Informasi Penyakit

Disleksia; Gangguan Membaca

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Disleksia; Gangguan Membaca

Disleksia; Gangguan Membaca

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Disleksia merupakan gangguan spesifik dalam membaca, yaitu berupa kesulitan dalam memisahkan kata dari sekelompok kata dan fonem (bunyi huruf) di dalam setiap kata. Disleksia mengganggu kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, mengeja, dan terkadang berbicara.

Disleksia merupakan gangguan belajar pada anak yang paling sering terjadi dan menetap seumur hidup. Tingkat keparahan disleksia bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat.

Disleksia mengenai sekitar 3-5% anak. Gangguan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding anak perempuan, namun biasanya gangguan ini kurang dikenali pada anak perempuan. Disleksia cenderung menurun dalam keluarga.

 


Penyebab Disleksia; gangguan membaca

Penyebab Disleksia atau Gangguan Membaca

Kebanyakan orang berpikir bahwa disleksia menyebabkan huruf dan angka menjadi terbalik-balik, demikian juga dengan kata-kata. Tetapi pembalikan ini bisa terjadi sebagai bagian dari perkembangan yang normal, dan sering terjadi pada banyak anak.

Masalah utama pada disleksia adalah gangguan dalam mengenali fonem, yang merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang bisa menunjukkan perbedaan makna.

Fonem berbentuk bunyi, misalnya bunyi "k" dan "g" merupakan dua fonem yang berbeda (contohnya dalam kata "cagar" dan "cakar"). Pada anak dengan disleksia, otak mengalami kesulitan dalam menghubungkan bunyi dengan huruf yang melambangkan bunyi tersebut, dan untuk menyatukan bunyi tersebut ke dalam kata-kata.

Keadaan ini membuat anak dengan disleksia sulit untuk mengenali kata-kata pendek atau mengucapkan kata-kata yang lebih panjang. Anak dengan disleksia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengucapkan sebuah kata. Arti kata itu sendiri seringkali menjadi hilang, dan anak menjadi sulit untuk memahami suatu bacaan.

Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa anak-anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam mengeja. Mereka juga mengalami kesulitan untuk menuangkan pikiran dalam tulisan ataupun ucapan. Disleksia merupakan suatu gangguan dalam memproses bahasa. Dengan demikian, gangguan ini bisa mengenai semua bentuk bahasa, baik secara lisan ataupun tulisan.

Disleksia disebabkan oleh adanya masalah pada otak yang belum sepenuhnya dimengerti dan sudah ada sejak lahir.

Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan penglihatan atau pendengaran, retardasi mental, kerusakan otak, atau kecerdasan yang kurang.

Disleksia menyebabkan anak sering melakukan kesalahan saat mengeja dan menulis, kecepatan dan keakuratan menjadi turun jika anak membaca dengan suara keras. Orang-orang dengan disleksia tidak memiliki masalah dalam mengerti bahasa yang diucapkan.

 

Save


Gejala Disleksia; gangguan membaca

Gejala Disleksia atau Gangguan Membaca

Anak-anak pra-sekolah dengan disleksia bisa terlambat berbicara, mengalami gangguan artikulasi, dan kesulitan untuk mengingat nama-nama huruf, angka, dan warna. Anak-anak disleksia seringkali memiliki kesulitan dalam mencampur bunyi, mengucapkan kata-kata yang berirama, mengidentifikasi posisi bunyi di dalam kata, mengeja kata-kata, dan mengidentifikasi jumlah bunyi di dalam kata.

Adanya hambatan dalam memilih kata-kata, menentukan kata ganti, atau melafalkan huruf merupakan tanda-tanda awal adanya disleksia. Selain itu, sering terjadi masalah dalam ingatan jangka pendek untuk bunyi tertentu dan menggunakan bunyi-bunyi dengan benar untuk membentuk kata-kata.

Beberapa tanda dan gejala disleksia yang dapat ditemukan:

  • Banyak anak dengan disleksia bingung dengan huruf-huruf dan kata-kata yang mirip.
  • Membalik-balikkan huruf saat menulis, misalnya "no" menjadi "on", "was" menjadi "saw", atau bingung akan huruf yang dipakai, misalnya menulis "b" bukannya "d", atau menulis "w" bukannya "m". Namun, banyak anak yang tidak mengalami disleksia juga membalik-balikkan huruf, biasanya sampai usia 7 atau 8 tahun (sampai TK atau kelas I-II) tetapi biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jika gangguan ini tidak menghilang hingga pertengahan atau akhir kelas III, maka anak harus diperiksa apakah mengalami disleksia.
  • Kesulitan untuk menyalin dari papan tulis ke buku.
  • Kesulitan untuk membedakan kanan dan kiri.
  • Kesulitan untuk bergerak mengikuti irama musik.
  • Bagian dari kata atau bagian dari keseluruhan kalimat bisa hilang, sehingga kata-kata bisa terdengar lucu. Anak bisa menggunakan kata yang salah atau mirip.
  • Anak-anak dengan disleksia mungkin mengetahui apa yang ia ingin katakan, tetapi mengalami kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkannya.
  • Anak bisa menjadi menarik diri dan tampak tertekan.

 


Diagnosis Disleksia; gangguan membaca

Diagnosis Disleksia atau Gangguan Membaca

Orang-orang dengan disleksia biasanya mencari cara untuk mengatasi gangguan yang dialaminya, sehingga tidak ada orang yang mengetahui bahwa mereka memiliki gangguan. Sebagian besar kasus terdiagnosis saat masih kecil, tetapi ada juga yang baru terdiagnosis saat remaja atau bahkan dewasa.

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada. Dugaan adanya disleksia bisa didasarkan dari temuan-temuan berikut:

  • Kemampuan membaca yang buruk, tetapi memiliki kecerdasan yang normal
  • Kemampuan mengeja dan menulis yang buruk
  • Kesulitan untuk menyelesaikan tugas dan ujian tepat waktu
  • Kesulitan untuk mengingat nama yang benar untuk benda
  • Kesulitan mengingat daftar tertulis
  • Kesulitan memahami petunjuk (mengatakan kanan kiri atau atas bawah) atau membaca peta
  • Kesulitan untuk mengikuti kelas bahasa asing

Jika seseorang memiliki salah satu tanda ini, tidak berarti ia mengalami disleksia. Tetapi jika seseorang memiliki beberapa tanda ini, maka ia perlu diperiksa apakah mengalami disleksia.

Pemeriksaan fisik harus dilakukan untuk menyingkirkan gangguan medis lainnya, misalnya pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pemeriksaan pendengaran. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan standar untuk mengukur kemampuan berbahasa, membaca, mengeja, dan menulis. Terkadang dilakukan pemeriksaan IQ.

Perlu juga diketahui riwayat perkembangan dan kesehatan anak, serta riwayat medis dalam keluarga.

 

Sav


Penanganan Disleksia; gangguan membaca

Penanganan Disleksia atau Gangguan Membaca

Terapi yang paling baik untuk pengenalan kata adalah dengan pengajaran langsung melalui pendekatan multisensorik. Terapi ini berupa pengajaran fonem yang biasanya dilakukan secara terpisah, dan jika memungkinkan, diajarkan sebagai bagian dari bacaan.

Pengajaran pengenalan kata secara tidak langsung juga bermanfaat. Pengajaran ini biasanya terdiri dari pelatihan untuk memperbaiki pelafalan kata atau pemahaman dalam membaca. Anak-anak diajarkan bagaimana cara menghasilkan suatu bunyi dengan mencampurkan berbagai bunyi menjadi huruf, yaitu dengan memotong kata menjadi suku kata, dan dengan mengidentifikasi posisi setiap bunyi dalam kata.

Pengajaran untuk mengenali kata melalui komponen kata juga membantu. Pengajaran ini terdiri dari pelatihan menggabungkan bunyi-bunyi untuk membentuk kata-kata, memotong kata-kata menjadi suku kata, dan untuk mengidentifikasi posisi bunyi di dalam kata.

Dengan bertambah besarnya anak disleksia, teknik kompensasi mungkin dapat membantu. Teknik ini bisa berupa penggunaan buku-buku audio, program komputer yang dapat membacakan teks-teks bacaan, dan teknik adaptasi lainnya.

 


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • B, Laura L. Understanding Dyslexia. Kids Health. 2012.
  • P, David. Dyslexia. Medicine Net. 2008.
  • S, Stephen B. Learning Disorders. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.

Diperbarui 13 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa