Sri - medicastore.com
18-07-2008

Tingkatkan kualitas hidup dengan meringankan Gejala Menopause

Meningkatnya umur harapan hidup perempuan, sayangnya tidak diikuti dengan meningkatnya kualitas hidupnya. Hal ini berkaitan erat dengan terjadinya menopause yang pasti akan dialami oleh setiap perempuan. Saat seorang perempuan menopause yang terjadi adalah berhentinya indung telur menghasilkan sel telur dan berkurangnya pembentukan hormon perempuan yaitu estrogen dan progesterone.

Menjelang menopause (pramenopause) perempuan akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, jumlah dan lama menstruasi yang semakin sedikit. Perubahan ini biasanya terjadi secara bertahap dan bisa berlangsung selama 2-3 tahun. Bila perempuan tersebut tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan, maka perempuan tersebut dipastikan telah mengalami pascamenopause.

Tidak dapat hamil lagi karena menopause banyak diketahui dan disadari oleh perempuan Indonesia. Namun sedikit yang memahami menopause dan mendatangi dokter bila mereka mengalami gejala klimakterik akibat penurunan hormon estrogen.

Gejala klimakterik biasanya mulai dirasakan mulai masa pramenopause hingga pascamenopause. Gejala yang dirasakan antaranya haid yang tidak teratur, kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan (gejolak panas atau hot flashes), gangguan suasana hati, sulit tidur, jantung berdebar, pusing dan mudah pingsan, pengeringan dan penipisan pada vagina, libido menurun dan tidak bisa menahan buang air kecil. Gejala-gejala ini biasanya dapat menimbulkan stress dan berdampak pada penurunan kualitas hidup dan rasa percaya diri.

Selain itu keluhan jangka panjang akibat kekurangan horman estrogen saat menopause adalah osteoporosis (penurunan masa tulang), penyakit jantung / kardiovaskuler, demensia, stroke, mata kering dan kanker usus. Di Indonesia, osteoporosis adalah penyebab utama patah tulang pinggul dan tulang belakang & nyeri sendi pada perempuan menopause.

Prof. Dr. Ali Baziad, SpOG kepala divisi Imunoendrokrinologi Dep. Obgin FKUI/RSCM mengungkapkan rasa keprihatinannya akan penurunan kualitas hidup yang menurun drastis setelah perempuan tersebut tidak lagi mendapatkan haid. Banyak pasiennya yang datang dengan keluhan jantung berdebar, sulit tidur, rasa panas dan berkeringat berlebihan dengan membawa hasil laboratorium yang semuanya menunjukkan normal. Tak jarang pula ia menemukan pasien yang membawa lebih dari 10 jenis obat – obatan untuk mengatasi pelbagai keluhannya. Setiap obat tersebut habis, keluhannya datang lagi.

Satu pertanyaan penting yang diajukan oleh Prof. Ali adalah kapan keluhan tersebut mulai dirasakan, bila keluhan tersebut mulai dirasakan saat tidak lagi mendapatkan menstruasi, bisa dipastikan penyebabnya adalah karena berkurangnya hormon estrogen didalam tubuh. Maka obat yang diberikan adalah dengan menggantikan hormon estrogen alami dengan Terapi Sulih Hormon.


Ketakutan terhadap Terapi Sulih Hormon yang memicu terjadinya kanker payudara, dengan tegas dibantah olehnya. Pada kesempatan media edukasi Terapi Sulih Hormon; Meringankan Gejala Menopause, Tingkatkan Kualitas Hidup di Jakarta 10 Juli 2008, Prof. Dr. Ali Baziad, SpOG menegaskan bahwa kini terapi sulih hormon yang diberikan adalah terapi hormon estrogen terbaru yang sekaligus mengandung 1 mg estradiol dan 2 mg drospirenone, dimana hormon estrogen dengan yang diberikan adalah, alami dan sama persis dengan hormon yang ada dalam tubuh perempuan yaitu 17 Beta Estradiol dengan dosis yang lebih kecil. Sehingga berbeda dengan estrogen yang terbuat dari bahan sintetis seperti yang ada di pil KB yang dikabarkan meningkatkan risiko kanker payudara.

Terapi sulih hormon ini memberikan hasil yang lebih baik apabila mulai diberikan pada saat pramenopause, baik perempuan dengan keluhan maupun tanpa keluhan akan gejala klimaterik. Biasanya diberikan selama lima hingga delapan tahun. Selama mengkonsumsinya Prof. Ali mewajibkan pasiennya untuk melakukan pemeriksaan berkala yang meliputi pap smear setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali dan mammografi setiap 1 hingga 2 tahun sekali. Bila satu atau dua bulan gejala klimakterik tidak berkurang, maka kemungkinan pasien tersebut juga mengalami gangguan kesehatan akibat penyakit lainnya.

Namun terapi sulih hormon tidak dapat diberikan pada wanita yang pernah mengalami riwayat stroke, kanker payudara, resiko tinggi kanker payudara dan kanker darah , perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti, penyakit hati akut, penyakit pembekuan darah , diketahui atau dicurigai memiliki estrogen-dependent neoplasia, memiliki penyakit ginjal, selama nilai fungsi ginjal tidak kembali normal, hypertriglyceridaemia berat.

Tujuan pemberian terapi hormon ini bukanlah untuk menjadikan supaya haid datang lagi, dan bukan pula mencegah penuaan, namun ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan menopause dengan cara meringankan bahkan menghilangkan keluhan menopause, mencegah osteoporosis dan penyakit jantung koroner dan dementia atau pikun.

Tips dari Prof Ali, untuk mengantisipasi timbulnya gejala klimaterik dan penyakit yang mengiringi menopause bisa juga dengan mengonsumsi kacang merah, kacang kedelai, pepaya, dan bengkuang. Namun makanan ini harus sering dikonsumsi saat kita masih muda dan jauh sebelum memasuki masa menopause.


Manfaat & Keuntungan Klinis Terapi Sulih Hormon
1 mg estradiol dan 2 mg drospirenone

  • Cepat atasi gejala hot flushes 1
  • Perbaikan gejala keringat malam meningkat hingga 63%, dalam 4 bulan terapi 1
  • Perbaikan masalah tidur meningkat hingga 76%, dalam 4 bulan terapi 1
  • Insiden depresi, cemas, vagina kering, gejala kelainan berkemih berkurang bermakna 1
  • Berat badan terkontrol 1
  • Efektif mencegah osteoporosis postmenopause 2
  • Meningkatkan densitas mineral tulang
    • Tulang punggung, 7% 2
    • Total panggul, 4% 2
    • Total Seluruh tubuh, 3% 2
  • Menjaga kestabilan berat badan 3
  • Mencegah gejala yang diakibatkan oleh retensi air, seperti bengkak, perut gembung, sakit kepala, payudara kencang, dll 3
  • Mengontrol tekanan darah tidak naik 3.
1. Schurmann R, Holler T and Benda N, 2004. Estradiol and Drospirenone for climacteric symptoms in post menopause women; a double blind, randomized, placebo controlled study of safety and efficacy of three dose regimens, Climacteric; 7;189-196


2. Warming L, Ravn P, Nielsen T and Christiansen C 2004, Safety and efficacy of drospirenone used in a continuos combination with 17 beta estradiol for prevention of post menopausal osteoporosis, Climacteric;7;103-111


3. Fuhrmann U, Krattenmacher R, Slater E.R et al, 1996, The novel progestin Drospirenone and its natural counterpart progesterone: biochemical pfrofile and antiandrogenic potential,Contraception;54;243-51



Berita / artikel medicastore terkait lainnya:
Informasi penyakit menopause
Informasi penyakit Osteoporosis
Menopause Dini
Kelainan Gairah Seksual Pada Wanita
Pentingnya mengelola siklus reproduksi
Menopause & Hormone Replacement Therapy (HRT)

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.