Scientific Medicastore
27-09-2007

Turunkan Risiko Bayi Cacat dengan Asam Folat

ki-ka: dr. Nugroho Wibowo, SpOG; dr. Tim Green



Wanita Asia dapat berisiko melahirkan bayi dengan Neural Tube Defects (NTDs) seperti Spina Bifina, karena kekurangan asupan folat berdasarkan temuan studi penelitian di beberapa kota.

Kadar folat sel darah merah rendah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap NTDs, seperti spina bifida selama kehamilan yaitu suatu kondisi dimana otak dan sumsum tulang belakang tidak tumbuh seutuhnya, serta cacat pertumbuhan lain seperti Cleft Palate.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Asia Pasific Journal of Clinical Nutrition edisi terbaru (2007) menguji kadar folat sel darah rendah pada lebih dari 700 wanita Asia usia 18-40 tahun di Jakarta, Beijing dan Kuala Lumpur, yang kemudian dianalisa untuk memperoleh prediksi tingkat NTDs di kota-kota ini.

Siti Muslimatun, PhD, dr. Rina Agustina, PhD dan Lu Ade Wiradnyani, MSc dari SEAMOD TROMPED-RCCN, Universitas Indonesia adalah bagian dari tim peneliti bersama dengan peneliti dari Universitas Putra Malaysia, Peking Union Medical College Hospital di China serta The University of Otago di Selandia Baru.

Pimpinan proyek dr. Tim Green mengatakan,”penemuan ini menunjukkan bahwa di Jakarta, 3 dari 5 atau 60% wanita usia subur memiliki kadar folat sel darah merah yang kurang dari ideal, yang berakibat pada prediksi tingkat NTD sebesar 15 dari 10.000 kelahiran. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka di negara-negara maju seperti Amerika Utara yang memiliki tingkat NTD hanya sebesar 5 dari 10.000 kelahiran.

Di Beijing hanya 12% wanita dalam kelompok ini yang memiliki kadar folat sehat sehingga mencapai tingkat prediksi NTD tertinggi di antara kelompok yang berbeda ini sebesar 30 dari 10.000 kelahiran. Temuan di Kuala Lumpur mirip dengan Beijing. Hanya 15% wanita yang diteliti memiliki kadar folat sehat dan tingkat NTD dipresiksi pada 24 dari 10.000 kelahiran.

dr. Noroyono Wibowo, SpOG (K) dari Divisi Fetomaternal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan,”kurangnya makanan yang diperkaya dengan folat yang dikonsumsi wanita usia subur menjadikan mereka berisiko lebih tinggi terhadap NTD. Terdapat bukti yang banyak dari studi-studi internasional yang terdahulu bahwa konsumsi asam folat oleh wanita usia subur dapat secara signifikan mengurangi terjadinya NTDs.”

“Kehamilan adalah masa pembelahan sel yang cepat serta pertumbuhan, dan folat berperan penting dalam menurunkan risiko NTD dengan cara mempermudah produksi DNA dan RNA sebagai bahan dasar sel,” tambah dokter yang dilahirkan di Yogyakarta 47 tahun lalu.

Sementara studi tersebut tidak mengukur asupan asam folat dari makanan, Siti Muslimatun mengisyaratkan bahwa perbedaan kadar folat pada wanita di Jakarta dengan wanita di Kuala Lumpur dan Beijing adalah karena perbedaan konsumsi makanan yang kaya dengan kandungan folat.

“Program fortifikasi yang diwajibkan di Indonesia diperkenalkan pada tahun 2001 untuk memfortifikasi gandum dalam negeri dan impor dengan asam folat menggambarkan status folat yang lebih tinggi di kalangan wanita Jakarta dibanding dengan wanita di China dan Malaysia, dimana program fortifikasi semacam itu tidak ada. Namun, demikian, kadar folat pada wanita Indonesia masih di bawah kadar optimal,” kata Muslimatun lebih lanjut.

Studi tersebut didanai oleh Fonterra Brands Ltd. untuk meningkatkan pemahaman mengenai status nutrisi wanita Asia dan memberikan bukti informasi yang lebih baik kepada para ibu tentang pentingnya menyantap makan yang tepat.

Perlu Suplementasi Asam Folat

Dr. Tim Green menyebutkan, “cara untuk mencegah NTDs adalah dengan asam folat. Asupan asam folat yang diminum sebelum hamil dan awal kehamilan dapat mengurangi risiko memiliki bayi dengan NTDs.”

Menurut Wibowo, pola makan tradisional Indonesia yang kaya akan asam folat antara lain sayuran hijau, buah-buahan seperti jeruk, avokad, kacang-kacangan (termasuk tahu dan tempe), biji-bijian (termasuk beras dan jagung), daging, ayam, ikan, susu, serta telur.

Namun, dr Tim Green berkata bahwa kandungan asam folat dalam sumber alami seperti sayuran dan buah-buahan berjumlah kecil sekali dan tidak stabil sehingga tetap dibutuhkan suplementasi. Dianjurkan suplementasi 400 mcg atau lebih perhari untuk orang normal.

“Tapi beri suplemen sesuai aturan, jangan minum suplemen bersamaan. Biasanya wanita hamil diharuskan meminum beberapa suplemen sekaligus yang ternyata juga mengandung asam folat,“ ungkap Wibowo.

Jika dimasukkan berlebihan, maka tubuh akan memblok dengan efek defisiensi vitamin B12 yang dapat mengakibatkan pikun, gangguan penyerapan Zn, menurunkan efektivitas terapi kanker dan anti konvulsan (epilepsy),” jelas Wibowo.

Akibat kelebihan asam folat lainnya, sitokrom C450 terganggu sehingga ibunya mengalami hipertensi preeklamsia dan terancam pembentukkan janin yang terlalu cepat.

Sebenarnya asam folat terutama dibutuhkan pada usia kehamilan 0-28 hari. Namun, wanita hamil biasanya telat menyadari dirinya hamil sehingga dikhawatirkan kebutuhan asam folat untuk pembentukan awal janin tidak tercukupi.

Kini, dianjurkan kepada wanita dengan usia subur untuk mengkonsumsi suplementasi asam folat setiap hari untuk mencegah risiko NTDs. Suplementasi dalam bentuk susu bagi ibu hamil dan yang merencanakan kehamilan seperti Anmum yang mengandung 680 mcg dalam 2 gelas susu.

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.