Bekti-medicastore.com
16-07-2012

Jangan Takut Melakukan Imunisasi Pada Anak

Berdasarkan data  terakhir WHO sampai saat ini, angka kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih tinggi yang mencapai 1,4 juta kematian balita per tahun. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kematian balita antara lain : batuk rejan sebesar  294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%) & campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak setiap tahun menderita serangan campak.” Hal tersebut terungkap dalam acara konfrensi pers yang berkaitan dengan simposium dokter anak Indonesia, dengan tema : ‘Immunization for bright future of our children’, yang berlangsung pada tanggal 10 Juli 2012 kemarin.

 

Medicastore.com

Sumber : unicef.org

 

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), selaku ketua Satgas Imunisasi IDAI, Ketua ITAGI dan Ketua KOMNAS PP KIPI Kemenkes, pada kesempatan yang sama mengemukakan, “Pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Melalui imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi yang berbahaya sehingga memiliki kesempatan untuk beraktivitas, bermain, belajar tanpa terganggu dengan masalah kesehatan.” Sehingga menurut beliau sebaiknya semua bayi & anak-anak mendapatkan imunisasi secara lengkap.

Lebih lanjut Prof Sri mengatakan ”Adanya pemikiran yang keliru mengenai imunisasi (miskonsepsi) merupakan salah satu masalah yang terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Pemikiran yang sering muncul antara lain isu vaksin tidak halal karena menggunakan media yang tidak sesuai syariat, efek samping karena mengandung zat-zat yang berbahaya, isu konspirasi dari negara Barat untuk memperbodoh dan meracuni penduduk negara berkembang serta adanya bisnis besar di balik program imunisasi”.

Selain itu, masih ada juga beberapa pemahaman yang tidak tepat yang dapat menghalangi dilakukannya imunisasi pada bayi. Hal tersebut antaralain : pro kontra tentang ASI, kekebalan alamiah dan imunisasi. Masih banyak orang yang berpendapat, anak yang telah diberi ASI tidak perlu lagi diimunisasi karena telah memiliki kekebalan alamiah. Memberikan ASI secara benar dapat membebaskan bayi dari berbagai penyakit,jadi, pastikan bayi Anda mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Selain mengandung zat gizi yang dibutuhkan, ASI kaya akan zat imun pencegah penyakit.

Namun, ASI tidak bisa menggantikan imunisasi, karena tidak mencukupi untuk membentuk kekebalan spesifik. Air susu ibu memperkuat pertahanan tubuh secara umum, namun tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu yang berbahaya. Bila jumlah kuman banyak dan ganas, perlindungan umum tidak mampu melindungi bayi, sehingga masih bisa sakit berat, cacat atau mati. Hal yang justru penting diperhatikan dan sering terlupakan adalah keteraturan dalam pemberian imunisasi. Imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal dan melakukan imunisasi ulangan sesuai dengan usia yang ditentukan. Sebagian besar vaksin dasar diberikan pada usia 6 bulan pertama kehidupan. Beberapa jenis vaksin memerlukan pemberian ulangan setelah umur 1 tahun untuk mempertahankan kadar antibodi dalam jangka waktu lama. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, cara pemberian imunisasi dan penyimpanan vaksin perlu diperhatikan dengan baik.”

Dalam acara tersebut Dr.Badriul Hegar, PhD, SpA(K), sebagai Ketua PP-IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) juga menekankan bahwa “Melaksanakan imunisasi merupakan kewajiban kita dalam mensejahterakan anak Indonesia sesuai dengan hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia tahun 1990, yaitu hak untuk dilindungi. Kita masih melihat cukup banyak anak Indonesia meninggal dunia karena suatu penyakit, padahal seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus berperan untuk mengatasinya, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya?”

Sejatinya, masyarakat tidak perlu ragu akan keamanan dan manfaat imunisasi. Saat ini, 194 negara di seluruh dunia melaksanakan dan yakin bahwa imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada bayi dan balita. Bahkan, negara-negara industri dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi masih terus melaksanakan program imunisasi. Termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan cakupan imunisasi lebih dari 85 persen. Anak di negara industri tampak lebih sehat daripada anak yang berada di negara berkembang, yang merupakan bukti mereka telah mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap penyakit infeksi yang berbahaya. Maka, dapat dikatakan pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan.

Sementara itu, dalam menjabarkan pandangan agama tentang imunisasi, Drs. H. Aminuddin Yakub, MA dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengemukakakan, ”Vaksin-vaksin yang dipergunakan dalam program imunisasi nasional aman dan telah mendapat izin dari MUI. Vaksin tersebut buatan produksi pabrik lokal PT. Bio Farma dan telah diekspor ke negara-negara Islam.”