Orangtua dihimbau agar mengenali dan memahami ragam kelainan genital pada anak laki-laki sejak dini. Kelainan pada alat kelamin anak laki-laki sangat bervariasi, antara lain ukuran penis kecil (mikropenis); penis tidak muncul atau buried penis (umumnya karena tertutup lapisan lemak di bagian bawah perut); lubang kencing tidak normal, lubang terletak di bagian bawah (hipospadia); buah zakar (testis) yang tidak turun, dan lainnya. Jika menyadari adanya kelainan tersebut, orangtua dianjurkan untuk mengkonsultasikannya dengan dokter. Dalam jangka panjang, kelainan genital pada anak laki-laki yang tidak dikoreksi akan mengakibatkan dampak buruk, seperti infertilitas, tumor/ kanker, dan lainnya. Pada kasus anak laki-laki yang memiliki kelainan genital, orangtua harus cermat dalam merencanakan sunat untuk anak mereka. Sebelum tindakan sunat dilaksanakan, haruslah dilakukan pemeriksaan menyeluruh sebab dalam beberapa kasus khususnya buried penis dan Hipospadia sebaiknya tidak dilakukan sunat biasa melainkan memerlukan tindakan rekonstruksi tersendiri. Demikian beberapa kesimpulan yang disampaikan pada Seminar Media yang diselenggarakan RS Siloam Asri melalui Asri Urology Centre (AUC).
Para Pembicara Serta Moderator Acara Seminar Media "Kenali dan Pahami Kelainan Genital pada Anak Laki-Laki sejak dini"
Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi RS Siloam ASRI dalam presentasinya hari ini mengungkapkan, “Diagnosa mikropenis ditegakkan jika ukuran penis anak yang baru lahir cukup bulan sangat kecil (kurang dari 2 cm) tanpa disertai kelainan struktural penis lain. Kasus mikropenis disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor hormonal sejak anak masih dalam kandungan. Jika penyebabnya adalah gangguan hormonal maka akan menghambat kerja androgen khususnya testosteron dan dihidrotestosteron. Hal ini terutama akan mengganggu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ kelamin luar dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki.
Namun demikian, ukuran penis dapat juga terlihat kecil karena penis tidak muncul atau inconspicuous penis. Ada beberapa jenis kelainan yang termasuk dalam kelompok ini, yaitu buried penis (penis yang terbenam), webbed penis (kulit kantung zakar bersatu dengan kulit yang menutupi bagian bawah penis) dan trapped penis (penis yang tidak muncul pasca tindakan). Terdapat 2 faktor penyebab dari kasus ini, yaitu karena kelainan pada jaringan ikat dan lapisan lemak di bagian bawah perut akibat obesitas sehingga disarankan untuk cermat dalam melihat kasus ini agar dapat memberikan terapi yang tepat.”
buried penis
webbed penis
trapped penis
Sumber : http://medicastore.com
Dalam presentasinya, ia menguraikan, “Pada kasus hipospadia, letak lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti layaknya tetapi berada lebih bawah/lebih pendek. Sebagian besar anak dengan kelainan hipospadia memiliki bentuk batang penis yang bengkok. Penyebab hipospadia sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Hipospadia merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan. Angka kejadian hipospadia pada anak sebesar 1 banding 250-300 jumlah kelahiran bayi laki-laki hidup. Hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit namun menyebabkan gangguan saat berkemih. Selain itu setelah dewasa dapat menyebabkan gangguan pada fungsi reproduksi saat ejakulasi, berkenaan dengan bentuk penis yang melengkung saat ereksi sehingga terjadi kesulitan penetrasi penis saat berhubungan badan dan gangguan pancaran ejakulasi. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, saat ini hipospadia dapat disembuhkan melalui tindakan rekonstruksi.”
Ia melanjutkan, ”Kasus testis yang tidak turun (undescended testis) juga sering dijumpai pada anak laki-laki. Pengertian testis yang tidak turun adalah testis yang tidak turun ke dalam posisi yang seharusnya (skrotum) sebelum anak dilahirkan. Testis terbentuk di dalam perut saat perkembangan janin yaitu pada minggu terakhir menjelang kelahiran. Kasus ini lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir prematur karena proses turunnya testis seringkali belum sempurna. Kelainan ini dapat dipantau oleh orangtua apabila melihat kantong testis anak kosong atau penampakan kantong testis tidak simetris. Apabila tidak segera dilakukan terapi penurunan testis, kasus ini dapat menimbulkan tumor bahkan kanker.”