ki-ka: Drs. Umar Mansur; Dr. Bambang Sukamto. |
“Sex is not everything, but without sex, everything will be nothing,” ungkapan inilah yang membuka presentasi Dr. Bambang Sukamto, DMSH, narasumber dari On Clinic, dalam seminar bertemakan "Problematika Seks dan Terapi" pada hari Sabtu, 23 Desember 2006 lalu. Seminar ini diadakan oleh Mahasiswa Apoteker Universitas Indonesia angkatan LXIII yang diselenggarakan di Garba Widya (Sabha) Universitas Indonesia, Depok.
Dr. Bambang menyebutkan bahwa aspek seks dalam hubungan suami istri dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: Aspek Rekreasi, Aspek Prokreasi, Aspek Relasi, Aspek Institusi.
Hubungan suami istri dapat saja mengalami kendala yang disebabkan oleh adanya disfungsi seksual suami atau istri, kurangnya pemahaman seksual suami atau istri dan mitos-mitos seksual.
Disfungsi seksual dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Disfungsi seksual pada pria antara lain:
- Gairah atau Libido Terganggu.
- Disfungsi Ereksi (Impotensi).
- Gangguan Ejakulasi.
- Gangguan Orgasme.
- Nyeri Sanggama (Disperania).
Sedangkan disfungsi seksual pada wanita, antara lain:
- Gairah Terganggu (Frigiditas).
- Gangguan Bangkitan (Arouse).
- Gangguan Orgasme.
- Nyeri Sanggama (Disparenia).
- Vaginismus.
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh FKUI tahun 2002 lalu, dari sejumlah responden wanita, sekitar 52% mengalami kendala frigiditas dan orgasme,” papar Dr. Bambang.
Masyarakat Indonesia banyak yang mempercayai mitos-mitos seksual yang salah, seperti:
- Seks adalah hak pria
- Hal-hal yang dianggap tabu: wanita jangan suka makan duren karena suami bisa kepeleset, makan nanas bikin lendir banyak,dll.
“Namun, mitos yang tidak benar sudah dianggap sebagai kebenaran,” kata Dr. Bambang. Padahal mitos-mitos tersebut tidak pernah terbukti secara klinis.
Dr. Bambang memberikan tips untuk mencapai hubungan pasangan suami istri (pasutri) yang harmonis, antara lain:
- Komunikasi & keterbukaan pasutri
- Variasi dalam hubungan seks (waktu, tempat, suasana, gaya/posisi, dll).
- Prinsip ‘saling memberi’ jangan saling menuntut.
- Bila timbul kendala agar segera diatasi bersama dan bila perlu konsultasi pada ahlinya.
- Menjaga kondisi fisik/vitalitas dengan langkah sehat seperti menghindari zat aditif, aktif berolahraga dan melakukan medical check-up rutin.
- Tetap aktif melakukan hubungan seksual sesuai dengan bertambahnya usia.
- Menopause=berhenti haid. Kesuburan bukan berarti berhentinya aktivitas seksual.
Usia lanjut jangan dijadikan alasan untuk berhenti melakukan aktivitas seksual.“Pria baru mengalami andropause pada usia 90 tahun, berdasarkan penelitian,” ungkap Dr. Bambang. Menopause pada wanita seharusnya diterjemahkan menjadi Me no pause yang artinya aktivitas yang tidak pernah berhenti.
Dr. Bambang menjelaskan hal-hal yang dapat menjadi penyebab disfungsi seksual, antara lain:
- Kelainan bawaan
- Psikis (stres, depresi, frustasi, dll)
- Organis/fisik: Penyakit kronis (DM, jantung, liver, ginjal); Trauma/operasi, misal operasi prostat; Obat-obatan; Gaya hidup modern dan Usia.
Dr. Bambang memberikan fakta & data yang berhasil dikumpulkan, antara lain:
- Lebih dari 50 % pria pernah mengalami disfungsi seksual dan lebih dari 10 % memerlukan terapi.
- Lebih dari 70% wanita mengalami disfungsi seksual, tetapi hanya sekitar 20 % mencari pengobatan!
- Penanganan disfungsi seksual secara medis dengan metode mutakhir berhasil mengobati dan mengatasi lebih dari 90 % penderita / kasus disfungsi seksual !
- Karena rasa malu dan gengsi, tabu, dll, banyak penderita disfungsi seksual berupaya mencari pengobatan sendiri.
Tahapan penanganan terhadap disfungsi seksual adalah sebagai berikut:
- Atasi faktor penyebab
- Obat/suplemen kesehatan.
- Tindakan medis seperti terapi intraurethral, intracavernosal, alat vacuum, terapi sulih androgen, pembedahan.
ki-ka: Drs. Arel St Iskandar; Drs. Sahat Saragi, M.Si, Apt; dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K); Dra. Yulia Trisna, MPharm. |
Dalam seminar yang dihadiri oleh sekitar 850 peserta baik apoteker, calon apoteker, mahasiswa maupun orang awam ini, dihadirkan pula Drs. Sahat Saragi, M.Si, Apt dari Kimia Farma, dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) dari PT Schering dan Drs. Arel St Iskandar dari ISFI.
Drs. Sahat Saragi, M.Si, Apt membawakan topik “Peran Apoteker Dalam Pemberian Informasi Obat Untuk Mengatasi Problematika Seks.” Apoteker memiliki peran memberikan konsultasi informasi edukasi (KIE) obat kepada pasien. Pemberian KIE kepada pasien termasuk kegiatan asuhan farmasi (pharmaceutical care).
Apoteker (farmasis) bertanggung jawab terhadap masalah yang berkaitan dengan obat (Drug Related Problem-DRP). Salah satu cara untuk menghindari terjadinya DRP adalah dengan memberikan KIE. Obat-obatan yang terkait kepatuhan harus diberikan KIE, misal obat TBC, obat jantung, dll.
“Konseling farmasi mengenai obat harus merupakan inisiatif dari farmasis,” papar Drs. Sahat. Berikut ini KIE yang dapat diberikan mengenai obat untuk mengatasi problematika seks, antara lain:
- Bukan obat kuat, hanya untuk penderita DE à atas saran dokter (R/), terutama dalam pemakaian awal.
- Tidak untuk penderita yang menggunakan alfa-blocker, gol. nitrat.
- Sebaiknya diminum 30 menit - 1 jam sebelum melakukan aktivitas seksual.
- Durasi ereksi melebihi 4 jam, jangan mengendarai kendaraan dalam masa kerja obat.
- Tidak bersama-sama dengan obat DE lainnya atau meningkatkan dosis, tanpa saran dokter.
- Tidak bersama-sama dengan ketokonazol, erithromycin, klarithromycin à dapat meningkatkan kadar.
- Hati-hati dengan pasien gagal ginjal, gangguan fungsi hati.
- Dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) memberikan informasi mengenai kontrasepsi. Kontrasepsi ideal sebagai pencegahan terhadap kehamilan harus memiliki sifat: reversibel (setelah berhenti menggunakan kontrasepsi harus bisa hamil), efektif, aman, dapat diterima (acceptable), nyaman.
Umumnya pil kontrasepsi memiliki efek samping membuat gemuk, jerawatan, dan kencang payudara. Namun, saat ini ada produk kontrasepsi yaitu Yasmine yang tidak menimbulkan efek samping tersebut.
Yasmine dengan zat aktif drospirenone, turunan spironolakton (agen antidiuretik) memiliki kelebihan mencegah kandung kemih penuh, payudara tidak kencang, dan tidak membuat gemuk.
Drs. Arel St Iskandar dari Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) memberikan penjelasan mengenai sertifikasi kompetensi apoteker. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian seorang apoteker dalam melaksanakan tugas profesinya di apotek, rumah sakit, dan industri farmasi sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan kompetensinya.
Seminar yang padat informasi ini dimulai dari pukul 09.00 sampai 16.00 WIB. Problematika seks bisa terjadi pada siapa pun, tidak pandang pria atau wanita, tua atau muda. Bila hal itu terjadi pada anda, segeralah mencari pertolongan pada ahlinya (dokter) agar dapat ditangani sejak dini.
Untuk undangna liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.