Scientific Medicastore
03-10-2006

Seminar PESAT 6 - Menilai Perkembangan Anak, Asi Eksklusif & Breastfeeding Father, Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada hari Sabtu, 9 September 2006 Medicastore diundang untuk meliput Seminar mengenai ASI yang merupakan sesi kedua paket ceramah bagi orang tua yang disebut sebagai Program Edukasi Orangtua Sehat (PESAT) 6 yang diselenggarakan oleh Yayasan Orangtua Peduli (YOP).

Sebenarnya, kegiatan edukasi kesehatan anak ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2003. Tujuan utamanya adalah Patient's safety dan Quality Health Care dimana sebagai konsumen, orang tua juga punya kewajiban. Kewajiban untuk membantu mewujudkan kondisi layanan kesehatan yang semakin hari semakin baik.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebutlah YOP menyelenggarakan paket kesehatan anak selama 6 bulan per angkatan disamping kegiatan lain seperti mailing list, web, talk shows di radio, artikel, dan ceramah di berbagai perusahaan.

Peserta yang hadir adalah anggota milis sehat dan masyarakat umum lainnya. Pembicara yang hadir yaitu:

  1. Ibu Luluk L Soraya
  2. Bpk Iwan Erlan
  3. Ibu Trinovi Riastuti
  4. Ibu Pudji Yulianti Sukri
Dengan moderator: Ibu dr Purnamawati, SpAK, MMPaed

Seminar yang dimulai jam 9 ini dibuka dengan sambutan dari dr Wati atau lebih akrab disapa Bunda Wati. Bunda Wati sharing mengenai kesehatan anak di Australia. “Di Rumah sakit sana, hampir tidak ada anak yang obes, langsing-langsing” kata Bunda Wati. Sedangkan di Indonesia, ada persepsi bahwa anak yang sehat itu anak yang gemuk, padahal sebaliknya, gemuk justru bukan suatu kondisi yang sehat. Selain itu, pemberian obat untuk anak-anak termasuk antibiotik, sangat berhati-hati, dan disadari pula bahwa yang lebih mahal tidak selalu pasti lebih baik.

Keuntungan mengikuti Program Edukasi Orangtua Sehat (PESAT) ini dianalogikan seperti “mendapat imunisasi agar antibodi kuat.” Maksudnya agar para ibu dan calon ibu tidak mudah panik dalam menghadapi persoalan kesehatan anak sendiri.

Seminar PESAT 6 ini berlangsung sampai pukul 14 dan dibagi menjadi 3 sesi dengan topik Menilai pertumbuhan anak, ASI/Klasi, dan Feeding MPASI. Uniknya, para pembicara merupakan peserta PESAT awal dan walaupun beberapa ada yang tidak memiliki background kesehatan, pembicara menguasai topik yang dibicarakan. Ini merupakan suatu kekuatan tersendiri.

Ketika seorang ibu/ayah berbicara mengenai pengalaman menangani masalah kesehatan anaknya, ketika ayah/ibu berbicara mengenai pengetahuan dasar kesehatan anak, maka, orangtua lainpun menyadari bahwa sebagai orangtua mereka bisa menjadi bijak dan cerdas. Orangtua lainpun menyadari bahwa, belajar pengetahuan kesehatan anak merupakan salah satu bentuk cinta kasih mereka kepada anak-anaknya.

Hal ini sangat mengembirakan karena memang sudah saatnya masyarakat memegang peranan penting dalam kesehatan dan dapat menjadi partner ahli medis untuk mengatasi problem kesehatan yang dihadapi. Forum ini tidak menutup kemungkinan bagi para peserta untuk belajar lebih dalam dengan bimbingan Bunda Wati.

A. Sesi Pertama : Menilai Petumbuhan Anak

Sesi pertama dibawakan oleh Ibu Pudji Yulianti Sukri dengan topik Menilai Pertumbuhan Anak. Dalam menilai pertumbuhan anak, banyak hal yang harus diperhatikan. Faktor berat badan hanyalah salah satu dari sekian banyak parameter yang dapat digunakan.

Parameter lain yang dapat dipakai diantaranya adalah :Bagaimana perkembangan motorik halusnya?.. Perkembangan Motorik Kasar?.. Apakah si kecil memberikan respons pada saat diajak “berkomunikasi? Bagaimana BAB dan BAK sikecil?

Banyak orang tua terlalu terpaku pada standar berat badan yang sering terdapat di beberapa publikasi dan langsung “panik” begitu Dokter mendiagnosa si kecil “kurang gizi” hanya karena berat badannya yang dianggap minumum. Anak yang gemuk tidak berarti sehat dan anak yang kuruspun tidak berarti tidak sehat.

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memonitor perkembangan berat badan sikecil adalah Growth Chart. Growth chart merupakan suatu tabel yang dapat digunakan untuk mengukur dan mendokumentasikan perkembangan berat badan dan tinggi badan seorang anak.

Growth chart dibuat berdasarkan pertumbuhan anak yang dipantau secara rutin. Data yang dibutuhkan adalah berat & tinggi badan anak yang di-plot ke dalam tabel Growth Chart. Kemudian dari growth chart tersebut dapat terlihat suatu tren atau pola pertumbuhan untuk tiap anak, sehingga orang tua dapat mengetahui secara dini apakah terdapat masalah atau pertumbuhan memprihatinkan.

Pada bulan April 2006, WHO telah mengeluarkan Growth Chart 2006 yang merupakan hasil survey dari 8.440 anak yang full asi selama 6 bulan dan mendapat MPASI > 6 bulan yang tersebar di 6 negara (Brasil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika Serikat).

“Banyak orang tua yang khawatir berlebihan dengan anak yang kurus karena takut kurang gizi, tidak sehat dan lain sebagainya. Seharusnya orangtua yang memiliki anak yang kegemukan harus ekstra khawatir,” ungkap Ibu Yuli.

Hasil penelitian ahli medis menunjukkan bahwa kegemukan (obesitas) pada anak dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung & kolesterol tinggi, hipertensi, sirosis hati (perlemakan hati), risiko osteoporosis usia dini dan menghambat perkembangan motorik anak.

Solusi bagi para orang tua untuk masalah obesitas diantaranya adalah dengan meningkatkan aktivitas anak, mengubah pola pikir “anak sehat adalah anak yang gemuk” dan menerapkan pola makan sehat.

B. Sesi kedua : ASI/Klasi

Sesi kedua membahas ASI/Klasi yang dibawakan oleh Bpk Iwan dan Ibu Luluk. Bpk Iwan merupakan contoh Breastfeeding Father. Maksudnya adalah bapak yang ikut andil mendukung istri menyusui bayinya. Dalam forum ini bapak Iwan menguraikan pengalaman pribadinya sebagai breastfeeding father.

“Bayi tidak bisa membuat sistem kekebalan tubuh sendiri,” ungkap Bpk Iwan. Kolostrum, cairan bening kekuningan yang keluar pada hari-hari pertama menyusui, mengandung zat kekebalan tubuh (imunoglobulin). Selain itu, ASI juga memiliki manfaat dapat meningkatkan kecerdasan anak.dengan zat kekebalan tubuh. Selain itu, ASI juga memiliki manfaat dapat meningkatkan kecerdasan anak.

Ayah memiliki peranan besar dalam proses menyusui. Bahkan, kesuksesan menyusui sangat ditentukan oleh peran serta ayah sebagai partner ibu. Bpk Iwan menyebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan breastfeeding fathers untuk ibu seperti:

  • Pastikan ibu merasa nyaman & rileks saat sedang menyusui
  • Periksa posisi bayi & latch on-nya
  • Pastikan ibu memiliki waktu tidur & istirahat yang cukup
  • Membantu pekerjaan rumah tangga
  • Menjaga & bermain bersama anak yang lebih tua
  • Menyemangati dan memijati ibu
  • Membantu ibu saat mengalami kesulitan dalam menyusui
  • Ciptakan jalinan komunikasi yang baik

Sedangkan hal yang bisa dilakukan untuk bayi seperti: menggendong bayi ke ibu saat bayi ingin disusui, menyendawakan bayi, mengganti popok, memandikan & menggendong bayi, memijat bayi, mengajak bayi berbicara, bermain, bernyanyi.

Selanjutnya, Ibu Luluk kembali menekankan pentingnya peran bapak sebagai breastfeeding father. “Lebih dari 90% keberhasilan ASI eksklusif dikarenakan peran bapak. Dan memang, umumnya, kegagalan ASI eksklusif merupakan suatu kondisi yang avoidable. Umumnya kegagalan ASI eksklusif disebabkan karena kurangnya support dari lingkungan dan kurangnya penguasaan ilmu ASI & Menyusui,” ujar Ibu Luluk.

Sebaiknya Ibu mempersiapkan diri akan ilmu dasar tentang ASI & menyusui kemudian transfer ke lingkungan terdekat ibu yaitu suami & keluarga sehingga dengan banyaknya dukungan, ASI akan sukses.

Dalam persiapan menjelang kelahiran, rumah sakit dengan fasilitas rawat gabung dimana ibu dan bayi berada dalam satu kamar menjadi penting. Hal ini disebabkan bayi terjamin hanya mendapatkan ASI saja dan ibu dapat meyusui bayi kapanpun bayi memintanya. “Ingatlah bahwa tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, kecuali ada masalah medis,” kata Ibu Luluk.

Saat melahirkan, susui bayi segera setelah lahir, dengan selambat-lambatnya 30-60 menit setelah lahir atau disebut dengan proses early latch on (proses masuknya areola ibu ke mulut bayi dengan posisi mengunci yang tepat hingga bayi dapat menyusu dengan baik). Berdasarkan penelitian terakhir, bayi yang mendapatkan ASI sesaat setelah lahir & belum dibersihkan akan memiliki kemampuan (refleks) menyusu yang baik pada ibunya.

Ibu Luluk banyak menjelaskan mengenai prinsip dasar menyusui dengan teknik yang tepat dan tips agar ASI eksklusif lancar bagi ibu bekerja. Bekerja bukan hambatan untuk ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Saat ini banyak sekali ibu bekerja yang sukses memberikan ASI eksklusif. Yang berbeda hanya trik dan teknik pemberian ASI selama ibu bekerja.

C. Sesi Ketiga : Feeding MPASI

Sesi ketiga dibawakan oleh Ibu Trinovi Riastuti yang membahas tentang Appropriate Feeding alias pola pemberian makan yang benar bagi bayi dan balita, termasuk Makanan Pendamping ASI (MPASI). Terdapat kelirumologi yang berkembang di masyarakat seperti :

  • senang memasukan tangan/benda lain ke dalam mulut berarti waktunya memberi MPASI
  • nasi tim adalah yang terbaik karena komplit dan praktis
  • badan tidak “sekel” berarti kurang asupan nutrisi
  • bila susah makan perlu diberi vitamin penambah nafsu makan
  • bila susah makan perbanyak susu atau berikan makanan cair

ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan dan MPASI diperlukan bila bayi memberikan tanda siap MPASI seperti kontrol yang baik, kepala & leher serta bisa duduk dengan pertolongan, mendapat cukup ASI tapi masih lapar. Perhatikan bahwa sampai usia 6 bulan, usus besar, ginjal & sistem syaraf belum sempurna untuk mencerna makanan padat.

Pemberian makan untuk bayi/anak merupakan proses latihan, petualangan, menyenangkan, variatif, makanan sehat seimbang, aturan main (duduk, jadwal, dsb), dan bukan sekedar memasukan nutrisi maupun untuk menaikkan berat badan semata.

Pemberian makan dilakukan berdasarkan prinsip dasar piramida makanan dengan banyak buah, sayur dan biji-bijian, kurangi lemak & kolesterol, batasi gula & garam (hindari gula & garam untuk bayi di bawah 1 tahun), kontrol terhadap porsi makan & kalori yang masuk, olahraga teratur. Amati tanda-tanda potensial anak alergi makanan seperti muntah, diare, ruam/merah-merah pada kulit, rewel dan buang angin terus atau kesulitan bernapas setelah konsumsi jenis makanan baru.

Seminar ini dihadiri oleh 80 peserta yang didominasi pasangan suami istri muda dan wanita hamil. Sesi tanya jawab sangat dimanfaatkan oleh para peserta yang antusias untuk bertanya masalah pribadi dan sharing pengalaman. Karena banyaknya pertanyaan, para pembicara dan Bunda Wati memberikan jawaban sampai pukul 14.00 melebihi waktu yang telah dijadwalkan panitia yaitu jam 13.00.



Untuk undangan liputan seminar dapat kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore