dr.zaky hasan-medicastore.com
22-10-2015

Jangan Sembarangan, Cermatlah Dalam Merawat Kulit

Jakarta, 21 Oktober 2015. Kesehatan kulit berhubungan dengan kualitas hidup seseorang. Apapun pekerjaan dan aktifitas seharihari seseorang, membutuhkan penampilan yang sehat dan memiliki proses peremajaan yang normal. Secara alami, kulit yang sehat akan mengalami siklus regenerasi yang baik selama sekitar 28 hari. Ada kulit yang mati, lalu tumbuh juga lapisan kulit baru.

Jaringan kulit dapat rusak secara alami karena waktunya, namun juga dapat rusak akibat berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Biasanya kulit rusak tersebut akan menimbulkan proses terbentuknya kulit baru yang sehat, disertai pembersihan jaringan yang lama dan rusak.

Para Narasumber  Serta Moderator Acara Seminar

http://medicastore.com

dr. Adhimukti T. Sampurna, SpKK, spesialis kulit Bamed Skin Care mengatakan, "Masalah kesehatan kulit yang paling banyak dialami berdasarkan Data di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSCM 2012 adalah akne vulgaris (jerawat) yakni sebanyak 629 kasus, sedangkan kasus dermatitis kontak iritan yang sebagian kasusnya akibat ketidakcocokan menggunakan kosmetik tertentu 146 kasus dan kasus melasma atau penyakit pigmentasi paling banyak dialami oleh pasien yakni sebanyak 159 kasus. "

"Masalah kulit yang timbul sewaktu-waktu tidak bisa dianggap sepele, penanganan yang tepat, dan segera merupakan kunci keberhasilan dalam mengatasi berbagai masalah kulit. Pemilihan metode peremajaan kulit yang individual atau individualized therapy, sangat diperlukan karena pemilihan perawatan dan modalitas/tindakan yang diperlukan harus disesuaikan sesuai jenis kulit, usia, kebutuhan, bahkan aktivitas harian dari individu tersebut. Individualisasi bukanlah hal yang sederhana, perawatan yang bersifat individualized bekerja dengan mempertimbangkan semua aspek yang berpengaruh pada kesehatan kulit seseorang, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik, sehingga dengan tepat dapat menyelesaikan masalah kulit yang dialami," lanjutnya.

Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya masalah kesehatan kulit, yakni:

  1. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi di iklim tropis meningkatkan aktivitas berkeringat, meningkatkan risiko terjadinya infeksi kulit terutama oleh jamur. Aktivitas kelenjar keringat yang tinggi akan diimbangi oleh aktivitas kelenjar minyak yang tinggi pula. Aktivitas kelenjar minyak yang tinggi akan meningkatkan risiko terbentuknya komedo, dan akhirnya jerawat. Hiperaktivitas kelenjar minyak juga dapat menyebabkan masalah dermatitis seboroik.
  2. Pajanan sinar matahari yang konstan sepanjang tahun meningkatkan risiko terjadinya tumor kulit, baik tumor jinak maupun tumor ganas (kanker). Pajanan sinar matahari konstan dapat pula menyebabkan flek gelap wajah karena penuaan misalnya melasma.
  3. Polusi dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap kebakaran hutan meningkatkan radikal bebas,menyebabkan kerusakan jaringan kulit lebih cepat, menyebabkan peradangan kulit (dermatitis).
  4. Pemakaian kosmetik dekoratif, produk dan tindakan perawatan kulit yang tidak tepat dapat berakibat buruk untuk kesehatan kulit, dan malah menyebabkan masalah kesehatan kulit seseorang. Pemakaian kosmetik dekoratif yang terlalu menutup pori-pori kelenjar minyak kulit, dalam jangka panjang dapat berakibat timbulnya jerawat, terutama pada kulit berminyak.

Salah satu jenis modalitas terapi yang banyak dicari dalam pelayanan bidang dermatologi adalah laser. Laser menjadi pilihan terapi karena indikasi terapi yang spesifik, tidak invasif, dan menjanjikan hasil yang cepat. Di tangan yang tepat, hasil yang optimal dapat dicapai. Namun yang perlu diketahui terdapat
berbagai jenis laser yang masing-masing memiliki kekhususan dalam terapi.

dr. Radityo Anugrah, SpKK, spesialis kulit Bamed Skin Care menjelaskan,"Untuk melaksanakan terapi menggunakan laser tentu bukan tanpa persiapan, konsultasi dengan dokter spesialis kulit sangat diperlukan. Keluhan kulit, jenis penyakit, tingkat keparahan penyakit, serta jenis kulit akan menjadi pertimbangan jenis laser apa yang akan digunakan. Setelah itu dokter spesialis kulit akan menentukan persiapan yang diperlukan meliputi pemakaian serangkaian krim perawatan selama minimal dua minggu. Hal ini sangat penting karena kulit harus dikondisikan untuk dapat menerima terapi laser sehingga hasil yang dicapai optimal dan mengurangi efek samping yang mungkin akan timbul.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa jenis penyakit menentukan jenis laser apa yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang dikeluhkan."
Terdapat dua laser yang banyak digunakan untuk berbagai keluhan bidang dermatologi, yaitu Q-switch NdYag dan Fractional CO2. QS NdYAg banyak digunakan untuk keluhan pigmentasi meliputi peremajaan kulit (skin rejuvenation), melasma, freckles, bercak lahir, lentigo, bekas luka berwarna coklat, serta menghilangkan tattoo, bahkan mengatasi jamur kuku. Laser jenis ini merupakan favorit baik bagi pasien maupun operatornya, karena hasil pasca tindakan dapat terlihat langsung perbaikannya, bercak tampak memudar bahkan hilang. Hasil pasca tindakan Laser NdYag yang signifikan kadang menyebabkan baik pasien maupun operator menjadi agresif dalam penggunaannya. Penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping yang dapat bersifat permanen. Efek samping meliputi, kemerahan, hiperpigmentasi pasca inflamasi, hipopigmentasi pasca inflamasi, confetti hypopigmentation, lepuh, dan infeksi. Selama pengerjaan berlangsung terdapat sensasi nyeri yang dapat dikurangi dengan aplikasi krim anestesi.

Laser Fractional CO2 banyak digunakan untuk memperbaiki tekstur permukaan kulit, yaitu pada skar akne, mengurangi garis halus dan kerutan sekitar mata, membantu mengurangi masalah pigmentasi, mengecilkan pori, peremajaan kulit, dan jerawat. Pasien perlu diinformasikan mengenai "down time" pasca tindakan, kemerahan pada kulit bertahan beberapa hari, dan dapat terjadi pengelupasan kulit. Hal ini dikarenakan tujuan dari laser Fractional CO2 adalah untuk memperbaiki atau mengembalikan permukaan kulit sehingga tindakan menjadi lebih invasif. Efek samping yang dapat timbul adalah hiperpigmentasi pasca inflamasi, lepuh, infeksi, serta jaringan parut.

"Perawatan pasca tindakan tentu tidak kalah penting, dokter akan menganjurkan menghindari pajanan debu berlebih, pajanan sinar matahari, bahkan menghindari pemakaian make up selama beberapa hari pertama, krim perawatannya pun untuk satu minggu pertama berbeda. Perawatan kulit dengan laser umumnya merupakan tindakan yang aman bila dilakukan oleh dokter profesional yang berpengalaman dan berkualitas," tutupnya.

Demikian acara seminar ini dengan intisari yang bisa kita simpulkan adalah : Untuk memastikan perawatan dilakukan secara tepat sesuai dengan karakteristik individu, konsultasi dengan dermatovenereologi dokter spesialis kulit dan kelamin sangat diperlukan karena tidak ada satu obat yang cocok untuk semua orang atau semua penyakit. Selain itu, jika terdapat permasalahan pada kulit, setiap individu dihimbau untuk tidak menangani sendiri dan mencari pertolongan para ahli. Ketepatan waktu (jangan telat) dan ketepatan ahlinya (perawatan kulit ditangani di tangan spesialis) menjadi kunci keberhasilan perawatan kulit.