Bekti-medicastore.com
23-03-2010

Kenali Lebih Dekat Kanker Kolorektal

Mendengar kata kanker, maka yang terbayang di benak kita adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan, seakan-akan apabila dokter telah mendiagnosa adanya penyakit kanker maka vonis kematian akan dijatuhkan saat itu juga. Tetapi ternyata banyak yang belum mengetahui bahwa penyakit kanker sebenarnya dapat disembuhkan…..yup benar, disembuhkan !. Asalkan penyakit kanker tersebut diketahui sejak stadium dini sehingga belum luas penyebarannya serta diobati dengan tepat dan cepat. Oleh karena itu deteksi dini mengenai adanya suatu masalah pada tubuh sangat penting, karena hal tersebut dapat menentukan keberhasilan terapi dan tentunya juga adalah tindakan pencegahan yang dapat dilakukan supaya kita tidak terkena kanker.

Menandai bulan maret ini sebagai bulan peduli kanker kolorektal, maka YKI (Yayasan Kanker Indonesia) mengadakan acara media workshop mengenai penatalaksanaan kanker kolorektal yang dilangsungkan di sekretariat YKI, JL. DR. GSSY Ratulangi, Jakarta pada 17 Maret 2010 lalu. Hadir sebagai nara sumber adalah DR. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, KHOM salah satu pakar kanker di Indonesia serta dr. Endang Sudarman, SpOG. Salah seorang survivor kanker kolorektal.

CIMG2196
Ki-ka : DR. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, KHOM; Dr. Endang Sudarman, SpOG

Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang daerah usus besar (kolon) dan daerah di antara usus besar dan anus (rektal). Karena kedua daerah tersebut memiliki banyak persamaan, maka sering bersama-sama disebut dengan kanker kolorektal. Kanker kolorektal ini menempati urutan ke-3 jenis kanker yang paling sering terjadi di dunia, menurut data WHO sendiri, diperkirakan sekitar 700.000 orang meninggal karena kanker kolorektal ini setiap tahunnya yang berarti sekitar 2.000 orang meninggal setiap harinya.

Kanker kolorektal lebih banyak terjadi pada kelompok usia > 50 tahun dengan frekuensi yang sama antara pria dan wanita. Meskipun demikian kanker kolorektal ini dapat juga terjadi pada kelompok usia < 40 tahun dengan insiden yang bervariasi. Di Amerika dan Eropa, jumlah insiden kanker kolorektal pada kelompok usia < 40 tahun mencapai 2-8 %, sedangkan di Indonesia menurut data dari bagian Patologi Anatomi FKUI tahun 2003-2007, jumlah pasien kanker kolorektal dengan usia < 40 tahun mencapai 28,17 %. Angka yang mengejutkan sekali karena sebenarnya kanker kolorektal ini merupakan jenis kanker yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup terutama makanan.

Ditengarai yang menjadi penyebab utama kenapa kanker tersebut mulai banyak meyerang usia produktif di Indonesia adalah karena adanya pergeseran gaya hidup yang terjadi saat ini. Dimana dengan meningkatnya tingkat pendapatan, maka orang semakin konsumtif dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan protein ataupun serba instan. Menjamurnya restoran fast food di setiap tempat serta aktifitas fisik yang makin berkurang juga menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Berikut adalah beberapa faktor resiko terkena kanker kolorektal :
  1. Kebiasaan makan yang salah (asupan makanan yang tinggi lemak dan protein serta rendah serat).
  2. Obesitas/kegemukan.
  3. Mempunyai riwayat keluarga penderita kanker (baik kanker kolorektal, payudara, ovarium atau uterus).
  4. Pernah memiliki polip di usus.
  5. Usia (resiko meningkat pada usia > 50 tahun).
  6. Jarang melakukan aktifitas fisik.
Menurut DR. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, KHOM “ Selain deteksi dini, pembekalan pengetahuan yang cukup mengenai perihal kanker kolorektal sangatlah penting. Contohnya banyak yang masih belum mengetahui apa sebenarnya kanker kolorektal tersebut, padahal bila masyarakat mengetahui gejala-gejala kanker kolorektal dan faktor resikonya, mereka dapat mencegah dengan memiliki pola hidup yang sehat ”.

Salah satu gejala yang perlu untuk mendapat perhatian adalah adanya darah pada feses kita (walaupun hal tersebut dapat juga terjadi karena adanya wasir, tetapi darah dalam feses bukan merupakan hal yang normal dan harus diperiksa ke dokter secepatnya). Selain itu gejala lain yang perlu diwaspadai adalah adanya perubahan konsistensi feses yang terjadi secara berulang dan terus menerus.

Berikut gejala-gejala kanker kolorektal :
  1. Pendarahan pada usus besar, ditandai dengan adanya darah pada feses saat buang air besar.
  2. Perubahan kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi dan konsistensi BAB (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, berlangsung > 6 minggu.
  3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang.
  5. Perut masih terasa penuh meskipun sudah BAB.
  6. Anemia, terlihat pucat.
Seperti yang telah disebutkan diatas, deteksi dini kanker sangat mempengaruhi hasil akhir dari terapi yang dilakukan. Semakin dini kelainan tersebut ditemukan maka kemungkinan kesembuhannya juga akan semakin besar.

American Joint committee on staging for CRC (ColoRectal Cancer) menyebutkan bahwa apabila kanker tersebut ditemukan pada stadium I, maka tingkat 5-year survival nya mencapai 85-95 %; pada stadium II 60-80 %; pada stadium III 30-60 %; sedangkan apabila ditemukan pada stadium IV menjadi hanya < 5 %.

Berikut adalah beberapa cara deteksi dini yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengetahui adanya kanker kolorektal :
  1. Pemeriksaan rektal dengan jari.
  2. Pemeriksaan darah dalam feses.
  3. Endoskopi / Kolonoskopi.
  4. Virtual Colonoscopy atau CT Scan.
Pemeriksaan tersebut dianjurkan untuk dilakukan secara berkala setelah memasuki usia 50 tahun, atau apabila mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya dapat dilakukan secepatnya. Ingat, bahwa deteksi secara dini kanker tersebut sangat mempengaruhi tingkat penyembuhan dari pasien, jadi dengan perduli pada kondisi tubuh kita dapat mengetahui apabila ada masalah sejak awal.