Pemeriksaan Diagnostik Untuk Penyakit Hati dan Kandung Empedu
Laboratorium bisa mengadakan sejumlah pemeriksaan yang membantu dokter dalam menilai kelainan hati, kandung empedu dan saluran empedu. Yang paling penting adalah sekelompok pemeriksaan darah yang dikenal sebagai tes fungsi hati.
Tergantung kepada kelainan yang dicurigai, bisa dilakukan pemeriksaan imaging, seperti USG, CT dan MRI. Bisa juga diambil contoh jaringan hati untuk diperiksa dibawah mikroskop (biopsi hati).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN IMAGING
- Breath test dilakukan untuk mengukur kemampuan hati dalam memetabolisir sejumlah obat.
Obat-obat tersebut ditandai dengan perunut radioaktif, diberikan per-oral (ditelan) maupun intravena (melalui pembuluh darah). Banyaknya radioaktivitas dalam pernapasan penderita menunjukkan banyaknya obat yang dimetabolisir oleh hati. - USG menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan hati, kandung empedu dan saluran empedu.
Pemeriksaan ini bagus untuk mengetahui kelainan struktural, seperti tumor. USG merupakan pemeriksaan paling murah, paling aman dan paling peka untuk memberikan gambaran dari kandung empedu dan saluran empedu. Dengan USG, dokter dengan mudah bisa mengetahui adanya batu empedu di dalam kandung empedu. USG dengan mudah membedakan sakit kuning (jaundice) yang disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu dari sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan fungsi sel hati. USG Doppler bisa digunakan untuk menunjukkan aliran darah dalam pembuluh darah di hati. USG juga bisa digunakan sebagai penuntun pada saat memasukkan jarum untuk mendapatkan contoh jaringan biopsi. - Imaging radionuklida (radioisotop) menggunakan bahan yang mengandung perunut radioaktif, yang disuntikkan ke dalam tubuh dan diikat oleh organ tertentu.
Radioaktivitas dilihat dengan kamera sinar gamma yang dipasangkan pada sebuah komputer. - Skening hati merupakan penggambaran radionuklida yang menggunakan substansi radioaktif, yang diikat oleh sel-sel hati.
- Koleskintigrafi menggunakan zat radioaktif yang akan dibuang oleh hati ke dalam saluran empedu.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui peradangan akut dari kandung empedu (kolesistitis). - CT scan bisa memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan untuk mencari tumor.
Pemeriksaan ini bisa menemukan kelainan yang difus (tersebar), seperti perlemakan hati (fatty liver) dan jaringan hati yang menebal secara abnormal (hemokromatosis). Tetapi karena menggunakan sinar X dan biayanya mahal, pemeriksaan ini tidak banyak digunakan. - MRI memberikan gambaran yang sempurna, mirip dengan CT scan.
Pemeriksaan ini lebih mahal dari CT scan, membutuhkan waktu lebih lama dan penderita harus berbaring dalam ruangan yang sempit, menyebabkan beberapa penderita mengalami klaustrofobia (takut akan tempat sempit). - Kolangiopankreatografi endoskopik retrograd merupakan suatu pemeriksaan di mana suatu endoskopi dimasukkan ke dalam mulut, melewati lambung dan usus dua belas jari, menuju ke saluran empedu. Suatu zat radiopak kemudian disuntikkan ke dalam saluran empedu dan diambil foto rontgen dari saluran empedu. Pemeriksaan ini menyebabkan peradangan pada pankreas (pankreatitis) pada 3-5% penderita.
- Kolangiografi transhepatik perkutaneus menggunakan jarum panjang yang dimasukkan melalui kulit ke dalam hati, kemudian disuntikkan zat radiopak ke dalam salah satu dari saluran empedu.
Bisa digunakan USG untuk menuntun masuknya jarum. Rontgen secara jelas menunjukkan saluran empedu, terutama penyumbatan di dalam hati. - Kolangiografi operatif menggunakan zat radiopak yang bisa dilihat pada rontgen.
Selama suatu pembedahan, zat tersebut disuntikkan secara langsung kedalam saluran empedu. Foto rontgen akan menunjukkan gambaran yang jelas dari saluran empedu. - Foto rontgen sederhana sering bisa menunjukkan suatu batu empedu yang berkapur.
BIOPSI HATI
Suatu contoh jaringan hati bisa diambil selama pembedahan eksplorasi, tetapi lebih sering diperoleh melalui sebuah jarum yang dimasukkan lewat kulit menuju ke hati. Sebelum dilakukan prosedur ini, diberikan bius lokal kepada penderita.
Skening ultrasonik atau CT bisa digunakan untuk menentukan lokasi daerah yang abnormal, darimana contoh jaringan hati diambil. Biasanya penderita yang menjalani prosedur ini tidak perlu menjalani rawat nap.
Setelah diperoleh contoh jaringan, penderita dianjurkan untuk tidak segera meninggalkan rumah sakit (minimal selama 3-4 jam), karena prosedur ini memiliki risiko terjadinya komplikasi:
- Hati bisa mengalami robekan dan bisa terjadi perdarahan ke dalam perut
- Empedu bisa mengalami kebocoran ke dalam perut, menyebabkan peradangan selaput perut (peritonitis).
Pada sekitar 2% penderita, komplikasi ini bisa menyebabkan masalah yang serius dan 1 dari 10.000 orang, meninggal setelah menjalani prosedur ini. Setelah biopsi hati sering timbul nyeri ringan di perut kanan bagian atas, yang kadang menjalar ke bahu kanan, dan biasanya akan menghilang setelah pemberian analgesik (obat pereda nyeri).
Pada biopsi hati transvenosa, sebuah kateter dimasukkan kedalam suatu vena leher, menuju ke jantung dan ditempatkan ke dalam vena hepatik yang berasal dari hati. Jarum kateter kemudian dimasukkan melalui dinding vena kedalam hati. Dibandingkan dengan biopsi hati perkutaneus, tehnik ini tidak terlalu mencederai hati, dan bahkan bisa digunakan pada seseorang yang mudah mengalami perdarahan.
TES FUNGSI HATI
Pemeriksaan fungsi hati dilakukan terhadap contoh darah.
Sebagian besar pemeriksaan bertujuan untuk mengukur kadar enzim atau bahan-bahan lainnya dalam darah, sebagai cara untuk mendiagnosis kelainan di hati.
Pemeriksaan | Untuk Mengukur | Hasil Pemeriksaan Menunjukkan |
Alkalin Fosfatase | Enzim yg dihasilkan di dalam hati, tulang dan plasenta; yg dilepaskan ke hati bila terjadi cedera atau pada aktivitas normal tertentu, mis. pertumbuhan tulang atau kehamilan |
Penyumbatan saluran empedu, cedera hati dan beberapa kanker |
Alanin Transaminase (ALT) |
Enzim yg dihasilkan di hati, yg dilepaskan ke dalam darah jika sel hati mengalami luka | Luka pada sel hati (mis. hepatitis) |
Aspartat Transaminase (AST) |
Enzim yg dilepaskan ke dalam darah jika hati, jantung, otot atau otak mengalami luka | Luka di hati, jantung, otot atau otak |
Bilirubin | Komponen dari cairan pencernaan (empedu) yg dihasilkan oleh hati | Penyumbatan aliran empedu, kerusakan hati, pemecahan sel darah merah yg berlebihan |
Gamma-glutamil Transpeptidase | Enzim yg dihasilkan oleh hati, pankreas dan ginjal; dilepaskan ke dalam darah hika organ-organ tsb mengalami luka | Kerusakan organ, keracunan obat, penyalahgunaan alkohol, penyakit pankreas |
Laktik Dehidrogenase | Enzim yg dilepaskan ke dalam darah jika organ tertentu mengalami luka | Kerusakan hati, jantung, paru-paru atau otak dan pemecahan sel darah merah yg berlebihan |
5-nukleotidase | Enzim yg hanya terdapat di hati; dilepaskan ke dalam darah jika hati mengalami cedera | Penyumbatan saluran empedu atau gangguan aliran empedu |
Albumin | Protein yg dihasilkan oleh hati dan secara normal dilepaskan ke dalam darah; salah satu fungsinya adalah menahan cairan dalam pembuluh darah |
Kerusakan hati |
Alfa-fetoprotein | Protein yg dihasilkan oleh hati janin dan buah zakar (testis) | Hepatitis berat atau kanker hati atau kanker testis |
Antibodi Mitokondrial | Antibodi untuk melawan mitokondria, merupakan komponen sel sebelah dalam | Sirosis bilier primer dan penyakit autoimun tertentu, mis. hepatitis menahun yg aktif |
Waktu Protombin (Protombin Time) |
Waktu yg diperlukan darah untuk membeku (pembekuan memerlukan vit. K dan bahan-bahan yg dibuat oleh hati |
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.