Bekti-medicastore.com
28-04-2011

Susu Kedelai untuk Anak yang Alergi Susu Sapi

Salah satu perbedaan anak dengan orang dewasa adalah anak mengalami pertumbuhan & perkembangan, sedangkan pada orang dewasa hanya mengalami perkembangan saja. Yang dimaksud dengan pertumbuhan pada anak adalah bertambahnya ukuran fisik anak seperti berat badan, tinggi badan & lingkar kepala (volume otak) sedangkan perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan / fungsi individu baik fisis, kognitif, afektif & psikomotornya.

 

Pusat perkembangan pada anak adalah di otak, dengan periode emas pertumbuhan otak mulai dari trimester ke III kehamilan hingga anak berusia 3 tahun. Faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik (keturunan), asupan nutrisi & lingkungan. Untuk faktor genetik termasuk faktor yang tidak dapat dirubah, tetapi untuk faktor nutrisi & lingkungan (strimulasi) adalah hal yang dapat kita manfaatkan untuk memaksimalkan potensi anak. Salah satu sumber nutrisi penting pada anak.adalah susu, karena susu kaya akan kandungan mikro & makro nutrien yang diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak.

 

Demikian hal tersebut dijelaskan oleh nara sumber dr. Attila Dewanti, Sp.A., pada acara konfrensi pers mengenai “Alergi susu sapi bukan penghalang pertumbuhan anak”, yang diselenggarakan pada hari Rabu, 27 April 2011 di Hotel Gran Melia Jakarta.

 

 

alergi_sususapi

Pembicara  pada konfrensi  pers mengenai “Alergi susu sapi bukan penghalang pertumbuhan anak”

 

 

 

Pada 6 bulan pertama usianya, ASI eksklusif merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Setelah lewat usia 6 bulan, bayi perlu diberikan tambahan nutrisi lainnya untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Tetapi ada kalanya karena satu dan lain hal, ibu tidak dapat memberikan ASI kepada buah hatinya, sehingga diperlukan pemberian susu lainnya seperti misalnya susu formula yang terbuat dari susu sapi. Tetapi akan menjadi masalah bila ternyata sang bayi juga mengalami alergi terhadap susu sapi, sedangkan susu merupakan sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat.

 

Menurut Dr.dr. Zakiudin Munasir, Sp.A (K), alergi susu sapi merupakan kasus yang sering dijumpai pada anak. Sekitar 3-7 % balita mengalami alergi susu sapi, yang apabila tidak diatasi dengan baik, akan mengganggu tumbuh kembang sang anak.

 

“Alergi susu sapi pada anak bisa terjadi karena anak sensitif terhadap komponen protein susu sapi atau pada proses pembuatan susu sapi tersebut. Alergi susu sapi dapat terjadi apabila kekebalan tubuh anak bereaksi terhadap protein dalam susu sapi. Hal ini biasanya terjadi karena saluran pencernaan anak belum berfungsi dengan sempurna, sehingga protein susu sapi belum dapat dicerna atau dipecah dengan baik dalam tubuh”, tambahnya.

 

Pada anak yang hipersensitif, protein pada susu sapi tersebut dapat memicu terbentuknya zat antibodi yang disebut dengan immnoglobulin E (IgE). Antibodi IgE sendiri dapat memicu pelepasan histamin, yang akan menimbulkan reaksi alergi dalam tubuh. Reaksi alergi yang muncul akibat alergi susu sapi dapat beragam, antara lain kemerahan pada kulit, gatal, bengkak & eksim. Selain itu dapat juga timbul gangguan pada saluran pencernaannya seperti mual, muntah, diare & sakit perut sedangkan pada saluran pernafasannya dapat timbul gangguan yang berupa batuk-pilek berulang, sesak napas & asma.

 

 Pada anak yang mengalami alergi susu sapi sedangkan ASI juga tidak memungkinkan atau tidak mencukupi untuk diberikan, menurut dr. Attila dapat diberikan susu pengganti seperti misalnya susu berbahan dasar nabati.



“Susu pertumbuhan berbahan dasar nabati seperti isolat protein kedelai dirancang khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak, kemudian hasil studi klinis yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa susu yang berbahan dasar protein kedelai dapat menunjang tumbuh kembang anak secara optimal setara dengan susu sapi”, demikian penjelasan dari dr. Attila.

 

Untuk para orang tua, dihimbau untuk dapat mengenali & mengatasi alergi pada susu sapi yang terjadi pada anak, sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan optimal & terpenuhi kebutuhan nutrisi maupun stimulasinya.