Scientific Medicastore
29-05-2007

Peluncuran Susu Formula Wyeth Gold Series dengan Lutein seminar

Orangtua harus mewaspadai bahaya sinar biru terhadap kesehatan mata anak. Sinar biru dengan panjang gelombang cahaya 400-500 nm dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan luka fotokimia pada retina mata anak dan menyebabkan degenerasi macula yang terjadi pada saat dewasa.

Dalam jangka waktu yang pendek, dampak sinar biru dapat mengganggu kerja retina sehingga menghambat proses pembelajaran melalui mata. Sinar biru merupakan sinar yang bersifat paling merusak yang dapat mencapai retina.

Kamis, 24 Mei 2007 di Hotel Le Meridien, Jakarta, PT Wyeth mengadakan media edukasi tentang bahaya sinar biru terhadap kesehatan mata & kecerdasan anak. Hadir sebagai pembicara Dr. Rita S. Sitorus, PhD, SpM (K), dan Dr. Dwi Putro Widodo SpA(K) Mmed (Neuro Science).

Sinar Biru, Si Perusak

lutein
ki-ka: Dr. Rita S. Sitorus, PhD, SpM (K); PT Wyeth; Dr. Dwi Putro Widodo, SpA (K), Mmed; PT Wyeth.
Bayi dilahirkan dengan lensa yang relatif jernih/bening yang secara bertahap dan alami berubah menjadi kuning sejalan dengan usia. Risiko terbesar kerusakan akibat sinar biru dialami anak usia dini.

Sekitar 70-80% sinar biru dapat mencapai retina pada usia 0-2 tahun dan 60-70% pada usia 2-10 tahun, sedangkan sinar biru yang mencapai retina pada usia 60-90 tahun hanya mencapai 20%.

Bayi dan anak sangat berpotensi untuk terkena sinar biru dalam aktivitas sehari-hari. Selama ini orang tua tidak menyadari akan bahaya sinar biru terhadap mata bayi dan batita (bayi bawah tiga tahun) karena minimnya pengetahuan dari para orang tua tentang bahaya sinar biru.

Sumber sinar biru yang palng dekat dengan anak-anak adalah pancaran sinar matahari, pancaran sinar dari layar televisi, lampu neon, dan komputer.

Lutein, perlindungan dari sinar biru

Perlindungan terhadap bahaya sinar biru harus dilakukan sedini mungkin. Salah satunya adalah asupan lutein. “Lutein dapat membantu melindungi mata terutama retina mata dari kerusakan dengan cara menyaring sinar biru dan juga berperan sebagai antioksidan dengan cara menetralisir radikal-radikal bebas,”ungkap Dr. Rita S. Sitorus, PhD, SpM (K), Konsultan Pediatrik Opthalmologis/Spesialis Mata Anak Departemen Mata FKUI/RSCM Jakarta.

“Bagian luar fotoreseptor di dalam retina adalah bagian yang cenderung mudah terkena peroksidasi karena tingginya asam lemak. Bagian luar fotoreseptor inilah yang tinggi akan lutein. Lutein berperan sebagai antioksidan dan memberi perlindungan pada mata,” kata Dr. Rita.

Tubuh tidak bisa mensintesakan lutein, oleh karena itu kebutuhan lutein harus disuplai dari luar tubuh. Salah satunya dari makanan yaitu sayuran, buah, suplemen dan terutama dalam ASI.

Sangat disayangkan bahwa bahan makanan yang mengandung lutein biasanya tidak disukai, dan jarang dikonsumsi bayi dan batita. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% anak yang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan setiap harinya.

Kecukupan lutein pada makanan membantu menjamin perkembangan mata yang sehat pada bayi dan anak. Mata merupakan salah satu indra penting bagi proses belajar.

Mata berkaitan dengan kecerdasan

Menurut Dr. Dwi Putro Widodo SpA(K) Mmed (Neuro Science), Konsultan Neurology pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, “Fungsi penglihatan (visual) adalah salah satu bagian dalam perkembangan kognitif. Perkembangan visual adalah jendela dalam sistem kecerdasan dan menjadi petunjuk penting bagi kebutuhan nutrisi otak.”

“Ada beberapa nutrisi penting untuk menjaga kesehatan mata yaitu vitamin A, AA-DHA, taurine dan lutein. Lutein adalah jenis karotenoid alami dapat membantu melindungi mata bayi dan batita yang masih peka dari bahaya sinar biru. Lutein terdapat pada ASI dan juga sumber makanan lain seperti sayuran hijau dan buah berwarna kekuningan,” lanjut Dr. Dwi Putro.

Pada tahun 2005, Komite Evaluasi Gabungan untuk zat-zat tambahan pada makanan (ZECFA) dari WHO/CODEX menetapkan bahwa lutein dari bunga marigold aman untuk digunakan sebagai suplemen nutrien bagi makanan. WHO menetapkan Asupan Harian ang diperbolehkan (Allowable Daily Intake/ADI) sebanyak 2 mg per kg berat tubuh perhari, yang ribuan kali lebih besar daripada kadar yang terdapat pada susu formula.

Pada 2004, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA-US), menyetujui ketentuan dari pengakuan umum tentang keselamatan (GRAS) bagi lutein dari Tagetes erecta I sebagai zat nutrien bagi makanan bayi dan susu formula.

Dalam kesempatan ini, PT Wyeth meluncurkan susu formula Wyeth Gold Series yang kini telah diperkaya dengan kandungan 200 mcg Lutein per liter. Wyeth Gold Series adalah susu formula pertama yang telah mengandung Lutein yang bermanfaat bagi kesehatan mata.

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain kirim ke redaksi kami di fax. 021-7397069 atau redaksi@medicastore.