Bekti-medicastore.com
26-06-2009

Mari Cegah Penularan HIV dari Ibu Hamil ke Bayi yang Dikandungnya

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bila virus HIV tersebut menjadi tak terkendali dan telah menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Virus HIV berbahaya bagi tubuh karena menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan virus, bakteri dan jamur yang menyebabkan penyakit infeksi. HIV menyebabkan tubuh menjadi rentan untuk terkena beberapa jenis kanker & infeksi yang biasanya secara normal dapat dilawan oleh kekebalan tubuh misalnya infeksi pneumonia & meningitis.

HIV sendiri dapat ditularkan melalui cairan vagina, air mani ataupun darah penderita HIV yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi melalui hubungan seksual, baik secara oral, anal maupun vaginal transfusi darah yang terinfeksi HIV pemakaian jarum suntik secara bersama-sama ataupun dari ibu hamil yang terkena HIV kepada bayi yang di kandungnya pada saat hamil ataupun saat melahirkan. HIV sendiri tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti : sentuhan, berpelukan, berciuman dan berjabat tangan.

Khusus untuk resiko penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang di kandungnya pada masa persalinan biasanya terjadi karena : adanya tekanan pada plasenta sehingga terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah bayi (lebih sering terjadi jika plasenta mengalami radang/infeksi), bayi terpapar darah & lendir serviks pada saat melewati jalan lahir atau karena bayi kemungkinan terinfeksi akibat menelan darah & lendir serviks pada saat resusitasi.

Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak Terkini

Pada hari selasa kemarin tanggal 23 Juni 2009 bertempat di Gedung Yustinus Lt. 14 Kampus Universitas Atmajaya Jakarta berlangsung acara simposium setengah hari mengenai Informasi Pengobatan HIV Terkini III : Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak Terkini. Acara yang diselenggarakan oleh yayasan Spirita bekerjasama dengan lembaga pengabdian masyarakat universitas Atmajaya itu menghadirkan nara sumber antara lain: Dr. Muh. Ilhamy, SpOG dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI serta dr. Anita Rachmawati, SpOG dari Bagian Obstetri Ginekologi FK UNPAD/RS. Hasan Sadikin Bandung.

Saat ini resiko penularan infeksi HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya dapat di perkecil melalui program PMTCT (Preventing Mother To Child Transmission of HIV) yang meliputi pemberian obat ARV selama kehamilan, pemilihan cara persalinan yang sesuai kondisi sang ibu dan pemilihan metode pemberian makanan pada bayi.

Konsep dasar intervensi PMCTC sendiri adalah :
  1. Kurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif.
  2. Turunkan viral load (muatan virus HIV) pada tubuh si ibu hamil melalui pemberian ART (Terapi obat Anti Retroviral).
  3. Meminimalkan paparan janin/bayi dengan cairan tubuh ibu HIV positif melalui pemilihan cara persalinan yang sesuai (baik kelahiran secara pervaginam ataupun persalinan melalui cara Sectio Caesarean Elektif/SC elektif).
  4. Optimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif.
Dahulu setiap ibu dengan HIV positif pasti akan selalu dianjurkan untuk melahirkan secara SC untuk menghindari resiko penularan HIV kepada bayi yang dikandungnya. Tetapi manfaat SC sendiri dapat terjadi bila yang dilakukan adalah prosedur SC elektif (bayi dilahirkan melalui operasi section caesarean pada saat usia kandungan 38 minggu / belum menunjukkan tanda-tanda kelahiran seperti pecah ketuban) dan apabila SC dilakukan sesudah terjadinya pecah ketuban maka resiko penundaan yang terjadi setiap jamnya akan sama dengan persalinan pervaginam. Dan karena persalinan pervaginam juga memiliki keuntungan tersendiri maka untuk saat ini persalinan pervaginam dapat dilakukan oleh ibu dengan HIV positif asalkan sang ibu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, yaitu:
  1. Sebelumnya telah dilakukan konseling kepada ibu dengan HIV positif & pasangan mengenai manfaat serta resiko dari persalinan pervaginam dan persalinan dengan SC elektif.
  2. Ibu dengan HIV positif selama masa kehamilannya teratur minum ARV, atau
  3. Muatan virus / viral load tidak terdeteksi pada tubuh ibu dengan HIV positif (untuk pemeriksaan muatan virus ini dianjurkan pada usia kehamilan 36 minggu keatas).
Mengenai pemberian makanan pada bayi, juga perlu dilakukan konseling kepada ibu dan pasangan mengenai masing-masing manfaat & resiko baik melalui pemberian ASI ataupun susu formula. Apabila pilihannya adalah untuk memberikan ASI eksklusif maka perlu dijelaskan mengenai manajemen laktasi (pemberian ASI yang benar untuk mencegah terjadinya lecet atau radang payudara & apabila puting sedang lecet/luka maka ASI tidak diberikan melalui puting yang lecet), sedangkan apabila pilihannya adalah susu formula eksklusif maka perlu dijelaskan mengenai syarat AFASS (susu formula harus dapat diterima, mudah dilakukan, harga terjangkau, berkesinambungan & aman) dan cara untuk mencapai AFASS tersebut. Pemberian makanan bayi secara kombinasi (ASI & Formula) sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan. Berikut adalah tabel manfaat dan resiko ASIE (ASI Eksklusif)-vs-SFE (Susu Formula Eksklusif).

 

Manfaat

Resiko

ASI Eksklusif

-Murah
-Mengandung zat-zat gizi yang diperlukan bayi
-Tidak memerlukan alat-alat khusus
-Jarang menimbulkan reaksi alergi pada bayi

-Kandungan virus HIV
-Luka/lesi pada payudara ibu berpotensi menularkan HIV ke bayi, kecuali kadar CD4 ibu tinggi (>500)

Susu Formula Eksklusif

-Resiko penularan HIV rendah
-Penyediaan dapat setiap saat

-Mahal (harus menyiapkan anggaran khusus)
-Memerlukan peralatan & keterampilan dalam menyiapkan
-Ada Resiko alergi pada bayi


Untuk lebih jelasnya mengenai penatalaksanaan obstetrik & pemberian makanan pada bayi untuk ibu dengan HIV positif ini dapat di konsultasikan pada dokter spesialis kandungan, terutama yang telah terlatih untuk merawat ibu hamil dengan HIV positif.

Dan bila ingin mengetahui lebih jelas tentang HIV & AIDS, berikut beberapa website yang dapat digunakan untuk mencari informasi :
  1. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
    http://www.aidsindonesia.or.id
  2. Yayasan Spirita
    http://spiritia.or.id
  3. Yayasan AIDS Indonesia
    http://www.yaids.com
HIV memang termasuk salah satu virus yang masih belum ditemukan pengobatannya saat ini, tetapi dengan pengobatan yang tepat & teratur, maka perkembangannya dapat dikendalikan. Yang terutama adalah kesadaran diri untuk mencegah menularkan ataupun tertular virus HIV.