Sri - medicastore.com
10-05-2007

Seminar Demam Berdarah & Menyiasati Kualitas Nutrisi & Lingkungan

Demam berdarah seakan tidak pernah berhenti mengancam keluarga kita, khususnya kalangan anak dan bayi. Walaupun sudah dilakukan pencegahan baik oleh pemerintah maupun lingkungan sekitar, korban terus saja berjatuhan.

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengenal lebih jauh terhadap Demam Berdarah (DBD), Family’s Doctor mengadakan seminar interaktif pada Hari Sabtu, tanggal 5 Mei 2007 tentang cara pencegahan dan pengobatan DBD, baik dari segi lingkungan maupun dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan nutrisi.
Seminar ini hasil kerja sama antara free magazine Family’s Doctor dengan Brawijaya Women and Children Hospital. Menghadirkan pembicara:
1. dr. Prasna Pramitha, SpPD dan
2. dr. Phaidon L Toruan MM

Dihadiri bintang tamu Shelomita yang pada acara tersebut berbagi pengalaman tentang keluarganya menghadapi ancaman demam berdarah .

seminar_DBD
dr. Prasna & dr. Phaidon
Shelomita

dr. Prasna, salah satu dokter yang menangani pasien DBD di RS Brawijaya, menjelaskan bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictusbetina.

Untuk mendiagnosis DBD, perlu pengamatan yang cermat baik oleh dokter maupun keterangan dari pasien / keluarga pasien selain dibantu pemeriksaan laboratorium. karena gejalanya yang mirip dengan thypus, demam karena radang tenggorokan,dll.

dr. Prasna menyarankan untuk jangan meremehkan demam, sebaiknya waspada DBD, perbanyak minum dan perbanyak istirahat di tempat tidur, dan bila pasien mengalami demam (naik turun) selama 3 hari harus segera pasien datang ke Rumah Sakit terdekat untuk cek lab untuk melakukan serangkai tes yang sangat berguna untuk menegakkan diagnosa, seperti:

Test dengue blot IgG, bila positif, berarti pernah DBD saat lampau,
Test dengue blot IgM, bila positif, berarti saat ini sedang DBD, namun sayangnya selain biayanya mahal juga dapat deteksi bila infeksi virus sudah lebih dari 5 hari , maka tak jarang test ini diulang hari berikutnya bila hasilnya negative.
Test kadar thrombosit dalam darah dan
Test Elisa Salmonella typhi dari feses penderita untuk diagnosa thypus. (untuk test widal, rata – rata orang Indonesia hasilnya akan positif, karena sering jajan di sembarang tempat yang kurang terjamin kebersihannya).

Menurut kriteria WHO pada tahun 1997, Diagnosis DBD sebagai berikut:


1.
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik (naik – turun), pusing, sedikit sakit pada persendian, lesu, dan nafsu makan berkurang
2.
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:
-Uji tourniquet positif (>20 petekie dalam 2,54 cm2 di lengan bawah bagian depan dekat lipat siku). Petekie merupakan tanda perdarahan yang sering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari pertama demam.
-Tanda perdarahan dibawah kulit: bintik, bercak, bercak luas, selaput lendir, saluran cerna, bekas suntikan
-Muntah darah dan tinja berwarna hitam
3.
Trombosit turun sampai < 100.000/mm3 (Kadar trombosit menurun pada hari ke-3 sampai ke-5 mulai demam), untuk normal trombosit 140.000 – 150.000/mm3
4.
Terdapat minimal satu dari tanda kebocoran plasma:
-Hematokrit meningkat > 20% dibanding hematokrit rata – rata pada usia, jenis kelamin & populasi yang sama
-Hemaktrokit turun hingga > 20% dari hemaktrokit awal, setelah pemberian cairan
-Terdapat cairan dalam selaput paru – paru, selaput jantung, cairan dalam rongga perut dan kadar protein rendah.
Demam Berdarah dibagi dalam 4 derajat tingkat:
Derajat I.
Demam dengan gejala yang tidak khas, manifestasi perdarahan hanya berupa uji tourniquet positif dan / atau mudah memar
Derajat II
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan
Derajat III
Terdapat kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah atau hippotensi, disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah
Derajat IVTerjadi syok, Renjatan tekanan darah dan nadi tidak teratur.

DBD Derajat III dan IV digolongkan dalam Sindrom Renjatan Dengue.

Untuk pasien DBD yang ditangani oleh dr. Prasna di Brawijaya di Women and children Hospital, rata – rata datang dengan pasien dalam kondisi Derajat I dan II, Hanya 1 pasien yang datang dalam keadaan syok (derajat IV), namun kebetulan ditangani oleh dokter lainnya.

Semakin kecil tingkat derajat pasien diketahui menderita DBD dan segera datang ke Rumah Sakit, semakin besar tingkat kesembuhannya, Untuk itu perlu Kita mengenal gejala DBD dan meningkatkan kewaspadaan DBD (WHO-SEARO Regional Publication 2003), seperti:

Waspada DBD
1.
Mengetahui Zone epedemik DBD yang makin meluas, Seluruh Wilayah Indonesia dan sebagian besar benua Asia dan Afrika termasuk dalam zone epedemik
2.
Perlunya tindakan pencegahan bila Anda melakukan perjalan ke daerah endemik demam berdarah, seperti menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, penggunaan lotion anti nyamuk, dll
3.
Segera mengenali secara dini diagnosa DBD dan dipilah berdasarkan stadium. Ringan (derajat I dan II), Infeksi berat (derajat III dan IV)
4.Untuk Stadium Berat ditandai syok dengan atau tanpa perdarahan. Sehingga perlu dirawat intensif untuk mencegah kefatalan akibat ireversibel dari sel dalam organ utama tubuh seperti ginjal, otak, hati dan paru.

Seperti yang kita ketahui, penularan DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypty betina ke yang telah menggigit penderita DBD. 1 Nyamuk yang mengandung virus dengue dapat menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu yang sangat singkat. Virus dengue yang masuk akan mengeram selama 4-5 hari dan menyebabkan demam.

Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypty: siklus_nyamuk

Siklus hidup :Telur - larva= 2-3 hr, larva - pupa 4-5 hr, pupa - nyamuk dewasa 1-2 hr
Telur:
Ada pada dinding kontainer tepat diatas permukaan air.
Jumlah telur selama hidupnya berjumlah 600 - 800 butir.
Lama hidupnya 3-4 Minggu.
Larva:
Berkembang biak pada air jernih yang dasarnya bukan tanah. Jentik nyamuk selain hidup di air, juga bisa bertahan hidup di tempat kering, maka itu diperlukan pemberian abate untuk membunuh jentik tersebut.
Pupa:
Dibawah permukaan air.
Nyamuk Dewasa :
Aktif: Pagi jam 07.00 - 12.00 WIB dan Sore jam 15.00 - 17.00 WIB
Hinggap pada benda benda yang menggantung.

Terapi pengobatan DBD.

Menurut dr. Phaidon yang aktif di PASTI (Perkumpulan Awet Sehat Indonesia) dan Nutrition coach Atlet Angkat Berat Indonesia untuk ASEAN Games, DBD yang disebabkan oleh virus dengue menyebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran, trombosit merembes keluar sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit.
Untuk itu Terapi Utama adalah mempertahankan cairan tubuh dengan memberikan asupan cairan dan elektrolit pada penderita DBD.

Oleh karena itu tidak heran bila dimasyarakat kita ada mitos yang menyebutkan jambu merah atau diberikan berupa jus (tanpa biji) membantu proses penyembuhan DBD.

Sebenarnya cairan dan kandungan Vitamin C yang tinggi inilah yang memiliki peranan. Secara medis, Jambu Merah mengandung 180 mg vit C per buah, selain membantu menambah cairan juga membantu system kekebalan, karena vitamin C berfungsi sebagai antioksidan.

Yang perlu diingat adalah tidak ada pengobatan untuk virus, kecuali daya kekebalan tubuh yang melawan virus. Dan pada kesempatan ini dr. Phaidon juga menjelaskan lebih jauh mengenai NUTRACEUTICAL, yaitu Nutrisi untuk mencegah penyakit lengkap dengan tips meningkatkan kekebalan tubuh dengan nutrisi yang baik.

KEKEBALAN PRIMA DAN KUALITAS JARINGAN OPTIMAL
membantu meringankan tubuh dalam menghadapi penyakit.

Selain Terapi Utama tersebut, penderita DBD diperlukan terapi yang sama pentingnya, yaitu:
Terapi Non Farmakologis, yaitu tirah baring dan makan lunak
Terapi Farmakologis, (diberikan atas anjuran dokter), seperti:
-
Simtomatis: pengobatan terhadap gejala klinis misalnya pemberian antipiretik seperti parasetamol bila demam
-
Cairan intravena: ringer laktat atau ringer asetat 4-6 jam/kolf
-
Cairan Koloid/plasma ekspander pada DBD derajat III dan IV
-
Bila diperlukan diberikan transfusi trombosit dan komponen darah sesuai indikasi, Tidak semua DBD memerlukan tranfusi
-
Pertimbangan heparinisasi pada DBD derajat III dan IV dengan koalugasi intravascular diseminata (KID)
Berikut Pencegahan DBD yang perlu kita lakukan bersama:
1.
Ganti air dalam vas dan pot bunga minimal 2 hari sekali
2.
Tambahkan insektisida abate ke dalam air
3.
Balikkan semua barang yang dapat menampung air
4.
Bersihkan daun-daun yang menutup jalan air, taruh abate dibatas atap sekurangnya 1 bulan sekali
5.
Bila Pergi Berlibur, tutup lubang kabar mandi dgn plester
6.
Tutup Toilet, dan tambahkan abate ke tempat yang dapat menampung air
7.
Beritahu teman, keluarga, tetangga akan bahaya DBD, agar semua melakukan pencegahan secara bersama , seperti pembersihan lingkungan bersama
9.
3M: Menguras, Menutup dan Mengubur
8.
PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk), diantaranya melakukan Fogging dengan benar untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypty dewasa (kemampuan terbang 100m - 400m. Misalnya penggunakan obat fogging dan pencampuran yang benar, dan Luas area fogging minimal 400 m2.
9.
3M: Menguras, Menutup dan Mengubur
10.Untuk mencegah gigitan nyamuk,
-Pakai baju lengan panjang, celana panjang dan kaus kaki
-Gunakan anti nyamuk (lotion/semprot), tidur dengan kelambu
-Manfaatkan tanaman pengusir nyamuk; seperti Zodia (dalam ruangan), Geranium (luar ruangan), Lavender dan Serai wangi ( luar dan dalam ruangan)


Artikel terkait lainnya:
Fogging, upaya sia-sia dalam penanggulangan demam berdarah?
Profil nyamuk Aedes dan pembasmiannya
Kemiripan DBD dengan penyakit lainnya
Deteksi dini dan tanda bahaya penyakit dbd

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.