaimana mengontrol pencetus asma.

(Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini dapat Anda baca dalam artikel: Asma)

 

 

Referensi:

  • www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279519/
  • www.nhs.uk/conditions/asthma/treatment/
  • www.webmd.com/asthma/asthma-treatments