Apa itu Medula Spinalis?
Medula spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai kendali untuk sistem gerak tubuh di bawah kepala serta berbagai organ viseral
Gambar medula spinalis
Sumber : http://www.scribd.com
Cedera dapat mengenai medula spinalis atau pangkal saraf tulang belakang yang berjalan melewati celah di antara tulang belakang.
Jika medula spinalis mengalami cedera karena kecelakaan, bisa terjadi kerusakan fungsi (sebagian maupun total) saraf pada daerah yang mengalami cedera atau di bawahnya.
Cedera medula spinalis dapat diakibatkan :
- Efek dari trauma tajam (sayatan,luka tusuk) ataupun trauma tumpul, misalnya terjatuh atau tabrakan
- Penekanan oleh tulang yang patah, pembengkakan, atau kumpulan darah (hematoma)
- Kanker, artrhitis, osteoporosis
- Robekan saraf sebagian atau seluruhnya
Kebanyakan cedera medula spinalis terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Penyebab lain yang dapat menyebabkan terjadinya cedera medula spinalis, antara lain jatuh, olahraga, kecelakaan kerja, dan tindak kekerasan lain.
Sumber : www.theguardian.com
Jika medula spinalis mengalami cedera, maka saraf-saraf yang berada pada daerah yang mengalami cedera dan yang di bawahnya akan mengalami gangguan fungsi, yang menyebabkan hilangnya kontrol otot dan juga hilangnya sensasi.
Gambar lumpuh sebagian (Paraplegia) dan total (Quadriplegia)
Sumber : mayoclinic.org
Klasifikasi berdasar gangguan fungsi dibawah lesi / cidera dibagi :
- Cidera complete : Kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunter secara total
- Cidera incmplete : Kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunter secara sebagian
Hilanya kontrol otot sebagian menyebabkan timbulnya kelemahan pada otot. Sedangkan kontrol otot yang hilang seluruhnya menyebabkan kelumpuhan. Ketika otot mengalami kelumpuhan, maka otot tersebut seringkali kehilangan tonus ototnya sehingga menjadi lemas (flaccid). Beberapa minggu kemudian, kelumpuhan dapat berkembang menjadi spasme otot involunter (tidak disadari) dan berlangsung lama (paralysis spastik).
Gejala - gejala dibawah ini dapat muncul sebagian atau semuanya tergantung lokasi terjadiny cidera :
- Hilangnya fungsi gerak
- Hilangnya sensasi untuk merasakan panas, dingin, serta sentuhan
- Hilangnya kontrol kandung kemih (sulit menahan kencing)
- Terjadinya spasme (kekakuan / kejang) otot
- Penurunan fungsi, sensitifitas dan fertilitas seksual
- Nyeri hebat
- Sulit untuk bernapas, batuk atau mengeluarkan dahak / slem dari paru
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan :
- Rontgen foto servikal 3 posisi, yaitu AP, Lateral, Odontoid ( openmouth view)
- CT-Scan
- MRI
Gambar MRI
Sumber : www.medindia.net
Cedera medula spinalis paling baik didiagnosa dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Sedangkan cedera pada tulang punggung (yang mengenai tulang) dapat didiagnosa dengan akurat dengan CT scan. Namun, pemeriksaan sinar-x terkadang dilakukan pertama kali karena biasanya lebih tersedia dibandingkan CT scan.
Pada orang yang mungkin mendapat cedera medula spinalis, jangan dipindahkan begitu saja. Yang pertama kali dilakukan adalah memastikan bahwa penderita dapat bernafas dan mencegah cedera lebih lanjut. Penderita harus dipindahkan dengan hati-hati. Biasanya tenaga medis akan memfiksasi penderita pada papan yang keras dan memberikan bantalan untuk mencegah pergerakan secara hati-hati. Bagian leher dapat diberikan penahan yang keras untuk mencegah pergerakan (collar neck).
Sumber : www.moata.net
Jika tulang belakang mengalami kerusakan hebat, maka tulang belakang bisa tidak berada pada tempatnya atau bisa juga hancur, sehingga membuat tulang belakang menjadi tidak stabil. Untuk itu, pergerakan sedikit saja dapat membuat tulang belakang bergeser sehingga memberi tekanan pada medula spinalis. Penekanan pada medula spinalis meningkatkan risiko untuk terjadinya kelumpuhan yang menetap.
Pembedahan diperlukan untuk membuang darah dan fragmen pecahan tulang yang terkumpul di sekitar medula spinalis. Terkadang dokter bedah memasang implan untuk menstabilkan tulang belakang sehingga tidak bergerak dan menyebabkan cedera tambahan.
Sumber : www.hospitals.jefferson.edu
Rehabilitasi, seperti terapi fisik dan terapi okupasi, dapat membantu penderita untuk pulih lebih cepat dan lebih sempurna. Penyembuhan lebih mungkin terjadi jika kelumpuhan bersifat parsial (sebagian) dan jika gerakan atau sensasi dapat kembali dalam minggu pertama setelah cedera terjadi. Jika fungsi-fungsi ini tidak kembali dalam waktu 6 bulan, maka gangguan yang terjadi cenderung menetap.
Pencegahan lebih dikhususkan pada olahragawan terutama olahraga yang high risk seperti balap motor, speed boat. Biasany pembalap selalu memakai protective cervical collar pada lehernya.
Gambar cervical collar
Sumber : http://en.wikipedia.org
- R, Michael. Injuries of The Spinal Cord and Vertebrae. Merck Manual. 2007.
- http://www.scribd.com.2014
- http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-cord-injury.2014
- http://en.wikipedia.org.2014