Penyebab Hepatocellular Adenoma

Hepatocellular adenoma berhubungan dengan:

• Penggunaan kontrasepsi oral (terutama pil generasi pertama yang memiliki kandungan estrogen tinggi)
• Steroid anabolik, biasanya pria muda
• Glycogen Storage Diseases : Tipe I (penyakit von Gierke) tipe III (penyakit Cori atau Forbes)
• Obesitas
• Sindrom Metabolik
• Diabetes Melitus

Gejala Hepatocellular Adenoma

Hepatocellular adenoma biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sulit terdeteksi.

Adenoma yang culup besar bisa menyebabkan nyeri di bagian perut sebelah kanan.

Hal yang jarang terjadi, hepatocellular adenoma tiba-tiba pecah dan menyebabkan perdarahan ke dalam rongga perut sehingga memerlukan operasi segera.

Tumor ini sangat jarang bekembang menjadi kanker.

Diagnosis Hepatocellular Adenoma

Adenoma biasanya dicurigai ketika saat pemeriksaan penunjang seperti, ultrasonografi atau computed tomography (CT) dilakukan dan menunjukkan adanya kelainan.

Pemeriksaan pengambilan sedikit jaringan hati atau Biopsi diperlukan untuk memastikan diagnosis penyakit ini.

"Gambaran Mikroskopis Hepatocelluler Adenoma"

Sumber : https://www.niehs.nih.gov

Pengobatan Hepatocellular Adenoma

Pengobatan konservatif merupakan kebijakan awal pada semua tumor tunggal ataupun multipel dengan berukuran kurang dari 5 cm dan berhubungan dengan pil kontrasepsi oral.

Penatalaksanaannya mencakup penghentian penggunaan pil kontrasepsi oral dan pengawasan melalui pemeriksaan pencitraan (imaging), telah terbukti adanya regresi ukuran tumor.

Pembedahan dengan reseksi direkomendasikan untuk pada semua pasien pria tanpa memandang ukuran tumornya dan untuk wanita dengan ukuran tumor lebih dari 5 cm.

Embolisasi transarterial (TAE) direkomendasikan pada adenoma hati dengan komplikasi perdarahan.

Sekitar 5% adenoma hati berisiko mengalami transformasi ganas menjadi karsinoma hepatoseluler. Pasien dengan Anemia Fanconi dan mereka yang menjalani pengobatan androgen mempunyai risiko tertentu. Karena alasan ini, reseksi bedah biasanya direkomendasikan untuk penyakit ini.

Referensi:

• emedicine.medscape.com
• radiopaedia.org
• www.ncbi.nlm.nih.gov

Diperbarui 8 September 2023