Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan postpartum (PPH) adalah pendarahan vagina yang parah setelah melahirkan. Ini adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kematian.
PPH dapat terjadi setelah melahirkan atau hingga 12 minggu pasca melahirkan. Deteksi dini dan pengobatan yang cepat dapat menyebabkan pemulihan total.
Penyebab Perdarahan pasca persalinan
Penyebab Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan hebat bisa terjadi akibat gangguan kontraksi rahim pasca persalinan, sehingga pembuluh darah yang terbuka ketika plasenta terlepas menjadi berdarah kembali. Kontraksi rahim dapat terganggu pada keadaan-keadaan berikut:
- Ketika rahim sangat teregang, misalnya karena cairan ketuban terlalu banyak di dalam rahim, kehamilan kembar, atau janin yang berukuran sangat besar.
- Ketika ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim setelah persalinan
- Ketika persalinan berlangsung lama atau tidak normal
- Ketika wanita telah melahirkan lebih dari 5 bayi
- Ketika digunakan obat anestesi saat persalinan yang membuat otot relaksasi
Perdarahan hebat juga dapat terjadi akibat beberapa hal berikut:
- Terjadi robekan pada jalan lahir
- Terdapat gangguan pembekuan darah pada ibu
- Terjadi infeksi pada jaringan sekitar janin, sehingga menyebabkan infeksi pada rahim
Adanya perdarahan hebat setelah satu persalinan dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan berlebihan lagi pada persalinan berikutnya.
Gejala Perdarahan pasca persalinan
Gejala Perdarahan Pasca Persalinan
Pada persalinan melalui vagina, perdarahan dianggap berlebihan jika kehilangan darah lebih dari kira-kira 1 liter saat atau setelah tahap ketiga persalinan (ketika plasenta telah dilahirkan). Pada operasi cesar, perdarahan dianggap berlebihan jika kehilangan darah lebih dari kira-kira 2 liter. Perdarahan yang berlebihan biasanya terjadi segera setelah persalinan, tetapi dapat juga terjadi kemudian, hingga satu bulan sesudahnya.
- Atonia uteri
Atonia uteri mengacu pada rahim yang lunak dan lemah setelah melahirkan. Ini terjadi ketika otot rahim tidak berkontraksi cukup untuk menutup pembuluh darah plasenta. Hal ini menyebabkan kehilangan darah secara terus-menerus setelah melahirkan.
- Trauma rahim
Kerusakan pada vagina, leher rahim, rahim atau perineum (daerah antara alat kelamin dan anus) menyebabkan pendarahan.
- Menggunakan instrumen seperti forceps atau ekstraksi vakum
Selama persalinan dapat meningkatkan risiko trauma rahim penggunaan alat ini . Terkadang, hematoma (pengumpulan darah) dapat terbentuk di area tersembunyi dan menyebabkan pendarahan beberapa jam atau hari setelah melahirkan.
- Jaringan plasenta yang tertahan
Ini terjadi ketika seluruh plasenta tidak terpisah dari dinding rahim . Biasanya disebabkan oleh kondisi plasenta yang memengaruhi kemampuan rahim untuk berkontraksi setelah melahirkan.
- Kondisi pembekuan darah (trombin)
Jika memiliki kelainan koagulasi atau kondisi kehamilan seperti eklamsia, hal ini dapat mengganggu kemampuan pembekuan tubuh . Hal ini bahkan dapat membuat pendarahan kecil menjadi tidak terkendali.
Diagnosis Perdarahan pasca persalinan
Diganosis Perdarahan Pasca Persalinan
Diagnosis didasarkan dari tanda dan gejala yang ada. Jika benar terjadi perdarahan hebat pasca melahirkan, maka perlu juga diketahui apa yang menyebabkan terjadinya perdarahan hebat ini.
Pemeriksaan rahim dapat dilakukan untuk melihat apakah terdapat bagian plasenta yang tertinggal. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan pada leher rahim dan vagina untuk melihat apakah terjadi robekan atau tidak.
Penanganan Perdarahan pasca persalinan
Pengobatan Perdarahan Pasca Persalinan
Begitu terjadi PPH, diperkirakan angka kematian pasien akan meningkat drastis. Untuk mengurangi komplikasi metabolik, strategi pemberian resusitasi cairan dan protokol transfusi untuk resusitasi hemostatik. Di antara strategi awal untuk resusitasi, dianjurkan pemberian kristaloid dalam bolus kecil 500 ml.
Wanita yang mengalami perdarahan hebat dapat membutuhkan transfusi darah. Pemeriksaan rahim dapat dilakukan untuk melihat apakah terdapat bagian plasenta yang tertinggal. Tindakan dilatasi dan kuretase dapat dilakukan untuk mengambil bagian plasenta yang tertinggal ini.
Jika rahim tidak dapat dirangsang untuk berkontraksi dan perdarahan masih berlanjut, maka bisa dilakukan penekanan pembuluh darah yang memberikan suplai darah ke rahim sehingga perdarahan dapat berhenti, misalnya dengan memasukkan balon khusus ke dalam rahim dan kemudian dikembangkan. Pengangkatan rahim (histerektomi) jarang dilakukan untuk menghentikan perdarahan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Perdarahan Pasca Persalinan
Sebelum wanita masuk ke dalam proses persalinan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan hebat atau untuk menyiapkan jika terjadi perdarahan hebat, antara lain dengan menentukan apakah wanita yang akan melahirkan memiliki kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan (misalnya cairan ketuban yang terlalu banyak).
Pastikan ada persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah wanita yang akan melahirkan. Persalinan diusahakan agar berlangsung dengan baik dan perlahan. Setelah melahirkan plasenta, wanita kemudian dipantau minimal selama 1 jam untuk memastikan bahwa rahim berkontraksi dan untuk memantau perdarahan.
Referensi
Referensi:
- M, Julie S. Excessive Uterine Bleeding After Delivery. Merck Manual Handbook. 2013
- my.clevelandclinic.org
- obgyn-onlinelibrary-wiley-com
Diperbarui 11 September 2023