nita-medicastore.com
19-03-2008

Gaya Hidup Sehat, Kunci Atasi Komplikasi Gagal Ginjal

Hari ginjal sedunia yang diperingati setiap hari Kamis pekan kedua bulan Maret setiap tahunnya, tahun ini jatuh pada tanggal 13 Maret 2008. Di Indonesia, banyak kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hari ginjal sedunia. Salah satunya adalah talk show bertemakan “Bagaimana Mengatasi Komplikasi Gagal Ginjal?” yang diselenggarakan pada hari Minggu, 16 Maret 2008 di Conference Room PT. Bintang Toedjoe, Jakarta.

Acara yang terselenggara atas kerjasama Indonesia Kidney Care Club (IKCC) dan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) ini dibuka dengan penuh semangat oleh artis senior Krisbiantoro selaku pembawa acara. Krisbiantoro yang juga adalah penderita penyakit gagal ginjal terlihat masih segar di usianya yang memasuki 70 tahun.

talkshow_atasi_komplikasi_gagal_ginjal
Kiri ke kanan: Krisbiantoro, Ibu Telly (pasien CAPD)
dan DR. dr. Suharjono, Sp.PD-KGH, KGer


Fenomena Gunung Es

DR. dr. Suharjono, Sp.PD-KGH, KGer yang dihadirkan sebagai narasumber mengawali presentasinya dengan mengungkapkan fakta bahwa pada tahun 2006 di Indonesia terdapat 15 juta orang yang menderita penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik merupakan suatu kelainan pada ginjal dimana ketika dilakukan pemeriksaan diketahui terdapat darah dan kadar protein yang tinggi di dalam urin.

Penyakit gagal ginjal layaknya fenomena gunung es. Jumlah yang tidak terdeteksi lebih besar dibanding pasien yang telah divonis gagal ginjal. Hanya sekitar 0,1% kasus yang terdeteksi, sementara kasus yang tidak terdeteksi diperkirakan mencapai angka 11-16%.

“Ginjal merupakan organ yang penting,” tegas DR. Suharjono di hadapan sekitar 100 peserta yang hadir siang itu. Dapat dibayangkan, dengan berat yang hanya 1/200 dari berat tubuh, ginjal harus menerima 1/5 total darah yang dipompa dari jantung.

Fungsi organ ginjal diantaranya adalah untuk mengeluarkan kelebihan garam, air dan asam dari dalam tubuh; membuang dan mengatur elektrolit, yakni K, Ca, Mg, PO4; dan membuang sisa metabolisme dari dalam tubuh.

Menurut DR. Suharjono, penyebab gagal ginjal di Indonesia sangat khas negara berkembang, yakni radang ginjal, infeksi ginjal (yakni batu ginjal), diabetes mellitus, dan hipertensi. Kasus infeksi di Indonesia yang terbilang tinggi membuat peradangan menjadi penyebab gagal ginjal terbanyak di Indonesia (sekitar 20%).

Penderita gagal ginjal berada pada kisaran usia 50 tahun yang masih termasuk dalam usia produktif. Pada usia lanjut, gagal ginjal umumnya terjadi karena komplikasi hipertensi atau diabetes mellitus yang tidak diberi pengobatan yang seharusnya.

Periksakan Tekanan Darah dan Urin

Menjawab tema talk show tentang cara mengatasi komplikasi gagal ginjal, dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM ini menjelaskan bahwa sedang dilakukan kampanye untuk mencegah penyakit gagal ginjal sedini mungkin. Caranya adalah dengan memeriksakan diri, terutama bagi mereka yang masih muda.

Dua parameter yang diperiksa adalah tekanan darah dan urin. Tekanan darah yang tinggi akan memperberat kerja ginjal sehingga akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. Sementara dari tes celup pada urin dapat diketahui kadar protein dan gula. Kadar protein yang tinggi dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada ginjal.

Dari skrining awal di masyarakat diperoleh hasil sekitar 2,8% diketahui ada protein dalam urin dan 20-25% diketahui menderita hipertensi. Kepada mereka dianjurkan menemui dokter untuk melakukan pengelolaan lebih lanjut karena hanya dengan pengobatan dini dan tepat (termasuk diet dan olahraga), komplikasi gagal ginjal dapat dicegah.

Penyakit ginjal harus dipastikan dengan pemeriksaan urin karena apa yang terjadi di ginjal dapat terlihat di urin. Jika ada infeksi di ginjal maka akan terdapat banyak leukosit di urin. Sementara adanya protein di urin menandakan adanya peradangan di ginjal.

Tekanan darah yang tinggi juga harus diwaspadai. Jika tekanan darah tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Analogi pembuluh darah seperti tabung, jika terus-menerus mendapatkan tekanan yang tinggi, maka pembuluh darah akan rusak. Hal ini dapat diperparah dengan adanya komplikasi dari lemak, peradangan, maupun aterosklerosis.

Gagal ginjal dapat bersifat akut atau kronik. Gagal ginjal akut disebabkan kejadian mendadak misalnya adanya penyumbatan. Sedangkan pada gagal ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Fungsi ginjal yang berkurang sampai 30% artinya ginjal harus bekerja 3 kali lipat dari seharusnya sehingga kerja ginjal akan bertambah berat.

Jika ginjal telah sampai pada tahap tidak dapat membuang sisa-sisa zat metabolisme dari dalam tubuh, maka yang terjadi selanjutnya adalah timbulnya gejala seperti mual, muntah dan sesak napas karena tubuh yang dipenuhi dengan air dan racun. Kondisi ini memerlukan hemodialisis darah sesegera mungkin.

Ketika fungsi ginjal kurang dari 15%, dokter akan segera mempersiapkan pilihan untuk pengobatan pengganti ginjal yakni hemodialisis, peritoneal dialisis, atau transplantasi ginjal. Tujuan pengobatan pada penderita gagal ginjal adalah untuk memperpanjang hidup dan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik, sehingga penderita dapat hidup layaknya orang normal, misalnya dapat bekerja dan mencari nafkah.

Peserta talk show “Bagaimana Mengatasi Komplikasi Gagal Ginjal?”
mendengar penjelasan dari DR. dr. Suharjono, Sp.PD-KGH, KGer


Mulailah Gaya Hidup Sehat

Untuk mereka yang masih sehat, DR. Suharjono yang juga berpraktek di RS Pelni dan RS Saint Carolus ini memberikan beberapa tips agar terhindar dari gagal ginjal:

  • Miliki gaya hidup yang sehat dengan pola makan yang tidak berlebihan.
  • Cukup berolahraga, 30 menit setiap hari.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) setiap tahunnya, sehingga jika ditemukan kelainan pada ginjal dapat segera diketahui dan diobati.

Yang juga perlu perhatikan, kata DR. Suharjono, hindari makanan yang terlalu asin karena garam merupakan salah satu faktor resiko tertinggi untuk terjadinya batu ginjal. Minum yang terlalu banyak dan berlebihan juga berbahaya karena darah akan terencerkan dan proses berkemih akan terlalu sering sehingga akan memperberat kerja ginjal. Minum yang diperlukan tubuh sekitar 2 liter setiap harinya.

Seseorang dengan gangguan ginjal juga harus membatasi konsumsi protein, terutama protein hewani (misalnya daging dan ikan) karena konsumsi protein yang berlebihan dapat mempercepat penurunan fungsi ginjal. Bagi penderita gagal ginjal, konsumsi makanan harus dalam takaran yang sesuai, tidak berlebihan.

Dalam acara ini turut dihadirkan pula pasien CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis/dialisis lewat perut), Ibu Telly, yang menceritakan pengalaman hidupnya sebagai penderita gagal ginjal. Samuel Mulia, penulis tetap kolom Parodi di harian Kompas juga turut berbagi pengalaman terkait penyakit ginjal yang dideritanya dan proses transplantasi ginjal yang telah dijalaninya.

“Hidup cermat dengan diet yang benar,” ungkap Krisbiantoro ketika ditanya adakah kiat khusus untuk penderita gagal ginjal seperti dirinya. Kakek 4 cucu ini juga berpesan, jika ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh kita (misalnya dengan adanya penyakit gagal ginjal), cobalah untuk hidup bersamanya. Krisbiantoro yang menderita penyakit ginjal sejak tahun 1972 aktif melakukan diet, olahraga dan menghindari jamu.

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.