Scientific Medicastore
23-11-2007

Mengatur Haid Untuk Ibadah Haji

Kini, musim haji telah tiba. Pergi haji ke tanah suci memang diwajibkan bagi para penganut Islam yang mampu. Momen pergi haji yang hanya setahun sekali pun menjadi berharga. Sangat disayangkan bila calon jamaah haji wanita mendapat haid, sehingga mengatur haid untuk ibadah haji pun menjadi populer.

Prof.Dr.dr. Ali Baziad, Sp.OG (K)


Ibadah haji adalah rukun islam ketiga, setelah mengucapkan 2 kalimat syahadat dan sholat 5 waktu. Dalam menjalankan ibadah haji, jamaah pun diwajibkan melakukan rangkaian kegiatan ibadah selama di tanah suci demi mencapai haji mabrur.

Untuk melaksanakan ibadah, jamaah pun diharuskan dalam keadaan suci. Seperti kita ketahui bersama, wanita merupakan makhluk yang unik karena mengeluarkan darah kotor setiap bulan yang disebut dengan Haid. Saat wanita mengalami haid, wanita pun menjadi kotor alias tidak suci sehingga tidak diperbolehkan melakukan ibadah.

Agar tidak haid saat ibadah haji, banyak wanita yang kemudian memilih untuk mengatur haid. Haid merupakan peristiwa alamiah yang terjadi pada wanita normal. Peristiwa ini sangat terkait dengan mekanisme hormon dalam tubuh.

Teknologi terkini di bidang terapi hormonal memungkinkan pengaturan waktu terjadinya haid secara tepat sesuai keinginan wanita. Pengaturan haid yang paling banyak diinginkan terutama adalah menunda haid, meskipun sebenarnya pengaturan ini juga dapat memajukan haid.

Prof. Dr. med. Ali Baziad, Sp.OG (K), dari Departemen Obgin FKUI/RSCM, menjelaskan, “Pengaturan siklus haid bisa dilakukan dengan menggunakan pil hormon. Saat ini ada tiga jenis hormon yang bisa dipilih, yakni progestin (progesteron saja), kombinasi estrogen dan progesteron (pil KB), serta GnRH agonis yang berbentuk suntik.“

Norethisterone, yang merupakan golongan homon progesteron, menunda haid dengan cara mempertahankan kadar hormon progesteron di dalam tubuh, sehingga lapisan dinding dalam rahim tidak akan menebal dan tidak akan meluruh sebagai haid.

Dalam media edukasi yang diselenggarakan di Hotel Manhattan, Jakarta pada hari Selasa (20/11) dengan tema “Pengaturan Haid untuk Keperluan Ibadah Haji”, Prof. Ali menegaskan, ”Pil yang mengandung progesteron paling baik untuk menunda haid karena tidak menimbulkan mual akibat estrogen seperti pil kombinasi.”

"Pil progesteron tersebut paling baik dikonsumsi 14 hari menjelang haid," kata Prof. Ali. Pil tersebut diminum setiap hari, bisa 1 kali sehari atau 2 kali sehari. Kalau bisa diminum malam hari dan kalau lupa minum obat langsung minum 2 keesokan harinya.

Hasil penelitian yang dilakukan Prof.Dr.Biran Affandi, SpOG (K) selama 10 tahun terhadap 45 perempuan berusia 25-42 tahun, yang menginginkan penundaan haid untuk ibadah haji menyimpulkan bahwa dengan meminum Norethisterone didapati seluruh subyek penelitian dapat ditunda haidnya.

Tidak semua wanita cocok dengan pil progesteron ini. Efek sampingnya pada beberapa orang bisa muncul vlek atau spotting noda darah. Pil hormon ini pun dikontraindikasikan untuk pasien kanker payudara dan kanker rahim.

Selain untuk pengaturan haid, sediaan Norethisteone sebagai suatu terapi hormonal sebenarnya juga banyak digunakan pada pengobatan kelainan haid seperti perdarahan uteus disfungsional dan kelaianan homonal organ repoduksi lainnya seperti endometriosis.

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.