dr.zaky hasan-medicastore.com
18-05-2015

Know Your Number! Cegah risiko terkena stroke, serangan jantung dan gagal ginjal

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang cukup tinggi angka kejadiannya di dunia. Angka kejadian bisa mencapai 25% dari jumlah penduduk. Dan angka tersebut juga meningkat seiring meningkatnya usia seseorang . serta penyebab kematian yang cukup tinggi. WHO melaporkan bahwa hampir separo kejadian serangan jantung didasari oleh tekanan darah yang tinggi.

Efek hipertensi ini tidak dirasakan seketika, akan tetapi berakibat pada kerusakan organ-organ vital di kemuadian hari. Butuh waktu yang lama dan berjalan secara terus menerus, sehingga hipertensi dianggap sebagai penyakit silent killer atau pembunuh dalam diam. Hipertensi sering muncul tanpa gejala, dan dapat perlahan mengancam nyawa penderitanya. Oleh karena itu, hipertensi lebih ditingkatkan perhatiannya.

Seminar "Know Your Number! Cegah risiko terkena stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal"

Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr Nani Hersunarti, SpJP, FIHA, yang juga hadir pada kesempatan itu menyampaikan bahwa, "Penyakit ini disebut silent killer karena hipertensi biasa tidak menimbulkan gejala apa-apa, dan tiba-tiba sebabkan stroke, gagal ginjal, hingga serangan jantung. Data menunjukkan 50 persen orang tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Faktor lingkungan, stres, dan gen (keturunan) adalah penyebab utamanya," kata dr Nani, dalam temu media berjudul "Know Your Number! Cegah risiko terkena stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal", di Perki Hause Building, Jakarta Pusat.

"Kontrol tensi perlu karena risiko kematian akibat kardio naik dua kali setiap kenaikan tensi 20/10 mmHg. Sebaliknya, dengan penurunan angka sistolik hingga 10 menurunkan kematian akibat sakit jantung 30 persen dan kematian akibat stroke hingga hampir 40 persen," tambah dr Nani.

TEKANAN DARAH

  1. Tekanan darah normal, jika nilai sistolik/diastolik berada di bawah 120/80 mmHg
  2. Tekanan prahipertensi, jika nilai sistolik berada di antara 120-139 mmHg dan nilai diastolik berada diantara 80-89 mmHg
  3. Tekanan darah hipertensi, jika nilai sistolik/diastolik 140/90 mmhg atau lebih.

Tekanan darah secara teratur penting bagi mereka yang memiliki risiko hipertensi. Mengukur tekanan darah bisa dijadikan motivasi untuk terus memperbaiki gaya hidup yang memicu hipertensi, seperti kebiasaan diet tinggi garam hingga stres tak terkontrol.

Mengetahui tekanan darah tidak hanya dengan dokter, tapi juga bisa dilakukan sendiri di rumah bila memang diperlukan. Seperti yang diutarakan Dr dr Yuda Turana SpS, selaku Wakil Ketua 1 Indonesian Society of Hypertension (InaSH), “Kita dapat mengetahui tekanan darah harian atau Home Blood Pressure Measurement (HBPM). Ini dilakukan dengan alat pengukur tekanan darah, dua kali sehari, saat pagi dan malam. Lakukan pengukuran dengan duduk tenang," jelasnya.

Hipertensi bisa terjadi karena adanya faktor keturunan dan gaya hidup. Konsumsi garam berlebih pun bisa meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Meskipun, pada kenyataannya garam tidak hanya memengaruhi tingginya tekanan darah.

Dijelaskan dr Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA dari RS Harapan Kita, garam tidak hanya berpengaruh pada tekanan darah saja, tetapi bisa membesarkan sel otot polos dan otot jantung. Lalu, konsumsi garam berlebih juga bisa merusak fungsi endotel dan organ lain.

"Endotel ini lapisan sel di pembuluh darah, nah kalau ini rusak bisa jadi awal timbulnya plak di pembuluh darah. Selain itu, garam berlebih juga bisa menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah karena serat elastin bertambah," ia menambahkan "Asupan garam tinggi juga meningkatkan risiko kematian, tidak hanya risiko kejadian penyakit kardiovaskuler. Jadi, garam tidak hanya memngaruhi tekanan darah saja tapi juga ke seluruh organ," tutur dr Ann Lebih lanjut.

Pemantauan tekanan darah secara teratur harus diikuti dengan modifikasi gaya hidup. Menghindari rokok, kafein, gaya hidup sedentari, dan diet tinggi garam adalah beberapa cara untuk mencegah atau mengatasi hipertensi, sebelum lebih jauh mendapat bantuan pengobatan.

“Mengobati hipertensi pertama kali bukan dengan obat, tetapi lifestyle. Memang usaha ini sering kali sulit dilakukan, tetapi ini telah terbukti. Pasien sebaiknya tidak dianjurkan diberikan obat macam-macam kalau belum mampu mengubah gaya hidup,” kata dr Tunggul Situmorang Sp.PD KGH, pada kesempatan yang sama.

Berikut adalah lima langkah sederhana untuk mendukung upaya pencegahan dan pengelolaan hipertensi yang perlu Anda ingat. Terangkum dari seminar media Know Your Number! Cegah Risiko Terkena Stroke, Serangan Jantung dan Gagal Ginjal” :

1. Olahraga

Lakukan olahraga secara teratur karena ini bisa menurunkan kesempatan tekanan darah tinggi. Namun pilihlah olahraga ringan saat tekanan darah Anda sedang meningkat. Olahraga seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang bisa dibiasakan dan dilakukan 30-45 menit sehari. Aktivitas rutin diketahui mampu menurunkan tekanan darah sekitar 4-9 mmHg.

2. Mengontrol berat badan

Kegemukan telah dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti kolesterol dan gula darah tinggi. Mengendalikan kadar kolesterol dan diabetes juga penting untuk menjaga tekanan darah terkontrol. 

Upayakan berat badan pada kisaran indeks massa tubuh (berat per tinggi badan kuadrat) di antara 18 dan 23. Setiap penurunan 10 kilogram berat badan yang berhasil dicapai dapat menurunkan tekanan darah 5-20 mmHg.

3. Stop konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, mengakibatkan hipertensi. Peminum berat lebih rentan untuk terkait masalah menderita tekanan darah daripada yang lain. Penelitian telah menunjukkan bahwa peminum berat memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dengan hampir 4 mmHg dibandingkan non-peminum. Oleh karena itu, penting untuk menghindari alkohol untuk mengobati hipertensi.

4. Batasi asupan garam harian

Asupan garam berlebih dalam diet harian menjadi faktor tinggi penyebab hipertensi. Ketergantungan pada makanan berbumbu garam atau konsumsi makanan modern yang mengandung garam atau natrium tersembunyi harus dikurangi.

Penelitian menunjukkan, diet rendah garam dengan hanya 4,5 gram garam per hari bisa menurunkan tekanan 2 -8 mmHg. Bila Anda tidak merasa mampu mengurangi asupan garam secara drastis, maka lakukan secara bertahap.

5. Diet sehat berdasarkan DASH

Diet DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension harus bisa diadopsi mereka yang ingin menjaga kesehatan, khususnya dari kondisi hipertensi. Ahli kesehatan mengatakan, modifikasi ini mampu menurunkan tekanan darah sekitar 8-14 mmHg.

Diet ini dilakukan dengan banyak mengonsumsi buah dan sayuran, produk susu rendah lemak, biji-bijian, serta menghindari banyak konsumsi garam Natrium atau sodium, lemak trans, dan daging merah.

Gaya hidup dan lingkungan tidak sehat adalah faktor terbesar pemicu hipertensi. Oleh karena itu, modifikasi atau perbaikan gaya hidup merupakan hal yang penting untuk mencegah hipertensi, kata dr. Nani Hersunarti, SpJP, FIHA.