Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Internal Disc Disruption

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023
Internal Disc Disruption

Internal Disc Disruption

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023

IDD (Internal Disc Disruption) adalah kerusakan bantalan sendi tulang belakang (diskus intervertebralis) yang berupa retakan, yang terjadi di bagian dalam bantalan sendi tulang belakang.

internal disc disruption

Gambaran Diskus yang Mengalami Retakan di Bagian Dalam

IDD (Internal Disc Disruption) atau kerusakan bantalan sendi tulang belakang sering didefinisikan sebagai nyeri tulang belakang lumbar, dengan atau tanpa rasa sakit yang dapat ditunjuk jelas lokasinya, yang berasal dari diskus intervertebralis.

Anatomi Tulang Belakang dengan Diskus Intervertebralis

Tulang belakang (vertebra) merupakan tulang pelindung dari saraf-saraf yang keluar dari otak menuju punggung dan ke seluruh tubuh. Tulang belakang terdiri dari deretan tulang-tulang dan dipisahkan satu sama lain oleh bantalan empuk berbentuk lempengan/piringan yang disebut diskus intervertebralis.

anatomi tulang belakang

Anatomi Tulang Belakang dan Diskus Intervertebralis

Beberapa fakta tentang Diskus Invertebralis yaitu:

  1. Diskus intervertebralis merupakan lempengan bantalan yang berisi suatu bahan lunak seperti gel, terdiri dari lapisan luar (anulus fibrosus) dan lapisan dalam (nucleus pulposus).
  2. Sebagian besar kandungan bantalan sendi tulang belakang (diskus intervertebralis) ini adalah air, sifatnya lembut dan empuk sehingga dapat berfungsi sebagai bantalan (shock absorben).
  3. Seiring bertambahnya usia, diskus intervertebralis ini akan kehilangan sebagian besar kadar airnya, menyusut, mengeras dan menyebabkan ruang antar tulang belakang menyempit, sehingga akan mengurangi kemampuannya sebagai bantalan (shock absorben) dan mudah mengalami keretakan. Kerusakan ini merupakan penyebab nyeri punggung bawah (low back pain).
  1. Diskus invertebralis juga mengandung persarafan di area sepertiga bagian luar annulus fibrosus (bagian luar dari diskus intervertebralis). Bila diskus mengalami retakan, area ini akan teriritasi dan meradang dan menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain).
  2. Gejala nyeri punggung bawah (low back pain) yang ditimbulkan nyaris sama dengan penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) lain seperti Hernia Nucleus Pulposus, meskipun belum terjadi penjepitan syaraf.

Penyebab Internal disc disruption

Penyebab Internal Disc Disruption (IDD)

Penyebab IDD atau kerusakan diskus intervertebralis yaitu:

  • Perubahan degeneratif yang normal terjadi karena proses penuaan dan pemakaian.
  • Cedera traumatik.

Bentuk kelainan diskus invertebralis dapat berupa retakan (internal disruption), pengerasan diskus (degenerasi), penipisan diskus, penipisan piringan disertai pembentukan tulang (osteophyte). Kerusakan-kerusakan pada struktur ini menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain)

masalah pada tulang belakang

Bentuk-Bentuk Kelainan pada Diskus Intervertebralis

Ketika diskus mengalami keretakan di bagian dalam, mekanisme penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) pada IDD timbul melalui 2 cara, yaitu akibat proses inflamasi dan proses mekanik.

  1. Proses inflamasi (peradangan) 

Ketika dinding dalam diskus (anulus fibrosus) retak dan sebagian kecil dari isinya (nucleus pulposus) keluar, akan mengeluarkan zat-zat kimia yang akan merangsang terjadinya proses peradangan. Proses peradangan ini akan semakin memicu terjadinya kerusakan bagian dalam diskus dan mengiritasi ujung saraf bebas di sepertiga luar anulus fibrosus sehingga timbul keluhan nyeri punggung bawah (low back pain)

  1. Proses mekanik

Saat diskus retak akan mengakibatkan perubahan posisi dan kedudukan semua diskus-diskus yang ada, dan akan menyebabkan hilangnya stabilitas struktural normal dari tulang belakang (ketidakstabilan segmental).

Kondisi ini lambat laun akan memicu kerusakan dari struktur-struktur lain di tulang belakang seperti ligamen, otot dan sendi facet, dengan gejala bervariasi sesuai dengan jaringan yang terlibat. Ketidakstabilan segmental dan ketegangan otot yang terjadi menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain).

Faktor Risiko Internal Disc Disruption (IDD)

Faktor risiko IDD adalah semua faktor yang berisiko menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) umumnya.

Semua faktor yang meningkatkan beban dan menimbulkan masalah pada tulang belakang termasuk cedera dan faktor degeneratif (proses penuaan) juga merupakan faktor risiko IDD.

Beberapa hal di bawah ini merupakan faktor risiko IDD dan juga faktor risiko yang menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) karena meningkatkan terjadinya berbagai kelainan pada struktur tulang belakang, yaitu:

Faktor Individu:

  1. Usia

Usia menjadi salah satu faktor risiko IDD. Kejadian nyeri punggung bawah (low back pain) meningkat pada usia 35 dan puncaknya 55 tahun.

Terjadi penurunan kekuatan otot dan jaringan penyangga tulang belakang, dan fungsi-fungsi tubuh yang lain sejalan dengan pertambahan usia.  

Hal ini berakibat bila ada aktivitas yang berlebihan yang melibatkan tulang belakang dan diskusnya, akan meningkatkan risiko terjadinya trauma di area tersebut.

  1. Merokok.

Merokok akan mengurangi suplai oksigen ke diskus dan menyebabkan diskus lebih cepat mengalami proses degenerasi.

  1. Obesitas

Faktor risiko IDD lain adalah obesitas atau kegemukan. Obesitas akan meningkatkan beban pada area punggung bawah, gaya hidup modern akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas. 

  1. Kurang Olahraga dan Kelelahan

Kurang olahraga dan kelelahan akan membuat jaringan otot dan penyangga daerah punggung menjadi lemah, dan akan meningkatkan risiko terjadinya trauma di daerah tersebut.

Faktor Pekerjaan:

Faktor pekerjaan yang merupakan faktor risiko IDD:

  1. Pekerjaan yang  duduk atau berdiri lama (posisi tubuh saat kerja statik)
  2. Sering mengangkat atau menarik beban berat disertai dengan posisi dan gerakan yang salah saat mengangkat
  3. Banyak membungkuk atau berputar terlebih bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan cara yang salah dengan beban yang cukup besar
  4. Sering mengemudi. Duduk untuk waktu yang lama ditambah getaran dari mesin mobil dapat memberikan tekanan pada tulang belakang dan diskusnya

Gejala Internal disc disruption

Gejala IDD (INTERNAL DISC DISRUPTION)

Gejala IDD di awal hanya berupa rasa tidak nyaman (pegal) yang kemudian berkembang menjadi nyeri punggung bawah (low back pain)

  1. Adanya rasa nyeri punggung bawah (low back pain) yang ringan namun menjengkelkan, yang dirasakan sejak lama dan menetap, dan dapat berlangsung lebih dari 6 minggu (kronis), tanpa ada riwayat trauma sebelumnya.
  2. Nyeri punggung bawah (low back pain) sering diperburuk dengan duduk lama atau gerakan membungkuk ke depan atau pada gerakan-gerakan yang memberikan beban pada tulang belakang.
  3. Kadang nyeri punggung bawah (low back pain) dirasa sebagai sensasi pedih seperti terbakar di daerah punggung disertai gerakan tulang lumbal yang agak terhambat dan lambat.
  4. Ketika kerusakan semakin besar, keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) akan semakin hebat disertai gejala-gejala lain sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi, seperti pada Hernia Nucleus Pulposus.
  5. Beberapa kondisi kelainan tulang belakang yang memiliki gejala nyeri punggung bawah (low back pain) yang hampir sama yaitu:
  6. Hernia Nucleus Pulposus, di mana nucleus pulposus mengalami herniasi dan menonjol keluar dan menyebabkan gejala nyeri punggung bawah (low back pain) hebat akibat jepitan  saraf di area tersebut. Kadang disertai kelemahan otot-otot tungkai yang dipersarafi oleh syaraf yang terdesak oleh herniasi tersebut.
  7.  Diskus Intervertebralis yang pecah (Ruptured Disc). Diskus dapat pecah tanpa menimbulkan gejala pendesakan syaraf yang hebat, namun hanya berupa nyeri punggung bawah (low back pain) biasa.
  8. Disc Degeneratif. Terjadi pengerasan diskus sehingga fungsinya sebagai shock absorben akan menurun. Gejala nyeri punggung bawah (low back pain) yang timbul tergantung seberapa lama proses berlangsung dan seberapa besar kerusakan jaringan sekitar yang terjadi akibat diskus kehilangan fungsi peredamnya (shock absorbent).

Diagnosis Internal disc disruption

Diagnosis Internal Disc Disruption (IDD)

Untuk memastikan diagnosis IDD, selain pemeriksaan fisik, rontgen, CT-scan dan MRI sering direkomendasikan untuk mengidentifikasi lokasi dan jenis kelainan.

Pemeriksaan pencitraan ini dapat membantu dokter mengidentifikasi kelainan fisik dalam tulang dan jaringan lunak sekitar diskus.

Rontgen, CT Scan dan MRI, berguna dalam mengidentifikasi aspek degenerasi diskus, tulang belakang, sendi facet dan tulang rawan di area tersebut, baik untuk menegakkan diagnosis IDD ataupun mencari penyebab yang lain.


Penanganan Internal disc disruption

Pengobatan Internal Disc Disruption (IDD)

Pengobatan IDD yang utama dan pertama adalah secara konservatif (Non Bedah). Kebanyakan kasus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) karena sebab apapun adalah perawatan non bedah (konservatif).

Pengobatan IDD secara konservatif dianggap cukup efektif untuk mengatasi masalah pada diskus dan mengurangi gejala nyeri punggung bawah (low back pain) yang terjadi.  

Hanya sebagian kecil penderita yang memerlukan tindakan operasi, terutama bila penanganan awal terlambat diberikan dan kondisi kerusakan semakin berat dan ditemukan tanda-tanda telah timbulnya herniasi dari diskus yang menyebabkan penjepitan saraf-saraf di tulang belakang.

Tujuan utama pengobatan IDD secara konservatif adalah meningkatkan fungsi dan kualitas hidup, mengurangi keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) dan dalam jangka panjang mencegah kerusakan tulang belakang dan diskus lebih lanjut dan menghindari kecacatan.

Pengobatan IDD secara konservatif meliputi:

  1. Pemberian terapi fisik dengan alat.

Penggunaan alat pemanas, terapi ultrasound, stimulasi listrik dan teknik terapi dekompresi spinal umumnya diberikan untuk mengurangi peradangan, meningkatkan aliran darah ke area yang mengalami masalah dan membantu mempercepat perbaikan kondisi diskus sehingga keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) dapat berkurang.

  1. Latihan fisik diberikan dalam upaya mengurangi rasa nyeri punggung bawah (low back pain) yang timbul. Latihan fisik ditujukan untuk menguatkan stabilitas dan meningkatkan fleksibilitas otot lumbar.
  2. Beberapa perubahan pola hidup dan kebiasaan sehari-hari yang dianggap memicu nyeri semakin berat dan kerusakan diskus semakin parah harus dilakukan. Dokter akan memberikan petunjuk dan intruksi tentang latihan fisik dan perubahan pola hidup dan beraktivitas ini.
  3. Traksi pada IDD merupakan teknik terapi dekompresi spinal dengan menggunakan alat tarik khusus untuk mengurangi tekanan intra diskal.

Dengan tarikan, akan terjadi peregangan dan pergerakan diskus. Teknik terapi dekompresi spinal (tulang belakang) ini akan memberikan kesempatan pada diskus untuk mengambil nutrisinya melalui proses difusi.

Teknik terapi dekompresi spinal akan mempercepat proses regenerasi diskus dan mempercepat penyembuhan.

  1. Terapi lain yang kini menjadi pilihan untuk mengatasi masalah pada diskus ini adalah teknik prolotherapy. Teknik Prolotherapy memiliki efektivitas yang cukup baik untuk memicu proses regenerasi dan proses penyembuhan alami.

Teknik prolotherapy membutuhkan injeksi di area-area yang mengalami masalah beberapa kali, dengan zat-zat yang mengandung nutrisi dan memicu proses regenerasi.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Internal Disc Disruption (IDD)

Banyak kasus kerusakan pada vertebra dan diskus yang tidak dapat dicegah, karena dipengaruhi oleh faktor degeneratif (proses penuaan).

Tindakan Pencegahan IDD ditujukan tidak saja untuk mencegah kerusakan (retakan) pada diskus, namun secara umum disarankan untuk menghindari semua bentuk kelainan dari tulang belakang.

Beberapa upaya pencegahan IDD yang disarankan sebagai berikut:

  1. Menjaga kondisi dan kekuatan otot-otot yang berada di sekitar tulang belakang. Lakukan latihan peregangan dan penguatan secara teratur dengan cara yang baik dan benar. Tanyakan pada dokter atau pusat kebugaran tentang jenis-jenis latihan fisik ini.
  2. Pencegahan IDD dengan melakukan aktivitas sehari-hari dengan benar seperti saat mengangkat benda berat sangat disarankan. Hindari duduk atau berdiri lama tanpa beristirahat.
  3. Lakukan kegiatan pemanasan dan peregangan yang benar dan cukup sebelum melakukan aktivitas olahraga jenis apapun.

Referensi

DIperbarui 22 Agustus 2023