Lebih dari setengah populasi usia 10 tahun ke atas di Indonesia mengalami masalah karies gigi yang belum ditangani. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, karies sendiri merupakan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90.05%. Karies hanya merupakan salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Kenyataan ini ditunjang oleh Survei Kesehatan Nasional tahun 1998, mengenai perilaku masyarakat tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut, bahwa walaupun 77.2% penduduk telah menyikat giginya, tetapi yang menyikat gigi sesuai anjuran yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam hanya 8.1%.
Jangan sepelekan kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut bisa menandakan penyakit lain yang berbahaya dan dapat menurunkan produktivitas bahkan kematian. Namun saat ini masyarakat belum sepenuhnya menyadari pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
Pada hari Selasa, 24 Juli 2007 bertempat di Planet Hollywood Indonesia, Pepsodent meluncurkan Gerakan Nasional ‘Senyum Indonesia Senyum Pepsodent’ 2007 sebagai upaya menggugah masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
ki-ka: Mayong Suryo Laksono, Maura, Nurul Arifin, Mel, drg. Zaura Rini, Felicia Julian. |
Hadir pada peluncuran Gerakan Nasional ‘Senyum Indonesia Senyum Pepsodent’ antara lain Felicia Julian, Senior Brand Manager Pepsodent; drg. Zaura Rini Matram, MDS, Praktisi kedoteran gigi Universitas Indonesia; dan keluarga Mayong Suryo Laksono sebagai profil keluarga senyum Indonesia senyum pepsodent.
Gigi dan mulut bisa mengungkapkan gejala awal penyakit berbahaya. drg Zaura Rini memberi contoh, gigi dan mulut bisa mengungkapkan seseorang mengidap diabetes. Salah satu tanda gejala diabetes adalah timbulnya penyakit gigi dan gusi yang terlalu sering. Penderita diabetes umumnya mudah terluka saat menyikat gigi atau menggunakan benang pembersih gigi.
drg. Zaura Rini menambahkan, “bau mulut seseorang juga bisa mengungkapkan apakah seseorang memiliki kecenderungan gula darah tinggi. Bau tersebut biasa disebut acetone breath, bau manis yang dapat segera dikenali dokter gigi sebagi tanda-tanda seseorang mengidap diabetes.”
Bahkan penyakit gigi bisa membawa kematian. Berdasarkan informasi statistik Rumah Sakit di Indonesia tahun 2005, kutip Zaura Rini, penyakit gigi kronis epserti pulpa (infeksi saraf gigi) dan periapikal (infeksi di ujung tulang)termasuk dalam urutan 24 dari 50 daftar peringkat utama kematian di Rumah Sakit di Indonesia pada tahun 2004.
Tak hanya dari sisi medis, ketidakpedulian pada kesehatan gigi dan mulut ternyata juga merugikan secara ekonomis. Berdasarkan International Dental Jurnal (2002). Dibeberapa negara penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit ke-4 yang paling mahal pengobatannya.
Mengobati gigi berlubang yang diperkirakan mencapai USS 3513 per 1000 anak akan melebihi biaya anggaran kesehatan untuk anak-anak di negara yang paling rendah pendapatan perkapitanya.
drg. Zaura Rini juga menyayangkan kebiasaan para ibu yang memberi susu dalam botol atau ASI sambil menidurkan anak mereka. Karena kandungan gula di dalam air susu dapat menempel pada gigi bayi/anak dan bila tidak dibersihkan akan menjadi asam yang dapat merusak gigi.
Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain hubungi redaksi kami di 021 - 5355822 atau redaksi@medicastore. “Mengingat pentingnya kesehatan gigi dan mulut ini untuk disosialisasikan ke masyarakat, dengan gerakan nasional ini pepsodent mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut juga harus diprioritaskan,” ungkap Felicia Julian. “Langkah awal yang mudah dilakukan semua orang sebagai tindakan preventif adalah sikat gigi minimal dua kali sehari di saat yang tepat yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur di malam hari,” tambah Felicia Julian. Pepsodent mengharapkan setiap keluarga mempunyai kesadaran terhadap kesehatan gigi seperti keluarga Mayong Suryo Laksono yang terpilih menjadi profil keluarga Senyum Indonesia Senyum Pepsodent. Mayong (46) dan sang istri, Nurul Arifin (41) sudah sejak dini peduli akan kesehatan gigi dan mulut anak mereka yaitu Maura Magnalia Madyaratri (13) dan Melkior Mirari Mamusakrti (10). “Anak-anak kami sejak memasuki tahapan sekolah kelompok bermain (playgroup), sudah diajarkan cara menyikat gigi yang benar dan membiasakan budaya sakit gigi minimal dua kali yaitu sehabis makan dan sebelum tidur malam,” ungkap Mayong. Ternyata Nurul Arifin pernah memenangkan lomba senyum pepsodent di Bandung tahun 1984 silam. Jadi ketika dihubungi oleh pepsodent untuk menjadi profil keluarga Senyum Indonesia Senyum Pepsodent, Nurul Arifin senang sekali. Melalui Gerakan nasional Senyum Indonesia Senyum pepsodent”, kata Felicia, pepsodent mendekatkan diri dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan mulai dari workshop hingga kegiatan yang menyenangkan seperti lomba foto bertajuk “Satu Juta Foto Senyum Indonesia Senyum Pepsodent.” Gerakan nasional ini memiliki 6 kegiatan utama yaitu Gerakan Sikat Gigi Bersama yang serentak di Jakarta dan Makassar; Seminar Nasional Senyum Indonesia di Jakarta; Workshop Edukasi Kader Kesehatan untuk posyandu dan para guru SD di Jawa Timur dan Jawa Barat; School Roadshow dan Periksa Gigi Gratis di Jawa, Sumatera dan Sulawesi; dan Lomba Sejuta Foto Senyum Indonesia dimana pepsodent akan mendonasikan Rp. 100,- per foto bagi pembangunan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Ingin ikut menyumbang pembangunan kesehatn gigi dan mulut di Indonesia, caranya mudah kok. Cukup dengan mengirimkan foto senyum Anda ke PO BOX Senyum Pepsodent Jakarta 10000. Tidak hanya itu, pepsodent pun akan memberikan hadiah 100 juta rupiah bagi 1 pemenang foto terbaik dan 10 juta rupiah masing-masing untuk 10 pemenang foto terbaik kedua.