Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Berkurangnya pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.
Penyebab Berkurangnya pendengaran dan tuli
Penyebab Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:
- Gangguan di saluran telinga atau telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara
- Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak
Sumber gambar: www.chris-cunningham.co.uk
Penyebab terjadinya penurunan fungsi pendengaran bisa berupa:
- Kelainan bawaan
- Trauma akustik (suara yang sangat keras)
- Infeksi, misalnya infeksi virus pada telinga dalam atau pada campak Jerman
- Pemakaian obat-obat tertentu
- Penyakit Meniere
- Berbagai gangguan pada otak dan saraf, misalnya tumor otak atau stroke
- Kerusakan selubung saraf pendengaran
Gejala Berkurangnya pendengaran dan tuli
Gejala-gejala Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Gejala-gejala yang bisa ditemukan pada orang-orang dengan penurunan fungsi pendengaran antara lain:
- Kesulitan untuk mendengar percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
- Terdengar suara gemuruh atau berdenging di telinga (tinitus)
- Tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume normal
- Kelelahan karena diperlukan upaya keras untuk bisa mendengar
- Pusing atau gangguan keseimbangan
Kapan harus ke dokter?
Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter jika anda mempunyai keluhan pendengaran mulai terasa berkurang.
Diagnosis Berkurangnya pendengaran dan tuli
Diagnosis Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan dengan garpu tala, untuk menilai fungsi pendengaran melalui hantaran udara maupun melalui hantaran tulang.
- Audiometri, bisa digunakan untuk mengukur fungsi pendengaran secara tepat. Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap nada hingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya.
- Timpanometri, merupakan sejenis audiometri yang biasanya digunakan pada anak-anak, karena tidak memerlukan partisipasi aktif dari orang yang diperiksa.
- Respon auditoris batang otak, di mana diukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran.
- Elektrokokleografi, untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran. Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran pada anak-anak, bayi, atau orang yang pura-pura tuli.
Pemeriksaan Audiogram
Penanganan Berkurangnya pendengaran dan tuli
Penanganan Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Penanganan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung pada penyebabnya. Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di dalam telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka perlu dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut.
Jika penyebab penurunan fungsi pendengaran tidak dapat diatasi, maka bisa digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
ALAT BANTU DENGAR
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan baterai, yang berfungsi untuk memperkuat dan mengubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Alat ini sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada orang-orang yang mengalami penurunan fungsi pendengaran sensorineural.
Sumber gambar: hearinghealthfoundation.org
Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologist bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologist adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
PENCANGKOKAN KOKLEA
Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar. Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam memahami percakapan.
Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami kerusakan.
Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara. Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak.
Sumber gambar: resident360.nejm.org
Komplikasi Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Komplikasi yang sering ditimbulkan pada berkurangnya pendengaran dan tuli adalah menurunnya kualitas hidup penderita. Adanya gangguan pendengaran pada seseorang dapat menyebabk seseorang menjadi depresi akibat kesulitan saat berkomunikasi dan merasa terisolasi.
Prognosis Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Prognosis berkurangnya pendengaran bergantung dari penyebab yang mendasarinya. Beberapa penyebabnya bersifat temporary (sementara), seperti berkurangnya pendengaran saat sedang flu, infeksi telinga luar, atau adanya benda asing yang menyumbat pada telinga. Jika pada kondisi seperti ini, biasanya setelah mengatasi penyebabnya fungsi pendengaran dapat kembali seperti semula.
Pada keadaan tuli akibat gangguan saraf (sensorineural) atau terkait dengan usia, gangguan pendengaran biasanya bersifat permanen sehingga membutuhkan alat bantu dengar atau melakukan implan cochlea untuk mengembalikan fungsi pendengaran.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Berkurangnya Pendengaran dan Tuli
Ada beberapa penyebab gangguan pendengaran yang tidak dapat dicegah, seperti akibat pertambahan usia. Tetapi hal berikut ini dapat membantu anda menurunkan risiko berkurangnya pendengaran dan tuli, seperti:
- Menggunakan alat pelindung telinga saat berada lingkungan yang bising
- Menjaga volume suara dalam keadaan kecil pada sata menggunakan headset ataupun saat menggunakan alat pengeras suara. Aturan penggunaan volume sebaiknya tidak melebihi 80% dan lebih dari 90 menit per harinya.
- Tidak memasukkan benda atau apapun pada telinga, karena berisiko dapat merusak genda telinga.
- Hindari merokok, karena dapat mengganggu sirkulasi dan mempengaruhi pendengaran.
- Lakukan aktivitas fisik yang teratur untuk membantu mencegah masalah kesehatan yangmenyebabkan masalah pendengaran, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
- Mengelola penyakit kronis dengan baik untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Referensi
Referensi:
- Cleveland Clinic. Hearing Loss. 2023
- N, John K. Hearing Loss. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
- www.healthline.com (Cover)
Diperbarui 16 Februari 2024