Sri-medicastore.com
21-12-2007

Perlukah Vaksin Pneumokokus diprioritaskan dalam
Program Imunisasi Nasional?

FAKTA :

Angka Kematian akibat Penyakit Infeksi Pneumokokus Invasif (IPD) di dunia, (UNICEF/WHO 2006) :
- 1 Juta Kematian Bayi pertahun
- 5 Juta Kematian dewasa per tahun
- Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita
- 3/4 jumlah kasus balita dengan Pneumonia didunia terdapat pada 15 negara
Kelompok usia rentan IPD, Angka kejadian tertinggi pada usia dibawah 5 tahun , 5-17 menurun, kembali meningkat pada usia35 keatas, dengan usia 65 th yang paling tinggi

IPD di Indonesia:
- Indonesia negara peringkat ke 6 dunia, dengan jumlah kasus pneumonia anak terbanyak (WHO 2006)
- 23% Penyebab kematian Balita Indonesia adalah IPD (SKRT 2001)
- Angka Kematian Anak di Indonesia adalah 162.000 / tahun (data Susenas 2005).




Fakta akan tingginya angka kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) di dunia pada bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh Infeksi Pneumokokus Invasif (IPD). Dan berdasarkan penelitian tingkat keamanan, dan keefektifan pemberian vaksin pnemokokus konjugasi (PCV-7), Pada Bulan Maret 2007, WHO, telah merekomendasikan penggunaan vaksin setiap negara harus memprioritaskan penggunaan vaksin pneumokokus konjugasi (PCV-7) dalam Program Imunisasi Nasional, terutama bagi negara dengan lebih dari 50 kematian / 1000 kelahiran hidup maupun negara dengan lebih dari 50.000 kematian balita per tahun.

pneumonia, the forgotten killer of children


Rekomendasi WHO tersebut dikeluarkan setelah adanya laporan SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization), yaitu suatu tim penasehat ahli yang mengkaji masalah kesehatan dunia terutama masalah infeksi dan imunisasi kepada WHO, diantaranya SAGE melaporkan bahwa Yang terpenting bagaimana suatu vaksin dapat mencegah infeksi pneumokokus , bukan hanya ‘coverage’ serotype.” Weekly Epidemiology Rec 2007: Jan 12, 2007



Bakteri Streptococcus adalah penyebab utama IPD, baru Haemophilus influenzae dan pathogen lainnya. IPD sebenarnya dapat diobati dengan cara pemberian antibiotika dosis tinggi, tetapi saat ini resistensi kuman pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat, sehingga vaksinasi sebagai tindakan pencegahan dipercaya sebagai langkah protektif terbaik.



Pemberian Vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV-7), Menurunkan Kejadian Penyakit Infeksi Pneumokokus (IPD) pada Bayi & Anak

Di Amerika, salah satu negara yang telah mewajibkan vaksin pneumokokus dalam Program Imunisasi Nasional Amerika. Dan menurut data dari Active Bacterial Core Surveillance, CDC, 2005 “Pemberian vaksin pneumokokus yang dilakukan pada tahun 2000, telah mengurangi Kejadian IPD pada Balita di Amerika sebanyak :

- 77%usia < 1 tahun
- 83%usia 1 tahun
- 73%usia 2 tahun
- 61%usia 3 tahun
- 49% usia 4 tahun

Selain itu dengan pemberian PCV-7 pada bayi dan balita juga berakibat timbulnya Herd Immunity atau Kekebalan Populasi , dimana orang dewasa di sekitar Anak yang telah diimunisasi vaksin pneumokokus akan ikut terlindung terhadap infeksi kuman Pneumokokus.

Keamanan vaksin IPD PCV-7 produksi Wyeth (PREVENAR) telah diuji pada November 2006 oleh Komite Penasehat Keamanan Vaksinasi WHO, yang menyimpulkan bahwa keamanan PCV-7 serta vaksin pneumokokus konjugasi yang lain sangat meyakinkan.

Menindaklanjuti rekomendasi dari SAGE dan WHO, di ASIA dibentuk suatu kelompok kerja aliansi strategis penyakit pneumokokus, yaitu ASAP (Asian Strtegic Alliance for Pneumococcus Disease), dimana Indonesia menjadi salah satu anggotanya dengan mengirimkan Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,Sp.A(K) sebagai Ketua Satuan Tugas Imunisasi sekaligus Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK. UI/RSCM Jakarta dan Prof. DR.dr. Cissy B Kartasasmita SpA(K),MSc sebagai anggota Satgas Imunisasi IDAI sekaligus Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK . UNPAD/RSHS Bandung.

Di sepanjang tahun 2007, ASAP telah mengadakan 2 pertemuan, yaitu di Kuala Lumpur pada tanggal 8 Juli dan Jakarta pada 9 September 2007 .

Berdasarkan fakta kasus Infeksi Pneumokokus Invasif (IPD) di Indonesia, maka Indonesia adalah negara yang termasuk direkomendasikan untuk memprioritaskan pemberian vaksin pneumokokus konjugasi dalam Program Imunisasi Nasional.

Menurut Data penelitian di Bandung tahun 2000 oleh Prof. DR.dr. Cissy B Kartasasmita SpA(K),MSc pada sejumlah 2000 anak, ditemukan:

-
Hasil pemeriksaan pada apus tenggorok didapatkan: 30 % positive & 65% nya adalah kuman Pneumokokus
-
Berdasarkan jumlah kuman pneumokokus yang terdapat dalam tenggorok anak balita pneumonia:
698 anak-anak dengan non-severe pneumonia: dari 25.4% yang berhasil dibiakan, terdapat 67.8% S.pneumoniae

Dan penelitian Prof. DR.dr. Cissy B Kartasasmita SpA(K),MSc pada tahun 2005 terhadap 100 Bayi baru lahir (0 – 8 minggu), ditemukan 16 bayi , Kuman Pneumokokus positive ditemukan pada pemeriksaan apus tenggorok. Penularan ini didapat dari adik/kakak: 57,1 % dan ibu :11,9 % .

Oleh karena itulah Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,Sp.A(K), menghimbau agar bayi janganlah diciumi oleh siapapun, termasuk orang tua dan kakaknya dan jangan dibawa jalan – jalan ke mall atau tempat umum.

pembicara
Pembicara, Media Edukasi, 4 Desember 2007, Hotel Nikko Jakarta
Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,Sp.A(K), menyatakan bahwa walau angka kematian bayi dan balita Indonesia karena IPD sangat tinggi dan merupakan penyebab utama kematian pada anak Balita, pemerintah belum mampu untuk memberikan subsidi pemberian vaksin pneumokokus.

karena saat ini Depkes hanya mampu memberikan subsidi dengan vaksin yang memiliki harga kurang dari $1 USA. Untuk itu diharapkan peran dokter anak dan peran aktif dari masyarakat sendiri untuk menjadwalkan anaknya memperoleh vaksin pneumokokus konjugasi .

Dr. Sukman Tulus Putra,SpA(K),FACC,FESC sebagai Ketua Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesai (IDAI), akan berupaya untuk mensosialisasikan ke seluruh Dokter Anak di Indonesia mengenai pentingnya pemberian vaksin pneumokokus konjugasi (PCV-7) dan jadwal pemberian vaksin pneumokokus pada bayi dan balita.

PCV-7 sudah direkomendasikan oleh Satgas Imunisai IDAI sejak Juni 2006. PCV-7 sebaiknya diberikan sedini mungkin, dan direkomensasikan sejak bayi berusia 2 bulan. Berikut Jadwal pemberian PCV-7:

Usia Pemberian
Jadwal Pemberian
< 12 bulan
4 kali, yaitu 2 bln, 4 bln, 6 bln, 12-15 bln (booster)
7 – 11 bulan
3 kali, yaitu pemberian pertama dengan kedua dengan interval 4 minggu,
dan pemberian ketiga < 12 bulan
<12 - 23 bulan
2 kali, dengan interval 2 bulan
> 2 tahun
1 kali

Vaksin PCV-7 Prevenar@ dapat diberikan bersama vaksin lain, yaitu: DTP/Hib, DTaP, Hib, Polio oral/ suntikan, Hepatitis B, MMR, Varisela (cacar air). Pemberian bersama vaksin tersebut dilakukan pada waktu yang sama tetapi Pada tempat yang berbeda.

Link terkait Infeksi Pneumokokus Invasif (IPD) di medicastore.com:
1. Informasi Penyakit Infeksi Pneumokokus
2. Informasi Penyakit Pneumonia Pneumokokus
3. Bedah produk : Prevenar, Satu-satunya Vaksin Pelindung Anak dari IPD

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.