Virus HIV berbahaya bagi tubuh karena menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan virus, bakteri dan jamur yang menyebabkan penyakit infeksi. HIV menyebabkan tubuh menjadi rentan untuk terkena beberapa jenis kanker & infeksi yang biasanya secara normal dapat dilawan oleh kekebalan tubuh misalnya infeksi pneumonia & meningitis.
HIV sendiri dapat ditularkan melalui cairan vagina, air mani ataupun darah penderita HIV yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi melalui hubungan seksual, baik secara oral, anal maupun vaginal transfusi darah yang terinfeksi HIV pemakaian jarum suntik secara bersama-sama ataupun dari ibu hamil yang terkena HIV kepada bayi yang di kandungnya pada saat hamil ataupun saat melahirkan. HIV sendiri tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti : sentuhan, berpelukan, berciuman dan berjabat tangan.
Khusus untuk resiko penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang di kandungnya pada masa persalinan biasanya terjadi karena : adanya tekanan pada plasenta sehingga terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah bayi (lebih sering terjadi jika plasenta mengalami radang/infeksi), bayi terpapar darah & lendir serviks pada saat melewati jalan lahir atau karena bayi kemungkinan terinfeksi akibat menelan darah & lendir serviks pada saat resusitasi.

Pada hari selasa kemarin tanggal 23 Juni 2009 bertempat di Gedung Yustinus Lt. 14 Kampus Universitas Atmajaya Jakarta berlangsung acara simposium setengah hari mengenai Informasi Pengobatan HIV Terkini III : Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak Terkini. Acara yang diselenggarakan oleh yayasan Spirita bekerjasama dengan lembaga pengabdian masyarakat universitas Atmajaya itu menghadirkan nara sumber antara lain: Dr. Muh. Ilhamy, SpOG dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI serta dr. Anita Rachmawati, SpOG dari Bagian Obstetri Ginekologi FK UNPAD/RS. Hasan Sadikin Bandung.
Saat ini resiko penularan infeksi HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya dapat di perkecil melalui program PMTCT (Preventing Mother To Child Transmission of HIV) yang meliputi pemberian obat ARV selama kehamilan, pemilihan cara persalinan yang sesuai kondisi sang ibu dan pemilihan metode pemberian makanan pada bayi.
Konsep dasar intervensi PMCTC sendiri adalah :
- Kurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif.
- Turunkan viral load (muatan virus HIV) pada tubuh si ibu hamil melalui pemberian ART (Terapi obat Anti Retroviral).
- Meminimalkan paparan janin/bayi dengan cairan tubuh ibu HIV positif melalui pemilihan cara persalinan yang sesuai (baik kelahiran secara pervaginam ataupun persalinan melalui cara Sectio Caesarean Elektif/SC elektif).
- Optimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif.
- Sebelumnya telah dilakukan konseling kepada ibu dengan HIV positif & pasangan mengenai manfaat serta resiko dari persalinan pervaginam dan persalinan dengan SC elektif.
- Ibu dengan HIV positif selama masa kehamilannya teratur minum ARV, atau
- Muatan virus / viral load tidak terdeteksi pada tubuh ibu dengan HIV positif (untuk pemeriksaan muatan virus ini dianjurkan pada usia kehamilan 36 minggu keatas).
|
Manfaat |
Resiko |
ASI Eksklusif |
-Murah |
-Kandungan virus HIV |
Susu Formula Eksklusif |
-Resiko penularan HIV rendah |
-Mahal (harus menyiapkan anggaran khusus) |
Untuk lebih jelasnya mengenai penatalaksanaan obstetrik & pemberian makanan pada bayi untuk ibu dengan HIV positif ini dapat di konsultasikan pada dokter spesialis kandungan, terutama yang telah terlatih untuk merawat ibu hamil dengan HIV positif.
Dan bila ingin mengetahui lebih jelas tentang HIV & AIDS, berikut beberapa website yang dapat digunakan untuk mencari informasi :
- Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
http://www.aidsindonesia.or.id - Yayasan Spirita
http://spiritia.or.id - Yayasan AIDS Indonesia
http://www.yaids.com